Dia Yang Mencintaiku

Hani POV 

Setelah sampai di kamarnya Hani kembali teringat dengan ciuman pertamanya dengan  kak Bimo dan bagaimana dirinya dengan berani juga menempelkan bibirnya ke bibir kak Bimo untuk menjawab pertanyaan darinya.

"Apa yang telah aku lakukan, ah... Aku sangat malu... Bagaimana aku bisa dengan berani balas menjawab pernyataan kak Bimo dengan melakukan hal itu, sekarang aku merasa malu kalau harus ketemu muka dengan kak Bimo. Aku harus bagaimana kalau bertemu dengan kak Bimo besok?", ucap Hani sambil menepuk nepuk pipinya gemas dia terduduk di atas kasur dan jangan di tanya lagi wajah Hani sudah merah merona menahan gejolak di dadanya.

"Akhirnya aku juga bisa merasakan indahnya jatuh cinta", ucap Hani sambil mengembangkan senyuman indah di bibirnya. Tentu saja Hani merasa bahagia saat ini, pasalnya saat dirinya masih SMP dulu, dia pernah merasakan dikucilkan oleh teman temannya karena ketahuan mengirimkan surat cinta untuk kakak kelas. Banyak dari mereka yang menghina tubuh gendutnya dan rambutnya yang seperti mie dan menghujatnya tidak pantas untuk jatuh cinta dengan laki-laki tampan. tentu saja semua itu membuat hati Hani menjadi tidak percaya diri.

...

Bimo POV 

Hani, anak itu berani sekali menggodaku. Dia menjawab pernyataan cintaku dengan ciuman dari bibirnya yang kemerahan.

"Aahhh.. sepertinya aku benar benar sudah tergila gila dengan Hani!!", monolog Bimo.

Kenapa hari ini berjalan dengan lambat, aku ingin segera berganti hari agar bisa kembali bertemu dengan Haniku.

"Aku sungguh merindukan aroma vanila dari tubuhnya dan bibir manisnya", ucap Bimo sambil tersenyum malu malu.

"Ahh.. apa om Danu harus tahu masalah kami yah?" Ucap Bimo.

"Sepertinya aku harus terbuka tentang hubungan kami. Karena aku tidak tahu ada rintangan apa untuk hubungan kami kedepannya nanti", ucapnya lagi.

"Akh... Hani tak sabar aku ingin segera melihat pipi chubymu lagi dan juga rambut indahmu", ucap Bimo gemas membayangkan pipi Hani yang menggembung lucu.

Bimo POV End

....

Sementara kebahagiaan sedang meliputi hati Hani dan Bimo karena pada akhirnya mereka bisa menyatakan cinta mereka satu sama lain. Namun di sisi lain ada hati yang terluka, pasalnya saat akan kembali ke kelas untuk mengambil buku pelajarannya yang tertinggal, Sesil melihat Bimo yang diam diam mencuri ciuman Hani. Setelah melihat hal itu dia merasa sedih, pasalnya selama ini diam diam Sesil juga menyukai Bimo. Dan waktu Bimo mengajaknya berbicara meski itu menyangkut Hani, namun Sesil seperti membodohi dirinya sendiri yang menganggap ucapan Bimo adalah cara Bimo untuk menarik perhatian dirinya. Namun setelah Sesil melihat inisiatif Bimo yang mencium Hani terlebih dahulu, membuat Sesil seperti di tampar kenyataan. Ternyata sejak awal perhatian Bimo memang ditujukan kepada Hani seorang.

"Sial... Apa sih kurangnya aku? Dari segi fisik dan cantik masih jauh aku yang lebih pantas mendampingi kak bimo. Tapi kenapa malahan kak Bimo milihnya si Hani sih.. udah badan gendut gitu, rambut keriting kayak mie lagi mana cocok kalo jalan barengan kak Bimo. Aku harus ambil kesempatan untuk deket sama kak Bimo. Biar dia sadar kalo Hani itu jelek dan gak bisa di bandingin sama aku!", ucap Sesil menggebu.

....

Sementara itu Mira yang juga menyukai Bimo, merasa sangat kesal dengan kedekatan Hani dan Bimo. Saat melihat Bimo menggendong Hani ke kelasnya dia merasa kalau hatinya terasa amat pilu melihat kenyataannya ini. Baginya Bimo hanya cocok jika berdampingan dengannya. Bimo... Bimo... Dan Bimo... Sejak awal dia bertemu dengan Bimo, di mata Mira cowok itu sudah mencuri hatinya sampai membuatnya terobsesi.

