NovelToon NovelToon
Istri Bodoh Tuan Mafia

Istri Bodoh Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Mafia / Roman-Angst Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Seyna Darma, gadis yang dianggap bodoh karena trauma kematian kedua orang tuanya, hidup dalam siksaan paman dan bibi yang kejam.
Namun di balik tatapannya yang kosong, tersimpan dendam yang membara.
Hingga suatu hari ia bertemu Kael Adikara, mafia kejam yang ditakuti banyak orang.
Seyna mendekatinya bukan karena cinta, tapi karena satu tujuan yaitu menghancurkan keluarga Darma dan membalas kematian orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 GAGAL

Di ruang makan Kael panik melihat Seyna masih tersedak hingga kedua bola matanya memerah.

"Alisha cepat bawakan minum!" tegas Jesika.

Kael segera berlari menepuk nepuk punggung Seyna agar makanan yang tersedak bisa keluar, untung saja dengan cara itu makanan yang tersedak bisa keluar.

"Astaga...syukurlah," gumam Jesika.

Seyna yang sudah cukup lega hanya tersenyum menatap ke arah Kael dan berkata dengan lembut.

"Terimakasih kak Kael," ucapnya wajahnya masih pucat.

Selang beberapa menit akhirnya Alisha kembali membawa satu gelas minuman, melihat Alishaa datang. Jesika segera menatap gadis itu dengan sinis.

"Dasar tidak berguna!bagaimana bisa kau lambat saat ada orang yang hampir kehilangan nyawanya!" tegas Jesika ingin menampar Alisha.

Tetapi sebelum tangan itu mendarat ke pipi Alisha, Seyna dengan polosnya segera memegang tangan Jesika.

"Tidak apa apa tante, Seyna sudah baik baik saja. Mungkin Alisha bingung cari minuman," ucap Seyna dengan lembutnya.

Jesika menurunkan tangannya, lalu meraih tangan Seyna dengan lembut.

"Tapi dia kalau tidak datang bisa saja mencelakaimu! ya sudah kamu minum ini dulu saja," ucap Jesika mengambil minuman dari tangan Alisha dengan kasar.

Alisha yang merasa tidak diperhatikan segera kesal. "Kenapa Seyna harus diperlakukan istimewa, padahal aku calon menantu keluarga ini!" tegas Alisha.

Kael menatap tajam ke arah Alisha, sedangkan Angela dan Amar hanya menatap ke arah Seyna dan menenangkannya.

"Kau pulang saja Alisha, biarkan Seyna disini untuk beberapa minggu!" tegas Jesika.

"Tapi tante.." ucap Alisha ingin menolak

"Tidak ada tapi tapi, Amar antar dia pulang kerumahnya!" Jesika segera melempar kunci mobil ke arah Amar agar membawa Alishaa pergi dari rumah itu.

Amar menoleh sekilas ke arah ibunya. Tatapan Jesika dingin, tak menyisakan ruang untuk bantahan. Tanpa berkata apa pun lagi, Amar meraih pergelangan tangan Alisha dengan kasar.

"Ayo," ucapnya singkat.

"Aku belum selesai bicara, Amar!" Alisha menahan, suaranya meninggi.

Namun satu tatapan tajam dari Amar membuat langkah Alisha terhenti. Ada sesuatu di mata pria itu bukan marah, melainkan lelah dan muak. Akhirnya, dengan geram yang ia telan sendiri, Alisha menurut dan melangkah keluar.

"Seyna aku pulang dulu," ucap Alisha datar.

Amar berjalan lebih dulu. Langkahnya cepat dan tegas. Alisha mengikuti dari belakang, hak sepatunya menghentak lantai, hatinya mendidih. Sesampainya di dalam mobil, suasana langsung membeku.

Alisha menoleh tajam. "Orang tuaku minta aku dan kamu sekalian jemput Seyna. Jangan bilang kamu nggak dengar dan ga mau Seyna pulang kerumahnya!"

Amar tak menjawab. Tangannya sibuk memutar kunci kontak.

"Amar!" Alisha menghantam lengan Amar dengan kesal.

"Kamu harus bantu aku. Aku butuh jadi bagian keluarga Wicaksana. Keluargaku juga bergantung sama ini! Tolong bantu aku Amar!"

Mesin mobil menyala. Amar menarik napas dalam, lalu menoleh.

"Aku nggak mau menikah sama kamu, Alisha. Tolong kamu ngertiin juga perasaanku!"

Kata-kata itu jatuh seperti pisau, walau Alisha sudah sering mendengar dari Amar. Tetapi ia tidak akan menyerah masuk menjadi bagian dari keluarga Wicaksana.

"Apa?kau tidak paham maksud ku tadi Amar?"suara Alisha bergetar.

"Aku bakal minta bantuan Kael buat ngebatalin pertunangan ini dan kau mulai sekarang jauhi saja kediaman Wicaksana," lanjut Amar dingin.

