NovelToon NovelToon
Sistem Perlindungan Idol

Sistem Perlindungan Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Romansa / Light Novel
Popularitas:823
Nilai: 5
Nama Author: Rikazum

Novel ini bercerita tentang seorang siswa biasa bernama Reza yang secara mendadak mendapatkan teman-teman baru yang merupakan sekumpulan group Idol kesukannya.

Apa itu idol? idol adalah seseorang atau sekelompok orang yang dicintai dan diidolakan oleh para fansnya karena suatu hal.

Singkat cerita, Reza ingin melindungi senyuman para idol itu dan tidak ingin melihat mereka menangis.

Namun Impiannya punah, dia hanyalah pecundang yang tidak bisa melakukan apapun disaat idolanya membutuhkannya. Alhasil Reza menangis dengan kencang dan tanpa sadar iapun pingsan.

Saat bangun ia terkejut karena waktu terulang kembali ke saat dimana pertama kalinya idol yang ia cintai datang kesekolahnya, dan secara tiba-tiba juga sebuah sistem muncul di hadapannya.

"Sistem Perlindungan Idol"

Akhirnya kisah Seorang Reza sang pemeran utama pun dimulai...


P : Apakah hidup dengan mengidolakan seseorang adalah hal yang salah?

J : Tidak, itu tidak salah, malahan itu hal yang bagus

P : Alasannya?

J : ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rikazum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : Meskipun Keberadaanku Tidak Ada -8-

..."Hal yang kubutuhkan adalah merasakan arti hidup ini, Meski pun nantinya diterpa badai, aku masih berharap terlahir kembali "...

^^^-SNR^^^

"Ada apa, Narumi?"

Cahaya bulan sudah mulai menerangi bumi, dan sebuah mobil limosin terparkir di depan gedung apartemen bertingkat lima.

"Ak--Aku tidak apa-apa, kalian duluan saja masuk"

Saijo Narumi, dia adalah gadis terakhir yang keluar dari mobil limosin, namun dia juga satu-satunya gadis yang tersandung sesaat setelah turun dari mobil.

"Yang benar? Hati-hati jalannya, Lampunya memang kurang terang, sepertinya kita harus complain ke pak pemilik apartemen ini" Saito Nikaila berkata dengan datar namun tegas.

"Sudahlah tidak usah diperpanjang masalah ini, Kita ini warga baru. Dan kita ini baru saja sebulan tinggal disini" Tegur Hoshizuki Cirlia yang merupakan ketua grub.

Mizuhara Varista mendekati Narumi dan berkata dengan suara pelan,

"Narumi, kau benar-benar tidak apa-apa? Kau terlihat berbeda dari biasanya" ucap dia.

"E--Eh aku tidak apa-apa, yang lebih penting ayo segera masuk karena sekarang sudah gelap.

Akhirnya Teman-temannya pun segera masuk kedalam ketika memastikan kalau Narumi tidak kenapa-napa.

Narumi berbohong saat dia berkata kalau dia tidak apa-apa. Saat dia turun dari mobil limosin sebelumnya, ia merasakan sebuah firasat buruk dan wajah Reza terpampang didalam pikirannya.

"Pa--Pak Supir, maaf...apa aku boleh minta tolong sesuatu?"

Ketika teman-temannya sudah menjauh dan memasuki gedung apartemen, Narumi berjalan mendekati Pak supir yang sedang membersihkan kaca mobilnya menggunakan kain lap.

"Boleh saja, Nona. Anda butuh apa?"

"...Tolong pertemukan aku dengan orang bernama Reza yang membantu mendorong mobil ini beberapa hari yang lalu" Jawab Narumi setelah berpikir cukup panjang.

***

“Bang!!!”

Pria botak itu membanting meja yang berada di samping tempat Reza duduk berada. Dia melihat mata Reza dengan sepasang mata yang kejam, “Apa kau tahu, Nak, karena usilmu, semua budak yang kupelihara selama berbulan-bulan lenyap begitu saja setelah direbut para polisi sialan itu. Bahkan Para anak buahku juga telah dibawa masuk kedalam sel penjara itu. Jadi nak, bagaimana kau bertanggung jawab atas semua masalah yang kau perbuat itu"

Kebencian terpancar dari tatapan jahatnya. Kata "Budak" yang disebut orang itu merujuk pada anak-anak yang telah dibeli olehnya dan kemudian dimanipulasi untuk menurut kepada mereka dan dilempar ke jalan untuk mengemis.

