NovelToon NovelToon
Menjadi Figuran

Menjadi Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Spiritual / Anak Genius / Romansa / Masuk ke dalam novel
Popularitas:78.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: sayaa aull.

Tidak disangka, aku masuk ke dalam tubuh seorang figuran yang tak lama lagi akan mati tertabrak saat menyelamatkan pemeran utama. Bisakah aku mengubah takdir ini?


cerita tidak terlalu berat, karna kalo berat dilan yang nanggung...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayaa aull., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Hari ini keluarga Ara kembali ke rumah setelah menikmati liburan yang sangat menyenangkan. Ara dan kedua orang tuanya baru saja tiba di bandara dan sedang berjalan menuju area luar, di mana supir mereka sudah menunggu dengan setia. Hari ini adalah hari Selasa, yang berarti Ara masih izin dan belum kembali ke sekolah.

Saat mereka melaju meninggalkan bandara, suasana dalam mobil dipenuhi kehangatan dari pengalaman liburan mereka. Ara, yang duduk di kursi belakang, menatap ke luar jendela, tampak tenggelam dalam pikirannya.

"Ara, kamu senang liburannya?" tanya sang Daddy, memecah keheningan. Dia memutar kursinya sedikit untuk bisa melihat putrinya.

Ara tersenyum kecil dan mengangguk. "Aku sangat senang, Daddy. Liburan ini benar-benar menyenangkan," jawabnya dengan mata yang berbinar-binar.

Daddy mengangguk dengan puas. "Syukurlah, kalau kamu senang, Daddy dan Mami juga ikut senang," katanya, senyum lebar terukir di wajahnya.

"Kita bisa pergi lagi nanti kalau kamu belum puas, sayang. Apalagi kalau tangannya sudah sembuh total," tambah Mami sambil mengusap pipi Ara dengan lembut. Dia duduk di samping Ara di kursi belakang, sementara Daddy duduk di depan bersama supir.

"Iya, Mami," kata Ara, senyum manisnya tak pernah pudar. Dia menikmati sentuhan lembut Mami yang selalu menenangkan.

Perjalanan kembali ke rumah terasa singkat dengan percakapan hangat mereka. Setibanya di rumah, mereka segera turun dari mobil dan memasuki rumah mereka yang nyaman.

"Ara, kamu langsung istirahat ya, sayang. Perjalanan panjang pasti melelahkan," kata Mami dengan perhatian, melepaskan pelukan lembutnya dari Ara.

"Iya, Mami. Daddy dan Mami juga harus istirahat," jawab Ara sambil memeluk kedua orang tuanya dengan erat. "Terima kasih banyak untuk liburan ini. Kalian selalu membuat aku merasa bahagia."

Mami dan Daddy tersenyum bahagia, merasa puas melihat putri mereka begitu senang. "Sama-sama, sayang," kata mereka serempak, berbagi pelukan hangat sebelum berpisah untuk beristirahat di kamar masing-masing.

Ara naik ke lantai atas menuju kamarnya. Setelah memasuki kamar, dia meletakkan tasnya di sudut dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari lelahnya perjalanan.

Setelah selesai, Ara mengenakan piyama favoritnya, yang lembut dan nyaman. Dia kemudian menuju tempat tidurnya yang empuk, merasakan rasa kantuk mulai menyerang. Sebelum tertidur, pikirannya kembali mengingat kenangan indah dari liburan mereka, membuatnya tersenyum lebar.

...****************...

Sementara itu, di sekolah, suasana kantin yang biasanya riuh oleh tawa dan obrolan berubah menjadi penuh dengan drama akibat ulah Ruby. Seperti biasanya, Ruby merencanakan sesuatu untuk menarik perhatian, kali ini dia sengaja terjatuh di depan Kairi dan teman-temannya dengan harapan bahwa Kairi akan membantunya dan merasa iba.

“Preng!” Suara keras dari piring yang jatuh dan pecah berantakan terdengar di seluruh kantin. Ruby terduduk di lantai dengan ekspresi berkaca-kaca, sementara pecahan piring berserakan di sekelilingnya. Untung saja, tidak ada yang terluka akibat insiden tersebut.

Namun, alih-alih memberikan bantuan, Kairi dan teman-temannya hanya melihat sekilas ke arah Ruby sebelum melanjutkan makan mereka tanpa rasa peduli.

“Sakit…” gumam Ruby dengan suara pelan, sambil mencoba menarik perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Dia terus menangis dengan suara yang semakin keras, berharap ada yang segera menolongnya.

“Bisa tidak kau diam!” Kairi berkata dengan nada kesal. Dia merasa terganggu oleh suara tangisan Ruby yang memecah keheningan kantin. “Tangisanmu benar-benar mengganggu,” pikirnya. “Tidak seperti suara tangisan Ara yang terdengar jauh lebih tulus dan merdu,” tambah Kairi dalam hatinya, membandingkan situasi ini dengan kejadian saat Ara terluka beberapa waktu lalu.