"Dari dulu aku sudah sayang sama seseorang. Dan sekarang dia sudah kembali, aku tidak pernah mencintaimu jadi tolong jangan paksakan keinginanmu ini!"

Wajah Alisha memucat, lalu memerah oleh amarah.

"Kamu pikir aku bakal terima begitu saja? Nggak. Aku nggak akan mau membatalkan pertunangan ini. Jangan mimpi!Apapun caranya kita harus menikah!"

Amar mendengus, menatap lurus ke jalan. "Terserah. Tapi aku sudah buat keputusanku."

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Darma, tak ada lagi percakapan. Hanya suara mesin dan napas Alisha yang tertahan antara marah, takut, dan panik. Mobil akhirnya sampai di depan kediaman Darma, Amar segera menghentikan mobilnya. Alisha membuka pintu dengan kasar dan turun. Amar menyusul tanpa menoleh.

Sebelum masuk ke dalam rumah, Alisha menoleh ke arah Amar. Matanya menyala oleh tekad yang berbahaya.

"Kalau aku tidak bisa bertahan di keluarga Wicaksana dengan cara baik-baik maka aku akan bertahan dengan caraku sendiri!" gumam Alisha.

Amar segera masuk ke dalam rumah itu, ia mau bertemu dengan om Dirga dan tante Reni.

"Eh..Alisha dan Amar sudah disini," sapa Reni sat melihat putrinya datang bersama calon menantunya.

Reni menatap ke arah belakang mereka untuk mencari tahu apakah Seyna sudah pulang atau belum. Amar segera berjalan mendekat ke arah Reni yang sedang menatap kearah belakang mereka.

"Maaf tante, Seyna diminta mama buat nginap di kediaman Wicaksana selama seminggu," ucap Amar cepat.

Mendengar itu senyum di raut wajah Reni mulai memudar, lalu menatap tajam ke arah sang putri yang tidak bisa membawa Seyna kembali.

"Dasar anak bodoh itu,"gumam Reni.

"Nanti kalau Seyna mau pulang, biar saya yang antar tante. Saya mau pamit dulu, terimakasih," ucap Amar sambil menunduk.

Reni segera mengubah ekspresinya lalu meminta Amar untuk minum dulu.

"Baiklah, saya minta tolong jaga Seyna ya. Takutnya dia malah merepotkan kediaman Wicaksana," ucap Reni.

"Nak Amar sini makan dan minum dulu."

Amar menggeleng lalu bersaliman dengan Reni dan bergegas untuk pulang kembali ke rumahnya. Setelah Amar sudah benar benar pergi, Reni segera mendekat ke arah sang putri.

"Kau ini membawa gadis bodoh pulang saja tidak bisa!"tegas Reni dengan kesal.

Alisha yang dimarahi hanya menunduk.

"Kau tahu masalah apa yang bisa terjadi jika gadis itu masuk ke kediaman Wicaksana!" ucap Reni kesal.

Alisha menggenggam ujung bajunya erat, menahan getar di tangannya. Ia mengangkat wajahnya perlahan, memberanikan diri membela diri.

"Aku sudah mau ngajak Seyna pulang, Bu," ucap Alisha lirih namun berusaha tegas.

"Tapi tadi Seyna tersedak. Tante Jesika panik dan langsung minta Seyna tinggal beberapa hari di sana."

Reni menatapnya tajam, seolah menilai apakah putrinya berkata jujur atau tidak.

"Aku nggak bisa membantah keinginan Tante Jesika,takutnaya dia akan tidak menyukaiku," lanjut Alisha cepat.

"Kalau aku maksa, malah kelihatan nggak sopan. Makanya aku nurut saja dan pulang bareng Amar."

Reni mendengus kesal. "Alasan."

Namun raut wajahnya sedikit berubah. Ia memalingkan pandangan, seakan berpikir keras.

"Kau ini harus lebih pintar membaca situasi, Alisha," ucapnya dingin.

"Gadis seperti Seyna itu berbahaya kalau dibiarkan terlalu lama di sana."

Alisha kembali menunduk, bibirnya terkatup rapat.

"Sudah," lanjut Reni sambil melambaikan tangan.

"Masuk ke kamarmu. Aku tidak ingin melihat wajahmu sekarang."

"Iya, Ma," jawab Alisha pelan.

Ia berbalik dan melangkah menuju kamarnya dengan langkah berat. Begitu pintu tertutup, Alisha menyandarkan punggungnya, napasnya memburu.

....

MOHON DUKUNGANNYA JANGAN LUPA VOTE,LIKE,KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA TERIMAKASIHH

Jangan lupa follow buat tau kalau ada cerita baru dari othorrr!!

1
Bu Dewi
seru, lnjut lagi kak.. hehehhehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!