My Special Queen

Sejak peristiwa itu, Riska semakin diam dan parahnya, ia enggan bertemu dengan suaminya sekalipun bertatapan. Rencana liburan romantis pasutri itu gagal total. Riska meminta untuk langsung pulang.

Ia merasa sudah tidak pantas untuk bersanding dengan Reza yang berasal dari keluarga terhormat. Hati dan pikirannya kacau. Kebiasaan melukai dirinya sendiri kembali lagi. Memukul kepala, mencakar lengannya dan menggigit kukunya.

Hal itu membuat Reza khawatir dengan kondisinya. Pria itu sudah berusaha untuk menghibur hati sang istri namun, sia-sia semuanya.

Erni, ART yang sangat menyayangi Riska juga ikut serta menghibur majikannya yang sedang hamil itu. Menemaninya saat menangis dan mendengar curhatannya. Namun, itu juga tidak membuahkan hasil. Riska tetap berubah menjadi dirinya yang dulu.

☘️☘️☘️☘️☘️

Kini Reza sedang duduk di sofa ruang kerjanya, menunggu seseorang yang sangat ingin ia temui. Seseorang yang akan menceritakan tentang kehidupan sang istri.

Tok tok!

“Permisi–”

“Masuk saja.” Sahut Reza cepat. Pria itu sudah tidak sabar untuk segera mengetahui semua cerita sang istri yang selama ini sangat penting baginya.

“Duduklah, Kakak ipar. Jangan tegang begitu.” Kata Reza melihat karyawan bagian marketing yang merupakan Abang dari Riska, kakak iparnya.

“Maaf, saya masih belum terbiasa.” Kata Surya. Pria itu tidak percaya bahwa bosnya merupakan suami dari sang adik perempuan yang selama ini ia cari.

Flashback

Brak!

“Reza!” Yoga, asistennya yang agak miring itu membuka paksa pintu ruang kerjanya. Sialnya, Tuan besar (ayah Reza) sedang berada disitu. Seketika asisten itu ciut.

“Maafkan saya. Reza.. tolongin gue.” Gumamnya sambil menundukkan kepalanya. Reza terkekeh melihat sahabatnya yang ketakutan.

“Ayah, nanti kita lanjutkan lagi yaa. Aku mau berbicara dengan asisten ku.” Kata Reza sambil tersenyum ramah. Arianto pun keluar dari ruangan anaknya sambil memberikan tatapan tajam pada Yoga.

“Maaf, Tuan.” Ujarnya lirih namun, Arianto yang sudah sangat kesal tidak menjawabnya. Yoga pun masuk ke dalam kemudian mengunci ruangan tersebut. Reza menatapnya dengan tersenyum.

Ia sudah tau, kalau Yoga mengunci pintu ruangannya berarti, sahabatnya itu memiliki sesuatu yang sangat penting.

“Eh, eh. Tau gak?”

“Gak tau. Emangnya Apaan?”

Yoga mendengus kesal karena Reza malah mengajaknya bercanda. Ia pun mengeluarkan sebuah amplop coklat berukuran besar dari jas kerjanya.

“Baca tuh.” Reza pun membuka amplop tersebut lalu membaca lembaran kertas yang berisikan informasi yang sangat ia inginkan.

“Surya Aditya Sutomo. Heeem.”

“Bini lu kan juga namanya ada Sutomo, kan?” Reza mengangguk pelan. Sepasang mata coklatnya menatap foto pria itu kemudian tersenyum tipis.

“Mirip sama Riska. Siapapun akan tau bahwa mereka kakak-beradik.” Kata Reza sambil mengeluarkan hpnya. Ia pun memperlihatkan Yoga foto pria yang bernama Surya dan foto istrinya.

“Gimana?” Yoga mengangguk cepat.

“Mirip, cuy! Dan yang bikin kaget, Surya adalah karyawan lu bagian marketing! Hahaha! Bisa gitu ya.”

“Gua pengen banget ngobrol sama dia. Pengen tanya semua hal tentang Riri.”

“Setuju! Kapan mau dipanggil?” Tanya Yoga bersemangat. Ia senang, akhirnya bisa bebas tugas.