Karena seorang gadis kecil yang melarikan diri setelah diselamatkan Reza melapor pada petugas polisi Inspektur Hana, yang selama ini dikenal dengan sebutan “Hanabi” atau kembang api, memimpin timnya untuk menyergap sarang mereka yang sedang melakukan kegiatan ilegal seperti berjudi, transaksi narkoba, penindasan kepada anak kecil, dan berbagai tindakan biadab lainnya. Secara alami, pada dasarnya kesalahan bermula pada Reza seorang yang telah menyelamatkan gadis kecil itu sehingga menjadi awal mula kenapa grub gangster itu bisa diringkus oleh para petugas polisi di waktu itu.

Reza lalu mengangkat kepalanya dan menatap pria botak itu dengan acuh tak acuh, “Apa kau ada urusan denganku? Kalau begitu apa kau bisa menungguku sampai selesai makan duli? Biarkan aku menghabiskan makananku dulu karena aku sangat lapar sekarang. Dan juga apa kau bisa mundur setidaknya delapan meter dari tempatku duduk? Jujur saja wajahmu tidak membuatku kenyang melainkan membuatku ingin memuntahkan semua makanan yang baru saja kumakan" Ucap Reza dengan sopan.

Ketika dia selesai berbicara, dengan santai ia kembali memakan Makanannya dengan lahap

Begitu kata-kata Reza keluar, atmosfir seluruh ruang menjadi tegang.

Semua penonton, yang berjumlah puluhan, bingung tanpa kata-kata. Mereka tidak percaya bahwa anak sekecil itu bisa begitu tenang ketika dia menghadapi seorang pria seram dengan badan yang besar. Hanya ada satu pertanyaan dikepala mereka, "Apakah Anak itu sudah menjadi gila?"

"Arogan sekali anak kecil itu apa dia sudah gila"

Di kejauhan seorang lelaki yang sedang berdiri tegap dengan kacamata hitam bergumam dengan suara rendah, disampingnya ada seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan barat dan sepatu kulit berwarna hitam juga terpana selama beberapa waktu. Kemudian, dia tersenyum dalam pemahaman, “Dia bukan anak arogan ataupun gila, sebaliknya, dia tetap tenang dan tidak merasa panik. Aku juga tidak tahu apa alasannya, Entah dia memiliki suatu ilmu bela diri,“ dia menunjuk ke kepalanya,” atau ada masalah di sini. ”

“Bos, demi keselamatan anda, ayo pergi. Pengawal di sebelah kanannya menyarankan.

Pria itu menggelengkan kepalanya, “Tidak, tujuan mereka adalah anak itu. Mereka tidak akan mengurusi orang tua sepertiku. ”

Dia menyeringai dan memandang Reza yang Sedang memakan makanannya tanpa merasakan beban sama sekali. Tiba-tiba, dia teringat hari-hari ketika dia datang ke Gritan untuk mencari nafkah dan merintis usahanya. Dia masih sangat muda saat itu. Dia sering datang ke warung pinggir jalan untuk makan ketika dia lapar. Bahkan ada suatu ketika dia dihadapkan dengan masalah besar, belasan pria gangster yang datang dengan membawa pisau potong untuk membuatnya membayar utangnya persis seperti hari ini.

Rasa empati tiba-tiba muncul di dalam hatinya, dan jari-jarinya mengetuk dengan lembut permukaan meja dengan ritme yang bagus, “Anakku bahkan berada diusia yang sama dengan anak itu dan dia sudah dihadapkan dengan masalah yang sama seperti yang aku alami dimasa lalu, sungguh kasihan, namun dia benar-benar terlihat sangat tenang dan tindakannya sangat berani, usia dimana dia harusnya sekolah dengan benar tapi harus terlibat masalah dengan preman jalanan. Akan sangat disayangkan jika nasibnya harus hancur ditangan preman-preman ini. Dia menoleh dan memerintahkan dua pengawal di belakang badannya, “Pasukan unit satu, Gerald dan Fathur, awasi situasinya, bila berbahaya segera turun tangan dan selamatkan anak itu ”Titahnya.

“Iya Bos!” bodyguard itu menanggapi dengan hormat.

Pada saat ini, pria botak telah kembali ke ketenangan normalnya dan segera menjadi marah.

“Apa maksudmu, Sialan!!!”

Dia membalikkan meja Tempat Reza makan dan menerbangkannya jauh dari pandangannya. Nasi dan ayam bakar beserta segelas air putih sisa milk Reza berhamburan dilantai bersamaan dengan piring dan juga gelas kaca yang menjadi pecah menjadi puing-puing yang berhamburan.

