NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Setelah rapat berakhir, perut Leon terasa sangat keroncong. Ia tidak sabar untuk segera pulang ke rumah dan menyantap hidangan istimewa yang disiapkan oleh Zea, perempuan yang baru-baru ini menarik perhatiannya.

"Tuan, makan siang bareng?" tawar Tiger, asisten setianya.

"Gak! Aku mau makan di rumah," jawab Leon singkat, mencoba menyembunyikan antusiasmenya.

Tiger menahan tawa, ia tahu betul bahwa sejak Zea hadir dalam kehidupan Leon, tuannya jadi lebih sering makan siang di rumah.

Padahal jarak dari kantor ke rumah memakan waktu yang cukup lama. Tiger yakin bahwa Leon pasti memiliki perasaan khusus terhadap Zea.

"Ikut dong, Pak," meringis Tiger, berharap bisa mencicipi masakan Zea juga.

"Dasar kamu, sukanya yang gratisan," balas Leon sambil tersenyum kecil. Ia tahu betul sifat Tiger yang suka mengambil kesempatan.

"Yoi, Pak," sahut Tiger, mengakui keluguan dirinya sendiri.

Leon dan Tiger melangkah gontai ke arah parkiran mobil, Tiger segera melajukan mobil ke arah Leon,  Di sepanjang perjalanan, mereka berbicara tentang segala macam hal, mulai dari pekerjaan, kehidupan pribadi, hingga impian mereka di masa depan. Mereka terus bercakap-cakap tanpa menyadari waktu yang terus berlalu.

Di rumah, Zea sibuk menyiapkan hidangan kesukaan Leon. Ia tidak peduli waktu yang terus berjalan, ia merasa bahagia dan bersemangat untuk menyajikan hidangan spesial untuk suaminya itu.

Tangannya lincah membalik ayam di atas penggorengan, aroma bumbu yang menggugah selera menyebar ke seluruh ruangan.

"Bik, ini ayam geprek untuk kalian semua ya, tuan sama aku sudah ada," seru Zea sambil menunjukkan wajah cerianya.

"Makasih, Non! Ini benar-benar menggugah selera," serentak mereka memuji kelezatan hidangan yang disajikan Zea.

Zea tersenyum lebar, kebahagiaannya semakin terasa ketika melihat orang-orang yang ia cintai menikmati hasil masakannya. Setelah semua hidangan selesai disajikan, Zea segera meninggalkan dapur dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di kamar mandi, Zea merenung sejenak, memikirkan betapa ia sangat menantikan kehadiran Leon di rumah untuk makan siang bersama.

Ia membayangkan betapa bahagianya Leon saat mencicipi hidangan spesial yang telah disiapkan dengan penuh kasih sayang. Dengan perasaan bahagia, Zea segera mengakhiri mandinya dan bersiap untuk menyambut kehadiran Leon yang sebentar lagi akan pulang.

Sesampainya di rumah, Leon dan Tiger keluar dari mobil yang mereka tumpangi. Leon mengetok pintu dengan keras, dan tak lama kemudian pintu terbuka memperlihatkan wajah cantik Zea yang tersenyum lebar menyambut mereka.

"Cantik sekali, Non Zea," puji Tiger dengan nada menggoda, sengaja untuk melihat ekspresi Leon yang dikenal cemburuan.

"Diam kamu! Jangan puji-puji Zea, nanti dia jadi besar kepala," ketus Leon sambil mengerutkan keningnya.

Tiger tertawa kecil dan melirik ke arah Leon, "Hahaha, Tuan Leon cemburu ya?"

Mendengar perkataan Tiger, Zea tersipu malu dan merasa sedikit gugup, begitu juga dengan Leon yang tersentak dan merasa jengkel. Ia langsung menendang pelan kaki Tiger sebagai teguran.

"Sudah siap makanannya, Tuan?" tanya Zea sambil mengalihkan perhatian dari kejadian tadi.

"Bagus," jawab Leon dengan nada lebih tenang. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang makan sambil diikuti oleh Zea dan Tiger yang masih tersenyum simpul.

Di ruang makan, aroma masakan yang menggugah selera menyambut mereka. Zea menata piring dan peralatan makan di atas meja, sementara Leon dan Tiger menunggu dengan tidak sabar.