Selama ini, ia kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang istri Reza yang banyak misterinya. Sekarang, ia tak perlu bersusah payah mencari informasi. Ada orang yang akan memberitahu mereka.

“Nanti aja, setelah meeting sama karyawan bagian marketing.” jawab Reza dengan tersenyum penuh arti.

SKIP

Hari itu, meeting berjalan lancar. Semua karyawan mengerjakan tugasnya dengan baik dan tidak ada masalah. Melihat Surya yang hendak keluar dari ruang rapat, Reza langsung memanggilnya.

“Surya.” Pria itupun menoleh lalu menghampiri Reza yang masih duduk di kursinya. Dengan tatapan tajam, Reza memperhatikan wajah Surya kemudian mengangguk. “Memang benar-benar mirip.” Gumamnya.

“Ada apa, Pak Reza?” Tanya Surya khawatir telah membuat salah. Reza menggeleng kemudian menyuruhnya keluar.

Beberapa hari kemudian, Reza memanggilnya ke ruangannya. Surya pun datang lalu ia disuruh untuk duduk di sofa.

“Kakak ipar, tenangkan dirimu. Aku memanggilmu kesini untuk memberimu kabar gembira.” Kata Reza tanpa bertele-tele. Surya yang mendapatkan panggilan ‘kakak ipar’, mengernyit heran.

“Maaf, Pak Reza. Maksudnya apa ya?” Tanya Surya. Pria itu sudah sangat penasaran dengan sikap boss nya yang sering tiba-tiba tersenyum padanya bahkan sempat menepuk pundaknya saat berpapasan. Sangat aneh dan mencurigakan memang.

“Aku tak mau berbicara terlalu banyak. Intinya saja. Kau, Surya sedang mencari keberadaan adikmu, Riska.. benar kan?”

Mendengar hal itu, tentu membuat Surya terkejut bukan main. Bagaimana boss nya tau? Apakah selama ini ia dimata-matai oleh Reza tanpa disadarinya atau…

“Hei, aku apa isi kepala mu sekarang. Aku tau itu karena aku menikah dengan adikmu, Riska. Tak disangka ternyata Abang kesayangannya adalah karyawan ku.” Jelas Reza menatap Surya yang terlihat mencurigainya.

“Itu aja sih untuk saat ini. Nanti lagi deh.” Ujar Reza santai, membuat Surya melongo melihat kepribadian bossnya yang baru kali ini ia lihat.

“Oooh boss kita begini yaa orangnya.” Batinnya.

Surya pun pamit untuk keluar namun, baru saja memegang gagang pintu, Reza menghentikannya.

“Simpan ini sebagai kenangan.” Kata Reza sambil memberikan sebuah foto. Surya pun menerimanya lalu melihat foto tersebut dengan ekspresi terkejut.

“Riska! Ini… Riska… adikku… benar-benar sudah menikah dengan….” Surya menatap Reza dengan mata yang berembun. Beberapa detik kemudian, pria itu tumbang. Ia menangis sambil menatap foto pernikahan adiknya. Di foto itu, Riska terlihat bahagia dengan senyuman manisnya. Senyuman yang sudah lama ia tidak lihat.

“Pak Reza, izinkan saya bertemu dengannya. Hiks!” Ujarnya memohon. Reza pun menyuruhnya berdiri.

“Hei, suatu hari nanti aku akan pertemukan kalian. Tapi, ada syaratnya.”

“Iya! Apa syaratnya?” Surya langsung menyetujuinya

“Tell me EVERYTHING about her past.”

Mendengar itu, Surya menundukkan kepalanya. Pria itu terlihat menghindar.

“Anda akan–”

“Aku takkan membencinya! Aku tidak pernah menilai seseorang dari masa lalunya.” Kata Reza cepat. Ia sudah tau apa yang Surya khawatirkan.

“Baiklah, saya akan mengatakan semuanya. Tapi, kalau anda tidak menepati omongan anda… Saya akan mengambil Riska.”

Reza tersenyum, ia senang ada seseorang dari keluarga Riska yang masih peduli dengannya.

“Riri…. Pasti akan sangat bahagia jika dipertemukan dengan kakaknya. Meskipun tidak mudah.”