Erlan Trijaya adalah seorang perawat dan suami dari Yasmin Suryoprojo. Pernikahan mereka tidak direstui karena Erlan hanyalah seorang pria miskin. Tapi, cinta Yasmin yang besar kepada Erlan membuat wanita itu tetap mempertahankan Erlan disisinya.
Erlan selalu dihina oleh Sonya Ningrum, ibu dari Yasmin karena statusnya yang hanya sebagai pegawai rendahan. Bahkan Sonya berusaha memisahkan Yasmin dan Erlan.
Hinaan dan fitnahan terus Erlan terima dari keluarga sang istri. Namun, suatu ketika karena sebuah peristiwa membuat Erlan memiliki ingatan dokter genius. Dan, setelah itu, semuanya berubah. Erlan dari seorang perawat menjadi dokter yang dikenal dan disegani.
" Aku akan membalas sakit hatiku, bukan hanya itu. Siapa yang merendahkan aku dan istriku, kalian akan menerima akibatnya."
Bagaimana kisah Erlan?
Author baru pertama kali membuat genre Fiksi Pria, jika ada saran dan kritik silakan komen dengan sopan 🙏
Yook diikuti. Jangan lupa Like, komen, dan subscribe ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menantu Terhina 32
Han terus mencari tahu mengenai apa yang terjadi di RSPK tepatnya di hari kelahiran Yasmin. Atas perintah sang tuan, Han mencoba menerobos keamanan data milik RSPK. Tapi sepertinya itu tidak semudah dia menaklukkan kamera pengawas. Beberapa kali mencoba Han tetap tidak bisa melakukannya.
" Haish, ini lumayan sulit. Sudah semalaman tapi belum juga berhasil. Apakah aku harus menghubungi orang itu? Minta izin dulu nggak ya? Aah nggak perlu. Tuan Bos pasti sedang menjaga nyonya. Sebaiknya aku selesaikan ini sendiri."
Han berbicara sendiri, ia kemudian memutuskan untuk mencari bantuan. Dia membuka laptop miliknya dan mengirimkan pesan yang di dalamnya berisi permintaan mengenai data 25 tahun silam di RS Persahabatan Kita.
" Aku berharap akan segera mendapatkan data itu Mister. Untuk DP nya aku akan mentransfer sekarang juga."
" Baiklah, tunggu 1x24 jam. Itu adalah waktu paling lama yang aku butuhkan. Aku akan mengirimkan hasilnya secepatnya setelah mendapatkannya."
" Terimakasih Mr. Sun. Senang bekerjasama dengan Anda."
Han menghela nafasnya lega. Meskipun setelah itu dia menangis karena sebagian tabungannya harus dia gunakan terlebih dulu untuk membayar uang muka kepada hacker terkenal itu.
" Tidak masalah. Nanti minta ganti sama tuan bos dua kali lipat."
Paling tidak permasalahan sudah beres. Kini giliran Han menghubungi Tian menanyakan kondisi di rumah sakit. Dan jawaban Tian membuat Han lega karena semuanya baik-baik saja, operasi juga berjalan lancar.
Lagi pun, dia sudah menempatkan pengawalan yang ketat.
Brak
Han terkejut saat mendengar suara sesuatu yang jatuh, atau digerakkan dengan paksa. Saat ini Han memang berada di Omah Putih.
Tak berselang lama Pakde Sapto datang sambil terengah-engah. Terlihat wajah pria paruh baya itu pucat pasi. Han langsung berdiri dan memegang kedua bahu Pakde Sapto.
" Ada apa pakde?"
" Itu kang, di luar banyak orang yang masuk ke pekarangan rumah. Penjaga kita juga sedang mecoba untuk menghadang."
" Bedebah!"
Han seketika berlari, ia meminta Pakde Sapto untuk membawa semua orang di dalam rumah untuk ke tempat aman. Terlebih ada beberapa perempuan yang jadi asisten rumah tangga di Omah Putih, tentu saja bersama Bude Sapto juga.
" Apa yang kalian inginkan!"
Suara Han menggelegar, membuat semuanya yang sedang baku hantam seketika berhenti. Kubu milik Han langsung mundur dan berdiri sejajar dengan Han membuat barikade agar orang-orang tersebut tidak bisa menerobos masuk ke dalam Omah Putih.
" Dimana nona kami? Dimana kalian menyembunyikan Nona Yasmin."
Rupanya itu adalah Bejo. Ketika ia meminta anak buahnya menyebar ke pasar, salah seorang dari mereka samar-samar mendengar ada orang yang sedang berbelanja menyebut nama Yasmin. Orang tersebut kemudian mengikuti dan melaporkan kepada Bejo. Maka dari itulah mereka di sini.
" Nona kalian itu adalah Nyonya kami. Kalian tidak perlu mengkhawatirkan beliau karena tuan kami bisa menjaganya dengan sangat baik dari pada kedua orang tua kalian!"
Han bicara dengan sangat lantang, dimana membuat Bejo sangat marah serta tidak terima.
" Jika kalian tidak mau mengatakannya secara baik-baik, maka jangan salahkan kami menggunakan kekerasan," ucap Bejo dengan gigi yang bergemeratak.
" Ha ha ha, kau pikir kami takut. Kamu jual saya beli. Maju!"
Bugh
Bugh
Bugh
Suara adu jotos malam itu membuat suasana sepi Omah Putih menjadi sangat gaduh. Han dan Bejo saling berhadapan dan mereka saling memukul. Keduanya imbang, kekuatan keduanya sama-sama besar.
Pakde Sapto yang sudah selesai mengamankan semua penghuni Omah Putih langsung berlari keluar juga. Ia melihat suasana semakin tidak kondusif, dan sebuah ide keluar dari kepalanya.
" Sepertinya aku masih menyimpan alat itu."
Pakde Sapto berlari masuk ke rumah dan terus ke gudang. Dia tersenyum saat melihat benda yang ia inginkan ada di sana.
Dengan membawa benda itu, Pakde Sapto langsung menyalakannya meskipun masih di dalam rumah.
Wuuuuug
Wiu wiu wiu
" Sirine polisi, ayo cepat pergi!"
Bejo menghentikan perkelahiannya dan segera meninggalkan tempat tersebut. Anak buah Bejo pun lari tunggang langgang. Sebuah amanat yang Haryo berikan bahwa mereka tidak boleh sampai berurusan dnegan polisi.
Tawa keras nan puas keluar dari bibir Pakde Sapto membuat Han paham. Suara itu bukanlah asli milik polisi tapi ulah megaphone yang dinyalakan oleh Pakde Sapto.
" Kerjaan pakde?"
" Ho oh, ben kapok, ha ha ha!"
TBC
memangnya itu punya nenek moyangmu 😡😡😡😡