Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 - Bujukan Bapak Tampan
“Jangan menuduh hal tanpa bukti!”kesal Arum menendang pria itu.
Alaska menatap nya datar, dia tidak peduli Arum yang terus marah marah pada nya. Pria itu semakin mendekat dia menaik kan tangan kekar nya mengusap paha mulus gadis itu tangan nya semakin naik.
Arum yang kaget langsung menutup paha nya dengan kasar, membuat Alaska seketika melepaskan pelukan itu dia duduk dengan normal kembali mengusap wajah nya dengan kasar.
‘Arghh sial apa yang aku lakukan dia bocah!’ batin pria itu.
“Bapak mesum!”teriak gadis itu menendang Alaska.
“Jelaskan, kenapa kau ada di sini? Kenapa kau tidak datang ke sekolah? Apa kau kira sekolah tidak penting, ujian kelulusan hanya dalam kurun waktu 1 bulan lagi kau malah bekerja di tempat seperti ini,”tajam pria itu melirik Arum.
“Hubungan nya sama bapak apa? Emang bapak, bapak saya apa!”ketus pria itu kepada Arum.
“Yang bilang saya bapak kamu siapa? Saya bertanya sebagai guru kamu Arum, apa pantas seorang siswa SMA di sini umur belum legal.”ketus pria itu.
“Aku sudah 19 tahun!”teriak Arum emosi.
“Hah sudahlah tidak ada menjelaskan suatu hal yang tidak jelas dengan mu, kembali ke sekolah besok,”tajam pria itu kepada Arum.
Tidak ada jawaban sama sekali, Arum terdiam di sana. Alaska yang merasa tiba tiba gadis itu terdiam langsung memutar badan nya menatap Arum, tadi padahal berisik banget tiba tiba malah diam.
Alaska melirik Arum dia menunduk di sana dengan mengusap tangan nya yang ada di paha, pria itu menaik kan satu alis nya dengan bingung, kenapa dia tiba tiba diam hingga akhirnya gadis itu menangis.
“Huaaa hiks hiks hiks!!”gadis itu menangis sejadi jadi nya.
“Kenapa? Hei Arum kenapa kau menangis? Apa aku membuat mu takut, apa aku berlebihan?”kaget Alaska mendekat ke arah gadis itu.
“Hiks hiks! Bapak jahat,”teriak Arum menangis dengan keras nya.
Alaska seketika dengan bingung hanya menggaruk belakang kepala nya bagaimana ini? Kenapa gadis itu menangis? Kenapa dia, jika Alisa menangis biasa nya kakak nya itu minta di belikan cemilan.
Arum terus menangis membuat Alaska bingung, pria itu melajukan mobil nya dan berhenti di sebuah swalayan kecil dia turun di sana Arum masih menangis, entah apa yang gadis itu tangisi.
“Ini,”lempar Alaska memberikan es krim kepada Arum.
“Hiks hiks kenapa kasih es krim kok rasa stroberi mau rasa coklat!”tangis gadis itu kembali pecah.
“Astaga iya coklat!”teriak Alaska kembali keluar mobil dan membelikan nya yang baru.
Alaska kembali di sana membawa berbagai jenis rasa es krim dan memberikan nya kepada Arum gadis itu seketika tersenyum dan menikmati es krim itu, Alaska menghela nafas nya berat.
Untung saja dia sudah berhenti menangis, tiba tiba banget menangis padahal awal nya marah marah. Alaska menyandarkan wajah di setir mobil lalu arah mata nya menatap Arum yang menjilat es krim itu dengan nikmat sadar di lirik gadis itu kembali menatap Alaska, membuat Alaska membuang muka nya dan kembali duduk normal.
“Kenapa kau menangis? Apa ada yang salah?”tanya Alaska kepada gadis itu kembali.
“Aku menangis karena perut ku lapar hehe,”ucap Arum dengan lucu nya.
