Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Pagi hari Listya sudah datang ke rumah Khasanah . Ia memasak untuk pasangan pengantin baru . Berhubung Khasanah belum keluar Listya segera menyelesaikan masakannya dan menata di meja makan . Setelah itu ia membersihkan peralatan memasak dan merapikan pada tempatnya .
Abraham baru saja masuk melihat istrinya menyelesaikan masakannya merasa lapar namun istrinya melarangnya karena Khasanah dan suaminya belum bangun .
"Anak-anak sudah berangkat sekolah ?" tanya Listya kepada suaminya yang sedang makan kue .
"Sudah ," jawab Abraham singkat .
Sedangkan di kamar terjadi perdebatan antara Khasanah dan Abdi . Keduanya sama-sama marah membahas masalah posisi tidur mereka yang saling berpelukan .
"Kamu sudah berani menyentuhku harus bertanggung jawab ," Khasanah menantang Abdi .
" Memang itu tugasku bertanggung jawab padamu kita sudah sah , Sayangku , " Abdi bersikap lembut .
" Au ah, " Khasanah turun dari tempat tidur pergi ke kamar mandi . Sedangkan Abdi tersenyum puas .
Di ruang makan mereka berkumpul menikmati sarapan pagi . Tidak ada obrolan ketika makan . Abdi merasa ada yang tidak beres melihat sikap Listya dan Abraham .
"Kenapa kalian repot-repot menyiapkan sarapan , kami pun bisa melakukannya ," kata Abdi melirik Listya dan Abraham .
”Tidak apa-apa kalian kan pasti capek lagi pula kami tidak merasa direpotkan karena keinginan kami sendiri , " sahut Listya sungkan .
" Om gak kerja ? " Khasanah melihat Abraham masih santai di rumahnya .
Abraham bingung padahal niatnya datang minta makan .
"Oh ini sebentar lagi berangkat ," jawab Abraham dengan cepat lalu menghabiskan makannya .
"Sayang , aku berangkat ya ," Abraham beranjak sambil berpamitan kepada istrinya lalu Khasanah dan Abdi .
"Oh iya , om hati-hati di jalan awas ada lubang ," pesan Khasanah menyindir Abraham .
Abraham terdiam mendengar perkataan Khasanah lalu menoleh melihat semua orang dengan perasaan tidak enak . Ia melihat istrinya tersenyum
"Ada apa nih ?" tanya Listya curiga .
"Tidak apa-apa kok , cuma mengingatkan saja ," jawab Khasanah lalu menghabiskan makannya dan mencuci piring kotor miliknya juga Abdi .
Abdi melihat sikap keluarga Khasanah hanya bisa diam memperhatikan saja .
Abraham melangkah pergi menuju motornya berangkat kerja . Listya mengikuti Khasanah meminta penjelasan atas apa yang ia katakan tadi .
"Jelaskan sama Tante , apa maksud perkataan mu tadi !" katanya menghadang Khasanah.
" Jelaskan bagaimana Tante ?" tanya Khasanah sambil menghembuskan napas kasar .
"Yang kamu katakan tadi pada mas Abraham ," jawab Listya mengintimidasi.
" Om kan mau berangkat kerja jadi harus hati-hati di jalan gitu maksudku , " jelas Khasanah kemudian masuk ke kamar lalu menutup pintu .
Abdi berdiri di belakang Listya tersenyum smirk . Ketika berbalik Listya terkejut ada Abdi di belakangnya langsung menghindar .
Abdi masuk ke kamar , ia terpana melihat kecantikan Khasanah yang sedang membuka jilbabnya menyisakan pakaian dalamnya saja karena mau berganti pakaian .
Khasanah tidak menyadari suaminya masuk kamar dengan santai ia berganti pakaian sedangkan Abdi berdiri dengan perasaan gelisah melihat tubuh indah milik Khasanah .
Abdi mendekatkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Khasanah . Lalu sebuah ciuman mendarat di bahu Khasanah . Khasanah akan berbalik tapi Abdi memeluknya dari belakang sambil menghirup aroma tubuhnya .
Tubuh Khasanah meremang mendapat sentuhan dari Abdi . Ia berusaha melepaskan diri dan abdi semakin memeluknya dengan erat membuatnya sulit bergerak .
"Biarkan seperti ini dulu , aku ingin mengenalmu lebih kamu tidak keberatan kan ! " suara Abdi terdengar parau di telinga Khasanah .
