Bayu, seorang remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri. Emosinya yang masih labil, membuat ia mudah tersulut emosi dan juga mudah terhasut.
Suatu malam, Bayu pulang dalam keadaan mabuk. Sang ayah yang kecewa dan marah, tanpa sadar memukulinya.
Termakan hasutan tetangga, Bayu tega melaporkan ayahnya dengan tuduhan kekerasan anak. Hubungan ayah dan anak yang sebelumnya sudah goyah, menjadi semakin buruk. Namun, pertemuannya dengan seorang gadis sedikit membuka mata hatinya.
Sebuah rahasia besar terungkap ketika ibunya pulang kembali ke kampung halaman setelah dua tahun menjadi TKW di luar negeri.
Apa rahasia besar itu?
Mampukah rahasia itu menyatukan kembali hubungan ayah dan anak yang terlanjur renggang?
Ikuti kisah selengkapnya dalam 👇👇👇
MAAFKAN AKU, AYAH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Operasi Senyap di Sekolah
.
Hari Senin yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pagi hari jam delapan, Bayu dan Pak Ahmad sudah duduk di ruang tunggu Puskesmas. Kecemasan masih terpancar jelas di wajah mereka, namun ada secercah harapan yang menyala di hati mereka. Mereka akan pergi ke RSUD dengan diantar oleh mobil Puskesmas.
Dokter Fahmi, dokter muda berparas rupawan itu datang dengan berkas medis Bayu di tangan, menghampiri mereka dengan senyumnya yang ramah.
"Selamat pagi, Pak Ahmad, Bayu," sapa Dokter Fahmi, dengan nada ceria. "Sudah siap untuk berangkat?"
Pak Ahmad mengangguk penuh harap, sementara Bayu hanya tersenyum tipis.
"Jangan khawatir, Pak, Bayu," ucap Dokter Fahmi, berusaha menyemangati mereka. "Semua akan baik-baik saja. Kita akan segera ke rumah sakit dan memulai perawatan untuk Bayu."
Dokter Fahmi membantu Pak Ahmad dan Bayu masuk ke dalam mobil. Kemudian, ia duduk di kursi pengemudi dan mulai menjalankan mobil.
Selama perjalanan, suasana di dalam mobil terasa hening. Bayu dan Pak Ahmad sibuk dengan pikiran masing-masing, sementara Dokter Fahmi fokus mengemudi.
Setelah menempuh perjalanan selama empat puluh lima menit, akhirnya mereka tiba di RSUD Dr. Soetomo, rumah sakit rujukan yang dituju. Bangunan rumah sakit itu tampak megah dan ramai dengan aktivitas orang-orang.
"Kita sudah sampai," ucap Dokter Fahmi, memarkirkan mobil di tempat parkir yang telah disediakan. "Ayo, kita turun."
Dokter Fahmi membantu Pak Ahmad dan Bayu turun dari mobil. Kemudian, mereka berjalan bersama menuju lobi rumah sakit.
Sesampainya di lobi, Dokter Fahmi langsung mengurus semua prosedur yang dibutuhkan untuk rujukan perawatan Bayu. Mengisi formulir, menyerahkan dokumen, dan berkomunikasi dengan petugas rumah sakit.
Pak Ahmad dan Bayu hanya bisa duduk diam dan memperhatikan Dokter Fahmi bekerja. Mereka merasa bersyukur memiliki Dokter Fahmi yang begitu baik dan perhatian kepada mereka.
Setelah beberapa saat mengurus administrasi, Dokter Fahmi kembali menghampiri Pak Ahmad dan Bayu.
"Semua sudah selesai, Pak, Bayu," ucap Dokter Fahmi, dengan senyum lebar. "Sekarang, kita tinggal menunggu panggilan dari perawat untuk melakukan pemeriksaan awal."
Pak Ahmad mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada Dokter Fahmi. Ia merasa sangat terbantu dengan bantuan Dokter Fahmi.
“Kalian berdua tunggu di sini saja, ya. Nanti akan ada perawat yang membantu kalian. Karena saya harus mulai tugas juga," ucap dokter Fahmi.
Dokter Fahmi memang bukan hanya bekerja di Puskesmas saja. Pada hari Senin, Rabu, dan Jumat, dokter tampan itu harus dinas di RSUD.
“Terima kasih sekali lagi, Dokter. Saya tidak tahu harus bagaimana jika tidak ada Dokter," ucap Pak Ahmad.
“Tidak perlu seperti itu, Pak. Hanya kebetulan saja, saya juga sedang dinas di sini." Dokter Fahmi merendah. Setelah itu, dokter itu pergi untuk melakukan tugasnya.
Suasana di ruang tunggu itu cukup ramai dengan pasien dan keluarga pasien lainnya. Pak Ahmad dan Bayu duduk menunggu dengan hati berdebar. Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya nama Bayu dipanggil oleh seorang perawat.
"Pasien atas nama Bayu Prasetyo, silakan menuju ruang pemeriksaan nomor 3," ucap perawat itu. Suaranya lembut, namun tegas.