Seketika Alaska menepuk kening nya dengan pelan bisa bisa nya dia menangis karena itu, dia kira karena tingkah nya tadi. Alaska hanya diam menatap Arum gadis itu melirik Alaska lalu berkata.
“Kenapa kau tidak sekolah?”tanya Alaska kali ini lembut.
Arum awal nya diam dia menatap Alaska harus kah dia bercerita kepada Alaska tapi untuk seseorang yang mengenal nya saat ini hanya Alaska yang dia kenal selain kak Dian yang sudah dia percaya di kota ini.
“Aku di usir ibu, jadi aku tidak punya tempat tinggal. Kakak pemilik club itu menolong ku maka nya aku bekerja di sana pak, tapi Arum tidak ngelakuin apa apa kok cuman jadi pelayan aja,”jelas gadis itu dengan yakin.
“Di usir bagaimana?”tanya Alaska bertanya.
Gadis itu menarik nafas nya panjang lalu menceritakan semua nya tanpa terlewatkan dia bisa melihat wajah Arum yang menceritakan semua nya dengan amat jelas.
Dan mempraktek kan setiap gerakan nya, mendengarkan cerita Alaska sedikit kaget ternyata kehidupan gadis itu cukup berat. Tapi ternyata dia mampu bertahan sampai sekarang.
“Jadi kau tinggal dengan wanita pemilik club bernama Dian itu, sebagai ganti nya kau harus bekerja di sana?”tanya Alaska kepada Arum.
“Iya pak, jangan bilang siapa siapa ya. Arum ga ngapain ngapain kok, Arum kerja aja, Arum ga punya rumah lagi pak, Arum ga punya keluarga,”tunduk gadis itu dengan lesu.
Bisa bisa nya gadis itu menceritakan hal ini tanpa menangis dan hanya memasang wajah lesu sedangkan ketika dia lapar dia sampai menangis apakah kehidupan nya sangat berat, pria itu terdiam.
“Kembali lah bersekolah, kau tidak bisa meninggalkan pelajaran mu setidaknya hanya sampai SMA ini hanya sebulan lagi,”jelas pria itu kepada Arum.
“Tidak bisa pak, bagaimana Arum kembali. Kak Dian tidak memberikan izin juga,”jelas gadis itu.
“Apa itu masalah tempat tinggal dan makan?”tanya Alaska bertanya kepada Arum.
“Ya kira kira seperti itu,”jawab Arum dengan santai nya.
“Kembali lah urusan lain biar aku urus,”ucap pria itu kepada Arum.
“Tidak semudah itu pak? Lagi pula bapak ngapain ke club emang guru boleh ke club ya?”tanya gadis itu polos.
Alaska hanya terdiam dan berusaha menahan tawa bagaimana gadis itu bisa bertanya dengan wajah kebingungan dan lucu nya semua orang punya kehidupan pribadi maupun guru dokter apapun itu hak mereka.
“Semua orang punya hak pribadi,”jelas Alaska kembali.
“Tapi di sana minuman nya mahal loh pak emang gaji bapak bisa buat bayar minuman bapak?”tanya gadis itu dengan heran.
“Kau tidak lihat teman teman ku adalah orang kaya seperti tadi?”ucap Alaska mengingatkan hal itu.
“Kau benar pak mereka terlihat kaya,”angguk Arum mengatakan itu.
“Sudahlah ikuti aku saja, kau harus sekolah Rum. Berhenti dari pekerjaan mu,”bujuk pria itu.
“Apa yang aku katakan dengan kak Dian? Aku memiliki banyak hutang budi,”jelas gadis itu.
“Jangan pikirkan hal itu,”ucap Alaska.
Mobil pria itu melaju membelah jalanan ibu kota, gadis itu hanya bisa terdiam dia tidak bisa melawan lagi. Dia takut jika dia menolak Alaska akan melaporkan nya kepada komite sekolah ini termasuk hal buruk bukan.
“Semoga dia tidak memenjarakan ku,”