Berniat menghilangkan rasa sedih dan kecewa lantaran melihat kekasihnya selingkuh dengan musuh bebuyutannya. Devina Alvares memutuskan pergi minum ke sebuah club malam.
Dibawah pengaruh alkohol, Devina justru melakukan hal gila dengan memaksa seorang pria menghabiskan satu malam panas bersamanya.
Namun sial baginya. Pria itu ternyata seorang dosen killier dan introvet. Hal yang lebih gila lagi, dia adalah paman dari mantan kekasihnya.
Bagaimana nasib Devina setelah sadar dan mengetahui jika pria yang diajaknya tidur adalah Alexander?
Lantas, bagaimana dengan respon Alexander yang sudah mengambil keperawanan dari mantan kekasih keponakannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dari Hati Ke Hati
Happy Reading.
Devina mengerjabkan matanya beberapa kali, berusaha mencerna ucapan Alexander yang mengatakan sesuatu hal yang tabu menurutnya.
Kenapa tabu? karena bagi Devina sangat mustahil jika Alexander benar-benar mencintainya, bukan karena hanya ingin memanfaatkan nya saja. Seorang Alexander Wiliam, sang Dosen killer yang Introvert, susah dekat dengan seorang wanita, bahkan ada rumor yang beredar jika pria itu penyuka sesama.
Tapi yang itu tidak benar sama sekali karena melakukan perjalanan
Bukankah mereka belum pernah dekat selama ini? lalu kenapa begitu mudahnya Alexander mencintainya.
Apa hanya karena masalah one night stand itu, awal mula mereka dekat dan membuat Alexander jatuh cinta kepadanya?
Tidak, tentu saja itu tidak mungkin, meskipun sejujurnya Devina juga merasa sesuatu perasaan yang aneh juga berada di dekatnya.
Ada gelenyer yang seperti dialiri listrik yang langsung menyengat di bagian intinya, bahkan Devina langsung terhanyut oleh sentuhan yang dilakukan Dosennya tersebut.
Terkadang Devina juga merasa deg-degan, hanya karena berdekatan ataupun saat mereka saling bertatapan.
Suatu perasaan yang belum pernah ia rasakan terhadap Aaron, mantan kekasihnya yang sudah sangat ia benci.
Alexander yang melihat kebingungan Devina kemudian menyentil dahi wanita itu. "Apa yang sedang kamu pikirkan?"
Devina mengusap keningnya yang terasa sedikit sakit, "aku lagi memiliki tentang ucapan mister yang gak masuk akal!" sungut Devina kesal.
Alexander mengurutkan keningnya, bukankah seharusnya Devina tersipu malu setelah mendengarkan ungkapan cinta darinya, tetapi kenapa wanita itu malah terlihat ragu dan tidak percaya.
"Tidak masuk akal gimana?" tanya Alexander penasaran.
"Ya, tidak masuk akal karena mister yang jatuh cinta sama aku," jawab Devina.
"Tapi kenyataannya seperti itu, Devina!"
"Ya, terserah Mister saja," jujur, sebenarnya hati Devina merasa berbunga hanya karena mendapatkan pernyataan Cinta dari Alexander.
"jadi?"
"Jadi apa?" tanya Devina.
"Kapan kamu akan jatuh cinta padaku?"
"Ehmm, entahlah Mister, aku tidak tahu," jawab Devina.
Alex menarik pinggang Devina, merapatkan tubuh mereka, "apa kamu masih mencintai sepupuku?"
"TIDAK!" seru Devina. "Aku sudah tidak mencintai nya lagi, bahkan mungkin aku sangat membencinya!"
"Lantas kenapa kau masih ragu akan perasaan mu padaku? Padahal selama ini tubuhmu sangat jujut dan tidak pernah menolak ku?" tanya Alexander menatap wajah cantik dengan mata sebening Almond itu.
"Itulah masalahnya, aku bingung dengan perasaan ku sendiri, otakku menginginkan lari, tapi tubuhku bahkan menyambutmu dengan senang hati, jujur aku merasa galau!"
"Apa yang membuatmu meragukan ku?" tanya Alexander memastikan, dia tidak mau perasaannya digantung begitu saja.
Alexander merasa jatuh cinta pada Devina dan juga jatuh ke dalam pesona wanita itu setelah merasakan manis madu seorang wanita yang dia dapatkan dari Devina.
Sejujurnya Alexander dulu memang tidak terlalu memperhatikan tentang hatinya yang entah bertaut pada siapa.
Namun, semenjak bertemu dengan Devina di klub malam itu, melihat wanita itu dengan berani memintanya untuk ditiduri, naluri pria nya langsung bangkit begitu saja.
Semudah itu Devina membuat hati Alexander bergetar.
Devina berdehem saat wajah Alexander begitu dekat dengannya, bahkan nafas hangatnya menyapu pipi Devina.
"Jangan dekat-dekat, katanya mau tau kenapa aku masih ragu?" Devina mendorong dada Alexander membuat pria itu tergelak.
"Kenapa? Apa kamu gugup?" Devina merasakan wajahnya memanas, bahkan kedua telinganya sudah memerah.
"Iya, aku gugup, puas!!" Alexander mencubit hidung Devina gemas.
"Itu berarti kamu udah cinta sama aku," Alexander langsung mencium bibir Devina.
Menempelkan tubuh mereka dan mengangkat Devina ke atas meja. Ciuman mereka semakin panas, bahkan tangan Alexandre sudah berjalan kemana-mana.
"Kamu tahu kalau aku masih trauma dengan mahluk yang namanya laki-laki?"
"Karena Aaron?" Alexander mengusap sudut bibir Devina yang basah akibat ulahnya.
"Ya, dia yang mengejarku sejak masih SMA, tapi akhirnya juga mengkhianati ku, lalu bagaimana dengan mu yang baru beberapa Minggu kita dekat dan kamu sudah mengatakan cinta?" tanya Devina memastikan.
"Aku tidak perlu waktu lama untuk mencintaimu, bahkan aku juga tidak butuh waktu lama untuk membuatmu jatuh cinta, aku akan menghapus semua rasa trauma mu, sayang!"
Sekali lagi Alexander mencium Devina secara intens, Devina pun menyambut nya dengan senang hati. Sungguh dia tidak pernah melakukannya hal ini bersama Aaron.
Devina selalu menolak jika dicium bibirnya, tapi entah kenapa bersama Alexander Devina merasa nyaman dan bahagia.
Bersambung.
makanya jangan nafsu aja yg diutamakan.
nasiiib
kalian cocok...
selingkuh sama musuh bebuyutan...