Pria botak itu menginjak makanan sisa di lantai dengan kekuatan yang besar. bahkan makanan itu berubah layaknya menyerupai kotoran. Dia memelototi Reza dengan marah dengan ekspresi penuh kebencian dan bergemuruh, “Makan, terus makan, apa tadi kau bilang akan berbicara denganku setelah makan? Ayo, berlutut dan ambil makananmu ini dan telanlah sampai habis, kau sendiri yang bilang kalau buang-buang makanan itu tidak baik, jadi makanlah nasi yang kau pesan ini sampai habis. Bila perlu makan juga dengan piring dan pecahan gelasnya...ayo makan! Apa kau mau berbohong padaku, nak?. kalau kau bohong, aku akan memotong lidah kecilmu itu. “Dia mendorong bahu Reza dengan kuat,” Anak Ban****!!! kenapa kau masih diam saja! apa kau tidak dengar kalau aku menyuruhmu untuk makan!? Apa kau ingin tuli!? Atau kau ingin kami membantumu masukkan makanan itu kemulut sialanmu!?"

Reza menatap kosong makan malamnya yang jatuh ke atas lantai, ekspresi wajahnya perlahan menjadi dingin dan membeku. Dia membuang sendok dan garpu di tangannya dan perlahan berdiri. Matanya tajam dan galak saat dia memandang dingin pria botak seperti seekor serigala yang siap untuk menerkam mangsanya.

"Apa apaan ini..."

Para Gangster tidak sadar dengan siapa orang yang sedang mereka provokasi. Cuacanya tidak berubah namun mereka merasa sedang menghirup udara dingin. Tubuh mereka tidak bisa menjawab asal rasa dingin dan hanya menggigil dengan getaran untuk menghilangkan rasa dingin yang tidak mau pergi. Penglihatan mereka tiba-tiba menjadi kabur, dan persepsi mereka sejenak berubah dari yang tadinya seorang remaja biasa berubah menjadi siluet malaikat pencabut nyawa.

Pria botak itu juga sedikit tertegun. Dia ingin mengatakan sesuatu sebelum akhirnya sebuah tangan besar dengan cepat mengarah kepadanya secepat cahaya. Lima jarinya terentang seperti ular piton yang membuka mulutnya yang besar dan berdarah untuk berusaha mencengkeram lehernya. Tangan itu mengangkat seluruh tubuhnya. Kekuatan kuat di tangan Reza langsung menekan tenggorokan dan kerongkongan pria botak itu dengan erat.

Rasa sakit yang hebat dan membara dan rasa sakit karena mati lemas membanjiri otaknya. Dia tidak bisa berbicara dan hanya bisa mengeluarkan suara yang teredam parau. Tangannya terus berusaha memukuli lengan besi yang mencekiknya, mencoba membuat orang yang mencekiknya melepaskan cengkramannya dari lehernya itu. Tapi tidak peduli seberapa keras dia mencoba, tangan itu tidak bergerak sedikitpun. Itu seperti tangan Hulk yang dengan kuat menjepit lehernya dan terasa akan hancur.

“Aku bilang tunggu sampai aku menghabiskan makananku, Apa kau tidak bisa sabar menungguku beberapa menit saja... Kenapa kau terus mengusikku?” Alis Reza mengerut dalam-dalam.

Pria botak dan puluhan bawahannya tercengang. Mereka tidak pernah menyangka kejadian seperti itu akan terjadi. Kekuatan yang ditampilkan oleh Reza benar-benar mengejutkan pikiran mereka. Seorang remaja berbadan kurus mengangkat bos mereka yang berbadan besar dengan mudah dan hanya dengan satu tangan. Apakah dia manusia ?

Pria paruh baya di kejauhan membuka mulutnya sedikit, matanya dipenuhi dengan keterkejutan. Tidak pernah terpikirkan olehnya kalau akan ada anak berumur belasan tahun yang mempunyai kekuatan layaknya seorang super heru didalam film-film Action fantasy.

Kedua pengawal di sampingnya bahkan lebih tercengang. Sulit dipercaya bahwa seorang pria yang tidak terlihat kuat sama sekali sebenarnya bisa mengangkat pria besar seberat tujuh puluh lima kilogram dengan satu tangan. Bahkan para tentara veteran seperti mereka tidak bisa melakukannya bahkan diwaktu primanya.

Pria dengan wajah jelek dan ganas itu tidak tahu harus menjawab apa, dengan ketakutan ia menyeru kepada seluruh anak buahnya. “A---Apa yang kalian lakukan...!!! Selamatkan aku dari anak ini!!!! “

Dia berteriak keras, namun kemudian terdiam setelah melihat tatapan tajam Reza..

Puluhan pria itu langsung bereaksi. Mereka berteriak dan mengangkat parang dan pipa mereka, bergegas menuju seorang remaja yang sedang berdiri sambil mencekik seorang pria besar. Puluhan pria itu berlari seperti gelombang pasang. Bilah goloknya terangkat di udara dan itu dipenuhi dengan niat membunuh yang buas seolah-olah menghancurkan atmosfir tegang yang dibuat Reza sebelumnya.

