Suami terbangsat adalah suami yang berusaha menjadi pahlawan untuk perempuan lain namun menjadi penjahat untuk istrinya sendiri. Berusaha menjadi teman terbaik untuk perempuan lain, dan menjadi musuh untuk istrinya sendiri.
Selama dua tahun menikah, Amora Juliansany tidak pernah mendapatkan perhatian sedikitpun dari sang suami yang selalu bersikap dingin. Menjadi pengganti mempelai wanita yang merupakan adiknya sendiri, membuat hidup Amora berada dalam kekangan pernikahan.
Apalagi setelah adiknya yang telah ia gantikan sadar dari komanya. Kedekatan sang suami dan adiknya hari demi hari membuat Amora tersiksa. Mertuanya juga ingin agar Amora mengembalikan suaminya pada adiknya, dan menegaskan jika dia hanya seorang pengganti.
Setelah tekanan demi tekanan yang Amora alami, wanita itu mulai tak sanggup. Tubuhnya mulai sakit-sakitan karena tekanan batin yang bertubi-tubi. Amora menyerah dan memilih pergi meninggalkan kesakitan yang tiada akhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan yang tak berguna
Megan baru saja masuk saat dia menemukan Sunny duduk manis menyesap minumannya. Megan sudah beberapa minggu menolak bertemu dan kini Sunny berada di rumahnya bersama Melinda.
"Ada apa?" Megan bahkan belum sempat duduk, ketika tak sabar mengetahui hal penting apa yang membuat Sunny berada di kediamannya pagi ini.
"Megan, Sunny khawatir karena kamu sudah dihubungi."
Laki-laki itu memijat pelan pelipis dan duduk di depan kedua wanita itu. "Aku sibuk, banyak pekerjaan di kantor dan juga aku belum menemukan istriku sampai detik ini." Kedua wanita itu terperangah dengan ucapan Megan.
"Oh, tak terasa sudah satu bulan. Wanita itu pergi, benar-benar punya nyali dia meninggalkan nama besar Dramana." cibir Melinda.
Megan menghela napas panjang, seolah ada beban yang begitu berat dalam pikirannya.
"Bagaimana bisa ada perempuan bersuami yang rela meninggalkan suaminya demi lelaki lain? Sungguh tidak bermoral!" Sunny mendengus pelan dan meraih lagi cangkir dihadapannya untuk di sesap.
Megan membeku.
Dia bahkan mematung beberapa saat. Ketika ingatan asing tiba-tiba muncul di otaknya. Setiap hal dari 2 tahun pernikahannya bersama dengan Amora. Setiap detik dan momen yang terjadi berhari-hari bahkan berjalan menjadi tahun dalam ingatan bagai rekaman film. Ingatan dimana dia selalu acuh pada wanita yang berstatus sebagai istrinya dan tak pernah ada disetiap kali wanita itu butuh dirinya, perkataan Sunny mengembalikan sebuah ingatan yang seolah terhapus tak berbekas selama ini. Medan menelan ludah kasar, entah sudah berapa lama dia membatu di tempat.
Tak perduli dengan dua wanita yang kini menatapnya dengan bingung.
Megan mengumpat lirih berkali-kali pagi ini. Dia baru bisa mengerti kenapa Amora memilih pergi darinya. Perempuan manapun pasti bersikap serupa setelah mengalami apa yang istrinya alami.
Mengabaikan Sunny dan mamanya, Megan kembali melangkah ke kamar utama.
Megan mau tak mau gundah sepanjang hari. Megan mengutuk diri sendiri sebagai laki-laki, dia merasa tak bermoral, memaksakan kehendak pada Amora selama dua tahun pernikahan mereka. Tak hanya rasa bersalah, pikiran Megan bercabang pada setiap momen intim bersama istrinya. Ingatan tentang kelembutan Amora disetiap melayaninya, kepatuhan wanita itu bahkan senyum manis disetiap akhir pergulatan yang dia kehendaki.
Sepanjang hari ini adalah hari terburuk bagi seorang Megan, ingatan Megan tentang rasa manis dan memabukkan bibir istrinya, juga tatapan mata dan setiap sentuhan perempuan itu untuknya. Ingatan itu kembali dan begitu nyata, seolah baru terjadi kemarin.
Megan merasa begitu kalut. Sebagai laki-laki yang sudah memiliki istri, tapi tak acuh dan mementingkan keperluan wanita lain, artinya dia berkhianat pada Amora. Sungguh kemana perginya kesetiaan yang selama ini ia junjung tinggi? Jika dipikir-pikir selama ini, tak pernah dia merindukan kehadiran Sunny sejak menikah dengan Amora. Jika Sunny tidak bangun dari koma bisa jadi Megan sudah lupa kalau perempuan itu adalah kekasihnya.
Dia pernah begitu serius dengan Sunny, bahkan memimpikan sebuah pernikahan dengan wanita itu. Namun, Megan mulai sangsi dengan perasaannya untuk Sunny. Jika dia memang mencintai Sunny, seharusnya dia tidak boleh begitu mudah berkhianat dan goyah. Seharusnya dia tidak menyukai dan menginginkan perempuan selain kekasihnya. Jika dia memang mencintai Sunny, lalu perasaan apa yang dirasakannya pada Amora?
Baru sebulan perempuan itu menghilang, tetapi dia sudah sangat merasa kehilangan, segalanya terasa sulit tanpa kehadiran istrinya, sementara dua tahun Sunny dinyatakan koma, Megan tetap menjalani hidupnya, dengan sadar menggauli wanita lain bahkan hampir memiliki anak.
Mengapa hal receh seperti ini baru Megan sadari.
Megan tertegun ketika sekali lagi menemukan pipinya basah saat merenungkan tentang perjalanan rumah tangganya.
"Amora... Kamu dimana sayang?!" keluh pria itu untuk pertama kalinya menyematkan kata sayang di akhir kalimatnya.
Megan benar-benar merasa bersalah, dan ingin bertemu dengan Amora untuk berbincang. Megan ingin mengulang waktu untuk lebih mengenal sosok istrinya dan menjadi suami yang pengertian, bukan sosok brengsek yang selama ini menjadi karakternya sepanjang menjadi suami Amora.
"Amora...I'm sorry."
kalau bisa up nya tiap hari ka...
sebelumnya makasih byk ka...