Khasanah merasakan sesuatu dalam tubuhnya ketika tangan Abdi menjelajahi tubuhnya dengan liar . Suara lenguhan dari bibirnya tidak mampu ia tahan .
Abdi membalikkan tubuh Khasanah dan menatap wajah Khasanah lekat dan dalam . Khasanah membalas menatap mata Abdi , lalu ciuman mendarat di bibirnya .
Sekilas namun lembut dan kenyal . Khasanah yang belum berpengalaman dalam berciuman merasa asing dan hambar .
"Inikah rasanya ciuman dengan suami halal ?" batin Khasanah . Beda dengan Abdi yang menikmati ciumannya dan menginginkan lebih .
"Stop ," pekik Khasanah ketika tangan Abdi memasuki area sensitifnya dan menjauhkan tubuhnya .
Abdi merasa kecewa melihat sikap Khasanah pergi ke kamar mandi begitu saja . Khasanah di buat bingung dengan Abdi .
"Apakah aku salah atau aku sudah bersikap kasar padanya . Jangan marah dong please baru juga mulai sudah salah ," gumam Khasanah merasa bersalah dan menyesal .
Khasanah memakai pakaian lalu melangkah keluar kamar . Ia akan pergi ke toko . Abdi keluar dari kamar mandi sudah berpakaian rapih dan sikapnya berubah cuek.
Khasanah menunggu di ruang utama sambil menerima chat dari kedua temannya sambil tertawa kecil .
"Ayo berangkat ," ajak Abdi berjalan lebih dulu menuju mobil yang sudah datang menjemputnya .
Khasanah mengakhiri chatnya lalu berjalan menyusul Abdi masuk mobil . Ketika dalam perjalanan keduanya saling diam dengan pikirannya masing-masing.
Sampai di toko Khasanah berpamitan dengan Abdi sambil mencium tangan . Abdi terkejut juga merasa asing dengan perlakuan istri padanya .
"Aku kerja dulu ya ," pamit Khasanah dengan senyum manis .
"Hati-hati ," pesan Abdi singkat sambil membelai jilbab istrinya .
Khasanah berjalan masuk toko di sambut oleh Yusuf yang akan keluar dari toko dengan wajah ceria .
Khasanah merasa heran melihat sikap Yusuf yang berbeda dari biasanya .
"Tumben pagi-pagi sudah kemari ada apa nih , curiga aku ," kata Khasanah sambil melihat ke dalam toko .
Yusuf mengikuti pandangan Khasanah . "Kenapa?"
"Tidak apa-apa, aku masuk dulu ya ," Khasanah masuk ke dalam toko . Ia mencari kedua temannya dan ternyata sedang di belakang menyelesaikan membuat kue .
"Selamat pagi Bu bos ," sapa Amel melihat Khasanah berdiri di ambang pintu .
"Pagi semuanya , semangat bekerja ya semoga laris manis ," ucap Khasanah sambil melihat kue yang sudah jadi kemudian membantu menyiapkan dan meletakkan di etalase .
"Gimana rasanya malam pertama ?" tanya Lidya menyenggol lengan Khasanah dengan genit .
"Malam pertama apaan gak jelas banget ," Khasanah merasa risih dengan pertanyaan Lidya yang aneh .
Khasanah tidak tahu menahu soal malam pertama yang ia pikirkan adalah bekerja bukan malam pertama , kedua , ketiga . Ia tidak tahu mau menjawab bagaimana dengan pertanyaan seperti itu .
"Khasanah yang namanya pengantin pasti malam pertama lah masa malam kedua ,mana ada ," sahut Lidya menjahili Khasanah .
" Iya tahu , masalahnya mau ngapain malam pertama segala?" tanya Khasanah santai ,
Melihat sikap Khasanah Lidya curiga kalau Khasanah belum melakukan malam pertama .
"Kamu itu aneh sekali deh , masa malam pertama tidak tahu sih . Gini ya malam pertama itu yang harus di lakukan pasangan pengantin baru adalah melepaskan saling membuka pakaiannya kedua saling berpelukan dan yang ketiga_ ,"Lidya menghentikan kalimatnya karena mendengar pekikan suara Khasanah .
" Stop jangan di teruskan aku ngerti sekarang ," Khasanah memotong perkataan Lidya yang terdengar vulgar ditelinganya .
"Beneran sudah ngerti ?" tanya Lidya mencari kejujuran melalui mata Khasanah . Khasanah hanya mengangguk .