NovelToon NovelToon
Negeri Para Penyihir

Negeri Para Penyihir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Sistem / Epik Petualangan / EXO
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya, Bumi terlempar ke dunia penyihir, tempat dimana kekuatan sangat di perlukan untuk bertahan hidup.

Bumi diangkat menjadi anak seorang penyihir wanita paling berbakat era itu. Hidupnya mulai mengalami perubahan, berpetualang menantang maut dan berperang.

Meski semuanya tak lagi sama, Bumi masih menyimpan nama kekasihnya dalam hatinya, dia bertekad suatu hari nanti akan kembali dan meminta penjelasan.

Namun, gejolak besar yang terjadi di dunia penyihir membuat semuanya menjadi rumit. Masih banyak rahasia yang di simpan rapat, kabut misteri yang menyelimuti Bumi enggan menghilang. Lantas saat semuanya benar-benar tidak terkendali, masih adakah setitik harapan yang bisa diraih?

*

cerita ini murni ide author, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat itu hanyalah fiktif belaka.

ig: @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Puluhan penyihir mendarat di luar tembok istana, mata mereka memandang ke depan-pada hutan berkabut hitam, suara keras itu berasal dari sana, dibuktikan dengan api yang menyala membakar sebagian besar pohon-pohon raksasa yang memenuhi hutan itu.

Kebakaran hebat di hutan kematian, jauh dari istana namun suara ledakkan keras tadi seakan bisa menghancurkan Castaria dalam sekejap.

Mata Analika menajam, menatap tanpa berkedip kearah hutan yang di lahap api. Dalam bola mata birunya tumbuh berkilau bunga aneh berbentuk segitiga, itu dinamakan mata bunga surgawi.

Semakin tinggi tingkat mata bunga surgawi semakin jauh bisa melihat, saat ini Analika sudah menguasai hingga ke tingkat tujuh. Ia tidak akan kesulitan melihat dalam jarak seratus kilometer.

Dahi nya mengernyit tidak suka kala menangkap seseorang yang hendak meninggalkan hutan itu, orang itu tidak terlihat sebagai iblis dan juga tidak ada tanda-tanda dia seorang penyihir.

Siapa dia?

"Yang mulia, saya akan memeriksa kesana."kata Analika berjalan ke dekat Rex yang baru datang, dua puluh pengawal elit mengelilingi orang nomor satu Terra itu.

"Hati-hati An."

Analika mengangguk, bergerak cepat menuju hutan, membiarkan beberapa penyihir muda mengikutinya. Langkahnya ringan, kecepatannya tidak akan bisa dilihat oleh mata manusia biasa.

Orang yang di amati Analika sudah mulai meninggalkan hutan, bergerak menuju selatan, jelas itu sangat aneh. Bagian selatan Terra di dominasi oleh laut, hanya sedikit pemukiman disana.

Mana mungkin orang yang bisa menyalakan sihir api tingkat tinggi berasal dari selatan, batin Analika. Ia sudah hampir mencapai tepi hutan, panasnya api yang membakar itu terasa menyengat kulit bahkan di jarak yang masih cukup jauh.

"Kau mengikuti aku sampai kesini, Jere?!" Telinga Analika yang sensitif dapat merasakan keberadaan Jeremy saat melewati sebuah pohon besar. Pria itu tadi memang mengikutinya, tapi dia sampai lebih dulu disini.

"Instingmu masih tajam,"

Jeremy melompat turun dari pohon dan dengan lembut mendarat di tanah. Berdiri di depan Analika membuatnya menyunggingkan senyum tipis.

" Aku tidak punya waktu untuk mengobrol denganmu." Decak Analika, mata bunga surgawi nya terus mengamati sosok yang sudah semakin jauh di depan.

" Aku juga." Jeremy tersenyum lantas terbang ke depan sejauh sepuluh meter, dua puluh meter dan dalam beberapa nafas, dia sudah lebih dari seratus meter jauhnya.

"Kecepatan yang sangat cepat." Analika bergumam pelan. Menggunakan semua kekuatannya untuk mengikuti

Kedua penyihir tingkat tinggi itu dalam sekejap meninggalkan orang-orang di belakangnya. Saat penyihir lain tiba, Analika dan Jeremy hanya nampak seperti titik kecil yang terus bergerak menuju selatan. Tidak satupun dari keduanya berinisiatif untuk memadamkan api.