Namun, tangisan Ruby bukannya mereda, malah semakin keras dan mengganggu. Semua orang di kantin mulai merasa tidak nyaman, tapi tidak ada yang berusaha membantu atau menghentikan Ruby.

Melihat ini, Luke yang duduk tidak jauh dari tempat kejadian, mencemooh. "Ah, pahlawannya datang," katanya, menoleh ke arah pintu masuk kantin. Di sana, Arya berdiri dengan wajah penuh kekhawatiran, melihat Ruby yang terjatuh di lantai.

Arya segera berjalan cepat menuju Ruby dengan niat untuk membantunya. "Ruby, kamu tidak apa-apa?" tanyanya cemas, sambil berjongkok di sebelah Ruby. "Kenapa bisa begini?" Arya memandang sekeliling, mencari siapa pun yang mungkin bertanggung jawab atas jatuhnya Ruby.

“Aku tidak apa-apa, Arya. Aku hanya tersandung saja,” jawab Ruby dengan suara bergetar, air mata mengalir di pipinya. Sambil menangis, dia menatap tajam ke arah Kairi, berharap Arya akan menyalahkan Kairi atas kejadian ini.

Kairi, yang merasakan tatapan Ruby, dengan cepat menyahut, “Kau mau menuduhku?” ucapnya dengan nada tajam, membuat Arya sejenak ragu.

Arya dengan cepat mengalihkan pandangannya dari Kairi. Dia tahu lebih baik tidak berurusan dengan Kairi yang dikenal memiliki temperamen keras. Tanpa berkata-kata lagi, Arya membantu Ruby berdiri dan memapahnya keluar dari kantin menuju Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Setelah mereka pergi, suasana kantin kembali tenang. Marvin, salah satu teman Kairi, menghela napas panjang dan berkata, “Benar-benar memuakkan.”

Luke dan yang lainnya mengangguk setuju. Mereka semua merasa lega karena drama Ruby untuk sementara waktu telah berakhir. Mereka melanjutkan makan siang mereka dan berharap hari ini bisa berlalu dengan lebih tenang tanpa ada lagi gangguan dari Ruby.

Di UKS, Arya membantu Ruby duduk di salah satu tempat tidur. Perawat sekolah dengan cepat datang untuk memeriksa Ruby, memastikan bahwa dia tidak mengalami cedera serius.

“Kamu yakin baik-baik saja?” tanya Arya sekali lagi, masih merasa cemas.

Ruby mengangguk lemah. “Iya, aku baik-baik saja, Arya. Terima kasih sudah membantuku,” ucapnya dengan suara yang masih terdengar sedih, meskipun dalam hatinya dia merasa puas karena berhasil mendapatkan perhatian Arya.

Arya menghela napas lega. “Baiklah, kalau begitu, aku akan tinggal di sini sampai kamu merasa lebih baik,” katanya, duduk di kursi dekat tempat tidur Ruby. Dia masih tampak khawatir, tapi juga mulai merasakan rasa lelah dari semua drama yang terjadi di sekolah belakangan ini.

Di sudut koridor, Kairi, yang sebelumnya hanya memperhatikan dari jauh, menghela napas dalam. Dia berjalan pergi tanpa berkata apa-apa, namun matanya mencerminkan ketidakpercayaan atas drama yang terus berulang di sekolah ini.

"Seperti biasa," gumam Kairi dalam hati, merenungkan betapa rumitnya kehidupan remaja.

...****************...

Temen Temen tolong mampir ke cerita yang baru aku rilis.

Semoga kalian suka dengan cerita ini

1
Xi Feng Jiu
Apa aku doang yg ngerasa percakapan mereka Terkesan Kaku banget
Xi Feng Jiu
Kok jadi begini bunyinya😭
Grey
Luar biasa
Fauziah Tallya
belum up lagi ka
Tia Saputri
ga lanjut lagi Thor?sayang loo kalo ga di lanjutin lagi, apalagi cerita nya lagi seru bgt
Retno Putri
kasian ibuk kantinnya.... tiap minggu pasti beli piring baru karna banyak yg pecah dujatohin truss sama si ruby... 🙁🙁
devi aryana
Luar biasa
Marlina
bru sampai sini ceritanya kurang.gini2 amat tiak ada yang tanguh2 gitu.itu si rubi di bisrkn aja gitu tetus
Marlina
Luar biasa
Marlina
Lumayan
Tia Saputri
udh 2 hari blm up thor
laili hidayati
ok
Hemalinep Hema
kok gak sama panggilan orang tua nya daddy dan mani seharus nya kan mommy
meMyra
🆗👍👍👍👍
selir Caesars
aku juga mau tauu digituin hihi
Nurwana
cocok sama Hariz...
Nurwana
kenapa bukan mulutnya saja yang kamu tonjok Ara....???
Nurwana
bagus Raina... lepaskan Arya... carilah orang yang mengerti dan menerima kamu dan yang menghargai perasaan mu.
Keisya Dilla
saranin pakai satu nama aja thor,,karna dah ditubuh Ara jadi pakai nama Ara aja thor,,jangan kadang Ara kadang Maura yg baca biar gak bingung Thor
Salsabila Arman
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!