Reza secara kesal mencibir, “Hanya bisa keroyokan yah...kalau begitu ambil bos kalian ini!"

Dia melemparkan pria botak di tangannya ke arah kerumunan yang bergegas ke arahnya seperti sedang bermain permainan olahraga baseball.

Pria botak itu terbang menuju kerumunan dengan kecepatan ekstrim. Dia seperti bola meriam yang akan menghancurkan bawahannya sendiri.

Ekspresi mereka sedikit berubah menjadi ekspresi panik dan lima atau enam orang yang bergegas di depan kelompok itu mencoba mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Mereka berpikir bahwa dengan upaya bersama untuk menangkap bos, itu sudah cukup untuk menangkapnya. Tapi sebelum mereka sempat mengangkat tangan, tubuh lelaki botak itu menghantam mereka.

“BRAKK!!!"

Darah menyembur dari mulut mereka. tampilannya seperti pin bowling yang ditabrak bola bowling. Empat dari mereka terlempar ke belakang dan jatuh sementara yang satu lagi jatuh di tanah sambil merintih kesakitan.

Ledakan dahsyat yang mengejutkan semua orang! Bahkan tidak sedikit orang yang menganggap kalau Reza adalah seorang iblis.

Puluhan pria bertubuh besar itu segera bergegas untuk menghentikan semua gerakan. Mereka tidak berani bersikap enteng. Mata mereka terbuka lebar dan mereka memandang Reza yang berdiri dengan tampilan menyeramkan.

Tepat ketika mereka menjadi terdiam dan tertegun melihat Reza, mata Reza menjadi dingin. Dia melemparkan dua pukulan tanpa ragu-ragu.

“Bam!!! Bam!!!”

Seolah-olah dua orang terdekat ditabrak mobil yang melaju kencang. Mereka menjerit sedih saat tubuh mereka terlempar ke belakang tak terkendali. Beberapa rekan mereka dirobohkan secara berurutan layaknya seperti domino hingga akhirnya tubuh mereka berhenti. Mereka berjuang untuk bangun, tetapi hanya merasakan sakit di tulang dada mereka. Kemudian, dua pria yang berhasil bangun, tubuh mereka sontak memuntahkan darah pada saat bersamaan dan pingsan.

Raut wajah pria paruh baya berjas hitam yang sedari tadi menonton pertarungan Reza bersama para pengawalnya itu tiba-tiba menyusut dan keterkejutan yang hampir tidak bisa disembunyikan tertulis di seluruh wajahnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa keterampilan Reza akan begitu kuat dan menakutkan.

Kedua pengawalnya juga tercengang. Kelas keterampilan dan kekuatan ini sangat mengejutkan. Mereka saling memandang dan melihat dengan rasa tidak percaya satu sama lain.

“CHWAKKK!!, potong dia sampai mati!”

Pria berkepala botak itu terluka parah dan bahkan sampai muntah darah beberapa kali, tetapi tidak sampai pingsan. Dia menutupi dadanya, yang terasa berat dan sangat menyakitkan, lalu dia meraung histeris seperti raja hutan yang kehilangan singgasananya.

Dia sebelumnya telah mendengar dari bawahannya yang pernah dihancurkan Reza kalau Reza memiliki keterampilan bertarung yang luar biasa, namun dia tidak menggubrisnya, dan juga ia tidak menyangka kalau seorang remaja seperti Reza akan menjadi begitu kuat. Tapi setelah ia memikirkannya lagi memangnya kenapa? Seekor serigala, betapapun ganasnya, tidak bisa menahan sekelompok harimau. Tidak peduli betapa hebatnya dia, bukankah dia hanya seorang anak-anak saja? sementara mereka adalah kelompok besar yang sudah bertarung dijalanan bahkan ketika anak kecil itu masih belajar berjalan?

puluhan pria kekar yang galak dan kerjanya hanya berkelahi bahkan pada hari-hari biasa bergegas menuju arah Reza. Postur mereka mengingatkan pada sekelompok serigala yang memburu seekor rusa.

“Apa kalian memang begitu terobsesi untuk membunuhku? baiklah, aku akan menjatuhkan kalian semua yang datang menyerangku hari ini! ”

Mulut Reza menyeringai menunjukkan senyuman kejam. Tidak hanya dia tidak mundur, dia bergerak maju untuk mengambil inisiatif dalam memukul mundur serangan mereka.

1
Kholik Moh
Janda sebelah rumah gak tuh 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!