Menyusuri hutan yang masih di tumbuhi pohon-pohon raksasa yang tumbuh berdekatan. Analika sedikit kesulitan untuk mendeteksi orang yang mereka ikuti. Matanya memang bisa menembus deretan pohon-pohon itu, tapi ada yang aneh dengan orang itu, terkadang dia hilang dari pantauan Analika lalu beberapa saat kembali ada.

Jeremy terperangah mendengar suara Analika yang bergegas, agak tidak menyangka Analika bisa mengimbangi kecepatannya.

"Kecepatan yang sangat cepat, aku hampir tidak bisa mengejarmu," ujar Analika saat bertemu dengan tatapan Jeremy.

" Tidak biasanya Analika bersikap rendah hati dan memuji orang lain," Jeremy tidak bermaksud mengejek namun Analika menduganya sebagai ejekan.

"Orang itu bukan penyihir," ujar Analika membeberkan fakta tentang sosok yang sedang mereka kejar.

"Lalu?"

Keduanya sudah hampir mencapai laut di selatan, tapi mendadak orang itu menghilang. Mata bunga surgawi tidak lagi menemukannya, dia seolah menghilang begitu saja.

" Aneh, kemana dia pergi?" Analika berhenti tidak begitu jauh dari tebing, masih dalam kawasan hutan kematian. Jeremy ikut berhenti, mengedarkan pandangannya hingga matanya menangkap sesuatu yang janggal.

"Lihat ke tebing itu," Analika mengikuti arah yang ditunjukkan Jeremy,

Pada bagian tebing yang tidak terlalu mencolok, seseorang memakai jubah biru mengepalkan tangan di dinding batunya. Retakan memanjang dari tempat orang itu meninju menyebar ke segala arah, dan retakan terus bertambah besar, dengan potongan-potongan batu terus jatuh.

Ketika semua batu selesai jatuh, itu mengungkapkan pintu batu tersembunyi. Dengan gemuruh yang keras, pintu terbuka secara otomatis. Orang itu mengeluarkan patung batu dari balik jubah birunya.

Patung-patung itu anehnya berubah menjadi sebesar orang dewasa saat kakinya menyentuh tanah. Sementara orang berjubah biru bergegas masuk ke dalam.

"Ayo pergi!" Ketika Analika selesai mengatakan itu, dia tidak repot-repot dengan Jeremy dan memimpin jalan ke depan.

Di mata Analika patung itu tidak nampak berbahaya, dia menyembunyikan dirinya di suatu tempat sekitar seratus meter dari pintu batu, membiarkan orang berjubah biru berjalan agak jauh.

Analika menggunakan kesadarannya untuk mengendalikan elemen sihir untuk bergerak maju menuju kakinya. Dia bisa merasakan energi sihir meluap di kakinya.

Membunuh!

Ada teriakan nyaring, dan kaki kanan Analika dengan ganas mendorong dari tanah, meninggalkan jejak kaki sedalam dua kaki. Tubuhnya meninggalkan tanah dan menempuh jarak seratus meter dalam sekejap, embun biru yang bersifat ganas keluar dari celah-celah telapak tangannya.

Kepala patung bergerak pelan, sesaat kemudian sepasang tangan mengenai dada keduanya. Sebelum dia sempat mengeluarkan kekuatan yang diajarkan Tuan nya, seluruh dadanya membeku lalu menyebar ke seluruh tubuh batunya.

BOOM!

Kedua patung meledak dalam sekejap, partikel debu dan kerikil dari patung berterbangan di udara. Analika melirik Jeremy sekilas lantas menyusul masuk kedalam. Dia menaruh curiga orang berjubah biru itu adalah orang yang sama dengan yang membakar hutan.

Analika ingin tahu apa alasannya melakukan itu, dia tidak segan-segan akan menghancurkan orang itu jika memiliki niat yang tidak baik untuk Castaria dan seluruh rakyat Terra.

1
biruu
💯
Ega
👍👍
Kevin
⭐⭐⭐⭐⭐
Alya
💯👍
Lunaire astrum
karya bagus
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
bisa" lu mikir gitu bumi haha
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
hah? cepet banget metong, dan lu makan kah isi perut dia del, makanya ilang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!