Pak Ahmad dan Bayu segera bangkit dari duduk mereka dan mengikuti perawat itu menuju ruang pemeriksaan yang dimaksud.
Sesampainya di ruang pemeriksaan, mereka disambut oleh seorang dokter wanita dengan nama Ratna di dadanya, dokter spesialis penyakit dalam yang akan menangani Bayu.
Dokter Ratna mempersilakan Bayu untuk berbaring di ranjang pemeriksaan dan mulai melakukan pemeriksaan awal. Ia memeriksa tekanan darah, suhu tubuh, dan denyut jantung Bayu. Ia juga menanyakan beberapa pertanyaan tentang riwayat penyakit Bayu dan keluhan yang sedang dirasakan.
Setelah melakukan pemeriksaan awal, Dokter Ratna menjelaskan kepada Bayu dan Pak Ahmad tentang rencana perawatan yang akan ia lakukan. Bayu akan menjalani serangkaian pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui jenis dan stadium penyakitnya. Setelah itu baru menentukan jenis pengobatan yang paling tepat untuk Bayu.
*
*
*
Sementara itu, di waktu yang bersamaan, suasana heboh dan gaduh terjadi di SMA tempat Bayu bersekolah. Upacara bendera telah selesai, namun seluruh siswa belum diizinkan meninggalkan lapangan upacara, dengan alasan akan diadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba.
Para siswa tampak bingung dan bertanya-tanya. Mereka tidak tahu mengapa tiba-tiba ada penyuluhan tentang narkoba, padahal sebelumnya tidak ada pemberitahuan apapun.
Tak lama kemudian, Dokter Ilham tiba di sekolah, didampingi oleh beberapa orang berseragam medis. Kedatangan mereka semakin membuat para siswa penasaran.
Dokter Ilham berdiri tegak di tempat yang sebelumnya ditempati oleh inspektur upacara dan mulai memberikan sambutan. Ia menjelaskan bahwa penyuluhan ini diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi muda, agar mereka tidak terjerumus ke dalam dunia narkoba.
"Narkoba adalah musuh kita bersama," ucap Dokter Ilham, dengan nada tegas. "Narkoba dapat merusak masa depan kita, menghancurkan keluarga kita, dan merenggut nyawa kita. Oleh karena itu, kita harus menjauhi narkoba dan melaporkan kepada pihak berwajib jika melihat atau mengetahui adanya penyalahgunaan narkoba."
Para siswa mendengarkan pidato Dokter Ilham dengan seksama. Mereka tampak tertarik dengan informasi yang disampaikan oleh Dokter Ilham.
Tidak ada yang tahu, bahwa di balik penyuluhan yang tampak biasa itu, Dokter Ilham sebenarnya sedang melaksanakan rencananya untuk melakukan pemeriksaan terhadap teman-teman satu geng Bayu. Ia sengaja mengadakan penyuluhan ini sebagai kamuflase, agar para siswa tidak curiga dengan tujuan sebenarnya.
Setelah memberikan pidato, Dokter Ilham mengumumkan bahwa akan diadakan tes urine dan tes air liur. Pengumuman itu sontak membuat para siswa terkejut dan saling berbisik-bisik.
"Tes urine?" gumam seorang siswa, dengan nada bingung. "Untuk apa tes urine ini?"
"Apa mungkin di sekolah kita ada yang dicurigai?" tanya siswa lainnya dengan nada khawatir.
Dokter Ilham menjelaskan bahwa tes urine ini dilakukan hanya untuk prosedur penyuluhan saja. Ia meyakinkan bahwa tes urine ini bersifat rahasia dan tidak akan mempengaruhi nilai akademik siswa.
Para siswa akhirnya mengerti dan mereka sama sekali tidak keberatan untuk mengikuti tes urine.
Dari lapangan upacara, mereka semua diarahkan untuk menuju aula sekolah yang biasanya digunakan untuk pertemuan atau acara sekolah. Di sana sudah menunggu beberapa petugas medis dengan peralatan yang mereka bawa.
Tes urine dilakukan dengan cepat dan efisien. Para siswa diminta untuk memberikan sampel urine mereka di dalam botol kecil yang telah disediakan. Mereka berbaris rapi dan mengikuti instruksi dari petugas medis.
Seolah tanpa beban, mereka bercanda dan tertawa seperti biasa menunggu antrian di kamar mandi sekolah yang dijaga oleh seorang petugas berseragam medis yang menunggu di depan pintu.
Sementara itu di salah satu sudut, Rio sedang saling berbisik dengan teman-temannya. Wajah mereka tampak pias, dengan keringat dingin mulai membasahi wajah. Doni mengusulkan untuk kabur, tapi sepertinya tidak akan bisa. Mereka tidak tahu jika mereka sedang diawasi.
Selamat bermalam di hotel prodeo pak Hadan...👊👊👊👊👊👊
Mo kabur...????? oooo..tidak bisa.....
kalian sdh dibawah pengawasan....🤭🤭🤭🤭