Awal mula pertemuan antara Bimo dan Mira adalah ketika itu, Mira sedang di ikuti oleh 2 orang berandalan saat melintasi salah satu gang di dekat sekolah, mira di tarik untuk memasuki gang tersebut ke bagian terdalam gang itu. Bimo yang tidak sengaja mendengar teriakan Mira, dengan santainya laki-laki itu berjalan mengarah sumber suara. Dilihatnya 2 orang berandalan yang sepertinya sedikit mabuk berusaha melakukan tindakan tidak terpuji kepada seorang anak SMA yang seragamnya sudah berantakan. Dengan gerakan cepat dan kemampuan bela dirinya Bimo mampu menumbangkan lawannya dengan mudah. Bimo akhirnya berhasil menolong Mira yang sudah terpojok.

Memang terlihat jelas, niat awal berandalan itu bukan hanya ingin meminta uang dari Mira tapi juga ingin mendapatkan lebih. Mira yang sudah sangat ketakutan terduduk lemas, dia sudah terpojok dirinya hanya bisa berharap akan ada seseorang yang datang dan menolongnya dari tindakan yang akan dilakukan oleh kedua orang dihadapannya.

"Ampun kak... To.. tolong jangan mendekat.. aku.. aku.. akan kasih uang jajanku", ucap Mira terbata. Jujur saja saat itu Mira merasa sangat takut sekali sebab dari para berandal ini tercium bau alkohol dari tubuh mereka.

Dia sangat takut kalau para berandalan itu benar benar akan melakukan seperti yang dia pikirkan, karena gang ini adalah jenis gang buntu yang jarang dilewati orang. Sekuat tenaga dia meminta tolong namun karena hujan gerimis membuat suasana di jalanan sekitarnya menjadi sepi.

"Tolong... Tolong... Tolong selamatkan aku!!", seru Mira.

"Heh.. cantik sudah jangan sia siakan tenaga lu, mending lu siapin buat puasin kita", ucap salah seorang berandal yang bertato harimau.

Ha... Ha... Ha...

"Ti... Dak...", teriak Mira penuh keputus asaan.

Salah seorang berandal menarik baju Mira dan seketika kancing di baju itu lepas, bagian dalam baju yang sedikit terbuka membuat berandalan itu semakin beringas. Mira sekuat tenaga mempertahankan diri dengan memeluk erat lututnya sambil menangis terisak.

Ditengah keputus asaannya tiba tiba saja datang Bimo, dengan gerakan cepat Bimo menghajar ke dua berandalan itu sampai pingsan di tempat. Pada saat itulah pandangan Mira kepada Bimo bertemu, gerakan silat Bimo ditambah parasnya yang tampan dan macho. Membuat Mira merasa sangat terpesona, yah gadis itu sampai tidak berkedip melihat aksi Bimo yang sangat cepat. Dalam hatinya dia bersyukur dengan kedatangan Bimo.

Setelah Bimo memberikan pelajaran kepada para berandalan, dia segera menarik tangan Mira menuju jalanan yang agak ramai. Namun saat melihat baju Mira yang sudah terkoyak, dengan gerakan naturalnya Bimo memberikan rompi rajutnya kepada Mira dalam diam.

"Pakai...", ucap Bimo singkat. Setelahnya Mira memakai baju Bimo dan kembali mengikuti Bimo keluar dari gang itu.

"Siapa namamu?", tanya Mira.

"...m...", jawab Bimo hening.

"Rompimu... Aku hanya ingin mengembalikannya... Sepertinya kita dari sekolah yang sama... Kamu kelas berapa?" Ucap Mira antusias.

"Tidak perlu... Ambil saja", ucap Bimo santai.

"Jalan saja ke sana nanti ada halte di tikungan itu", ucap Bimo lagi.

"Saya pergi dulu", tandas Bimo.

Mira yang masih mencerna ucapan Bimo, terlambat bereaksi dan tak lama setelahnya Bimo sudah berjalan cukup jauh dari dirinya.

"Terima kasih", ucap lirih Mira sambil melihat punggung Bimo yang menjauh.

Sejak itulah Mira mencari informasi tentang Bimo kemana saja, Sejak kejadian itu juga Mira telah jatuh hati kepada Bimo.

\=\=\=\=

TBC