Mereka bertiga kemudian duduk bersama, bersiap untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan oleh Zea.

"Wih, ada ayam geprek juga" semangat Tiger

"Di coba dulu saja Tiger,.pasti kamu suka" seru zea dengan suara yang sangat lembut

Leon berdehem pelan, menarik perhatian Zea dan Tiger yang sedang asyik menikmati makanan di meja makan. Mereka berdua menoleh ke arah Leon dengan ekspresi yang berbeda; Zea dengan wajah dingin dan Tiger dengan rasa penasaran.

"Tuan Leon mau?" tawar Zea dengan nada datar, matanya menatap tajam ke arah Leon.

"Coba wajah kamu semanis saat kamu menawarkan ke Tiger tadi," seru Leon, mencoba menyindir Zea yang tampak lebih ramah pada Tiger.

Mendengar sindiran Leon, Zea tersenyum manis meskipun hatinya sebenarnya tidak senang. Ia berusaha menutupi perasaannya dan menaruh ayam geprek yang baru saja disiapkannya ke piring Leon.

Melihat berbagai macam lauk yang tersaji di hadapannya, Leon sampai bingung mau makan yang mana dulu. Semua tampak menggugah selera.

"Ini sangat enak, saya suka masakan kamu, Non Zea," puji Tiger, tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada masakan Zea.

"Makasih, Tiger," balas Zea dengan senyum yang lebar, membuat Leon semakin merasa panas

Tiger seolah tahu perasaan Leon, ia sengaja memberikan pujian lebih pada Zea untuk membuat Leon merasa cemburu. Sementara itu, Leon mencoba menikmati hidangan yang ada di depannya, meskipun hatinya masih merasa tidak puas dengan sikap Zea yang lebih ramah pada Tiger.

Leon menatap dengan kesal ke arah teman-temannya yang sedang asyik berbicara dan tertawa. "Bisakah kalian diam, aku mau menikmati makan siang ku," ujarnya sinis sambil mengaduk-aduk nasi di piringnya.

Tiger, asisten Leon, hanya tersenyum menanggapi ucapan Leon. Ia kembali melanjutkan makan siangnya, sementara Leon terus menambah porsi makanannya.

"Ingat tuan, nanti gemuk lho!" seru Zea,

"Gak mungkin," jawab Leon tanpa menoleh, sibuk menikmati makanannya.

Zea memasang wajah julitnya, namun memilih untuk tak menggubris Leon lebih lanjut. Setelah beberapa saat, Leon akhirnya menghentikan lahapnya makan dan membelai perutnya yang kenyang.

"Tiger! Siang ini ada meeting gak?" tanya Leon sambil mengusap perutnya.

"Gak ada, tuan," jawab Tiger sambil meminum air putihnya.

"Saya gak berangkat, nih. Tubuhku merasa gak enak," ujar Leon sambil memandangi meja yang penuh dengan piring kosong bekas makanannya.

"Baik, tuan," sahut Tiger sambil mengangguk. Setelah menyelesaikan makan siangnya, Tiger pun berpamitan dan meninggalkan Leon yang masih merasa kenyang.

Zea menatap wajah Leon memang terlihat sangat pucat, Leon berdiri dari duduknya ia berjalan ke arah lantai atas.

Zea memanggil bibik, ia meminta tolong untuk membereskan yang ada di atas meja makan, dengan cekatan zea berjalan menuju lantai atas juga membuntuti Leon.

Ceklek ..

Zea melihat Leon sedang berbaring di atas kasur, ia menutup pintu kamar berjalan ke arah Leon.

"Tuan, mau saya kerokin?" Tawar zea 

"Apa itu?" Leon menatap lekat wajah zea 

Zea mengambil uang koin dan juga minyak kayu putih membuka selimut Leon, Leon terjingkat kaget.

"Kamu mau ngapain zea?" 

"Buka saja baju kamu Leon, nanti juga kamu tau" jawab zea sambil memegang jidat Leon 

Wajah mereka berdua saling bertatapan satu sama lain, jantung mereka saling berdegup lagi, Leon menelan ludahnya menahan bisikan setan yang mulai menyerang dirinya.

****

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!