bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab23
Glekkkk
Suara pintu terbuka ummi fatimah menoleh kearah pintu terlihat Ning salwa berjalan kearah brangka dengan mengunakan abaya berwarna coklat dengan sebuah parsel buah ditangan nya
Perempuan itu selalu terlihat teduh, selalu memancarkan kecantikan wanita muslimah yang anggun.
" Ning Salwa"
" Assalamualaikum ummi"
" Waalaikum salam nak,kamu kesini?"
" Ia ummi maaf aku baru sempat menjenguk ummi,maaf kalau Abi dan ummi tidak bisa datang kesini karna mereka sedang berada diluar kota"
" Terimakasih nak, sudah mau repot datang kesini"
" Ngak ngerepotin sama sekali kok ummi"
Ning Salwa lalu meletakkan parcel buah diatas nakas, berdampingan dengan bubur ummi Fatimah yang belum tersentuh sama sekali.
" Lo ummi belum makan?"
" Boleh aku suapin ummi?"
" Ngak usah nak ummi takut ngerepotin kamu"
" Aku tidak repotko ummi"
Ning Salwa dengan telaten menyuapi ummi fatimah,ummi Fatimah merasa hangat dengan kelembutan Ning Salwa memperlakukannya.
Glekkkk
Suara pintu kamar mandi terbuka.
" Ummi apa mau makan buburnya seka..."
Suara Risa mengantung diudara mendapati Ning salwa sedang menyuapi ummi Fatimah, mereka tampak seperti menantu dan mertua yang begitu harmonis.
Ning Salwa tersenyum kearah Risa,Risa membalas senyuman indah itu .senyum yang selalu mampu membuat Risa membalasnya meskipun hatinya kini menolak kehadiran wanita itu.
Dengan langkah kikuk Risa berjalan mendekati Ning Salwa dan ummi Fatimah.
'"apa Ning salwa sudah sedari tadi berada disini?"
" Aku baru datang kok"
" Ohhhh" satu kata singkat yang keluar dari mulut Risa.
Ning Salwa lalu melanjutkan aktivitasnya menyuapi ummi fatimah.
" Sepertinya sudah cukup nak,ummi sudah sangat kenyang"
" Baiklah ummi"
Ning Salwa meletakkan mangkuk berisi bubur itu diatas nakas.
Selang beberapa menit kini giliran Gus Zai yang berdiri diambang pintu ketiga perempuan itu dengan reflek menoleh kearahnya.
" Assalamualaikum"
" Waalaikum salam" jawab mereka secara serentak.
Suasana tengang terasa mengudara,Gus Zai hanya menatap Ning salwa tanpa menoleh sedikitpun kearah Risa.
Lebih baik sekarang kita menjadi asing agar semuanya tidak semakin rumit
Risa menunduk menatap lantai dengan pantulan cahaya marmar yang berkilauan,ia tidak mau melihat Gus Zai dan Ning salwa saling berinteraksi.
Melihat cara mereka melempar pandangan satu sama lain hanya ada sorot kasih sayang dan cinta yang mereka pancarkan dan itu membuat hati Risa berdenyut sakit.
" Ning salwa ada disini?"
" Ia Gus,aku baru saja nyampai"
" Terimakasih kasih karna kamu sudah mau menjeguk ummi"
"Sama sama Gus" ucapanya dengan senyum tulusnya.
Kemudian seorang perawat juga nampak masuk keruangan ummi fatimah untuk memeriksa keadaan ummi Fatimah.
"Pagi ummi, bagaimana keadaannya sekarang?"
" Sekarang sudah agak mendingan sus"
" Syukurlah kalau begitu " ucap perawat itu dengan ramah sambil memperbaiki selang infus ummi fatimah,hingga netranya tertuju dengan Gus Zai dengan Ning Salwa.
" Masya Allah ini pasti anak dan menantu ibu ya terlihat sangat serasi, terlihat Sholeh dan Sholeha pasangan ini Masya Allah"
Mereka hanya tersenyum kikuk mendengar perkataan petugas kesehatan tersebut.tanpa ada satu pun yang menegaskan bahwa risalah istri dari Gus Zai.
Hati Risa berdenyut sakit jari jarinya saling bertaut dan meremas satu sama lain.
" Masya Allah ummi ini beruntung sekali anak perempuan ummi juga sangat cantik dan begitu telaten dalam merawat ummi" tunjuknya kepada Risa.
Risa hanya bisa tersenyum paksa kepada petugas kesehatan itu.
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa