Akibat dari perceraian orang tua pasti akan berdampak pada kehidupan anaknya. Apa lagi anak itu ada di masa pubertas yang mengalami pertumbuan secara fisik, maupun uperilaku-perilakunya.
Joko Susanto adalah salah satunya.
Dia adalah remaja yang putus sekolah.
Dan memutuskan untuk meninggalkan desanya untuk bekerja di perbatasan kota Y. Ia tinggal di kosan putri milik istri dari kakak keponakannya, Parmin. Dan istrinya yang bernama Rani.
Karena Parmin ini jarang pulang kerumah, Joko dan Rani pun menjadi sangat akrap. Tidak terkecuali kepada Elsa adik dari Rani dan juga Bude Atun ibunya Rani dan Elsa.
Karna kosan itu adalah kosan putri, Joko pun juga dekat dengan banyak wanita di sana. Ada mahsiswi yang bernama Indri, ada juga pemilk salon yang bernama Dina.
Belum di luaran kosan
Ada Lastri penjual angkringan,
nyonya Santi, dan masih banyak lagi.
Dan mereka semua cantik-cantik dengan kelebihan masing-masing yang mereka miliki.
Siapakah yang nantinya akan menjadi istri Joko?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joko susanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Joko ingin ciuman
Setelah selesai dari ritual mandinya. Joko pun keluar, dan menuju ke balkon. Joko melihat Rani yang sudah memakai pakaian lengkap seperti kemarin saat berangkat.
"Emang dah kering Mbak sayang?"
Rani yang mendengar sayang dari Joko pun tersenyum dan tertawa,
"Kok kaya aneh ya dengernya," jawab Rani.
" Aneh gimana mbak sayang?" tanya Joko.
"Ya aneh aja, Masak panggil sayang pakai Mbak?" ungkap Rani.
" Nanti kalo Joko manggilnya ga pakai Mbak nanti di kira ga sopan?"
"Lha kamu ini pacar in Mbakkan ya udah ga sopan." Joko terlihat berfikir dengan jawaban mbak Rani. " Ya udah Ko, jangan di pikirin sekarang, kamu ganti baju dulu nanti terus sarapan sama Mbak.
Kita harus berangkat pagi Ko. Nanti kalau siang panas banget," Rani menjelaskan.
"Ya udah Mbak sayang Joko ganti baju dulu ya."
Rani tidak menjawab nya. Joko mengambil bajunya yang kemarin telah di hangeri dan berjalan ke kamar mandi lagi.
Sedangkan Rani menyiapkan sarapannya yang telah tersedia di atas meja. Setelah selesai dengan ganti bajunya. Joko pun kembali ke tempat Mbak Rani untuk bersarapan.
Joko membuka satu bungkusan yang di bungkus menggunakan daun pisang. Ternyata itu adalah nasi gudeg, yang sering Joko makan waktu dulu masih kecil. Saat bapaknya masih bersama ibunya dulu.
Joko pun lahap memakannya. Karena seakan bisa mengenang masa-masa yang indah.
"Enak ko?." tanya Rani
" Enak Mbak." jawab Joko
" Nah..! gitu dong manggilnya ga usah pake sayang-sayang segala." ungkap Rani.
" Emangnya kenapa Mbak kalau pake sayang?."tanya Joko. "Aneh aja dengernya."
"Tapi aku beneran sayang Mbak, sama Mbak." jawab Joko
"Emang se sayang apa ko sama Mbak?," Ungkap Rani
Pokoknya sayang banget sama Mbak." jawab Joko.
Rani pun menyelesaikan makanannya, dan membuka botol air mineralnya.
Tidak lama kemudian Joko menyusulnya. "Mbak rokok dulu ya Mbak satu batang, habis itu kita pulang." pinta Joko.
" Ya.. cepetan ya ko."
Joko pun membuka rokoknya, dan menyalakannya. "Emangnya sayang banget itu kayak apa ya ko? kamu sama Mbak?," tanya Rani kembali.
Joko menoleh ke Rani yang sedang melihatnya. seketika Joko teringat tentang ciuman pertama yang temen nya dulu pernah katakan.
"Se sayang apa ya?
Aku bingung Mbak jawab nya." Joko terlihat bingung "Gimana sih, masak ga bisa jawab?." Rani terlihat kecewa dengan Joko, dan memalingkan wajahnya dari Joko.
"Mbak aku pengen ciuman."
Rani terlihat kaget mendengarnya,
Rani tak menyangka kalau Joko ingin mengajaknya ciuman, Dan seketika Rani menutup mulutnya sendiri, dengan tangannya, dan mengecek nafasnya sendiri apakah bau atau tidak.
"Emang ciuman itu caranya gimana?."tanya Rani menetes. " Itu lho Mbak, bibir ketemu bibir." Joko memperagakan dengan tangannya. " Emang kamu pernah ciuman?," tanya Rani penasaran.
"Ya belum lah, Kata temen ku sih, gitu." Sebenarnya Rani juga ingin merasakan berciuman dengan Joko. Tapi Rani menduga, ini pasti ciuman pertamanya Joko. Dan Rani merasa kurang percaya diri dengan kondisinya saat itu.
"Em, besok aja ya ko, Mbak lagi sariawan," jawab Rani beralasan. Joko terlihat kecewa dengan alasan Mbak Rani. dan Rani pun mengetahuinya. Setelah itu Rani mencium pipi Joko. dan menyandarkan kepalanya di pundak Joko. Rani pun menaruh tangan kirinya ke paha Joko dan menggenggam tangan Joko.
Joko yang belum pernah merasakan seperti itu pun merasa sangat senang. dan jantungnya berdetak sangat kencang. dan saat itu Joko mencium balik pipi Rani. Rani yang mendapatkan cium dari Joko pun sangat senang. Dan mengencangkan genggamannya ke tangan Joko.
" Makasih ya Mbak, mau jadi pacar Joko."
Rani yang mendengar kata itu pun senyum-senyum dan merasa senang.
" Ya udah yuk ko pulang," pinta Rani. "Sebenarnya aku pengen kaya gini terus Mbak." pinta Joko.
"Mosok kaya gini terus, nanti ga kerja dong!." Rani menyudahi bermesraan dengan Joko, dan beranjak dari duduknya.
" Sabar ya ko? Kalau jadi pacar Mbak harus sabar."
Rani membereskan semua piring dan sampah di tempat itu.
Dan Joko membantunya, Setelan semua selesai Rani mengambil tas, dan pakaiannya, dan milik Joko yang kemarin telah di belinya.
Setelah itu Rani keluar kamar, dan turun dari kamar tersebut,
Joko membantu membawa piring-piring, dan sampah nya, setelah itu membawanya ke dapur.
Rani dengan cepat mencuci piring tersebut. Yang sebenernya juga tidak kotor. Sedangkan Joko membuang sampahnya ke tempat sampah yang berada di dapur itu.
Akhirnya mereka pun selesai. Dan berjalan ke pintu depan untuk segera pulang.
