NovelToon NovelToon
Di Gilir Keluarga Suami

Di Gilir Keluarga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Paksa / Romansa / Pembantu / trauma masa lalu
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: bryan.gibran

Namaku Refelin, Gadis 19 Tahun yang harus rela mengorbankan masa muda untuk menikah dengan anak majikan ibuku.

Tapi sayangnya, kisah kehidupan rumah tangga ku tak seindah yang ku bayangkan.
Semua pilu ku berawal dari pernikahan itu, Aku diperlakukan bagai piala bergilir, diperbuat seenaknya dan hanya dicari ketika sedang dibutuhkan saja. Aku tidak menyangka pernikahan ku dengan anak majikan ibuku itu akan menjadi momok menakutkan yang membuatku trauma seumur hidup.

Hancur sekali hidupku, Mampukah aku melewati semua beban ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bryan.gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : - Siksaan Ibu Mertua

"Nyonya, lepaskan rambutku. Sakit nyonya" rintih ku saat Nyonya Jes terus menyeretku sambil menjambak rambutku.

"Masuk! Masuk cepetan. Kamu harus diberi pelajaran biar gak jera"

Nyonya Jes memaksa ku masuk kedalam kamar mandi, langsung mengguyur ku dengan air yang dingin.

"Nyonya ampun nyonya. Aku tidak melakukan apa-apa pada Stefani, dia berbohong" kata ku, berusaha membenarkan fakta.

"Diam. Kamu memang pantas mendapatkan ini, Stefani babak belur begitu, masih bisa kamu bilang dia berbohong, mana mungkin dia menyakiti dirinya sendiri" ketus Nyonya Jes. Dia hanya mempercayai Stefani dan Rivano yang jelas-jelas sedang menjalankan sandiwara licik.

Aku dan Stefani sama-sama menantu perempuan dirumah ini, tapi Nyonya Jes hanya membanggakan Stefani, aku tidak dianggap sebagai menantu. Tidak masalah bagiku jika Stefani selalu menjadi nomor satu, tapi setidaknya biarkan aku untuk hidup tenang.

Nyatanya, aku tidak mendapatkan ketenangan itu, aku selalu disiksa oleh Nyonya Jes, dan sekarang aku harus menanggung derita atas apa yang tidak kuperbuat.

Nyonya Jes terus mengguyur ku, sesekali dia melayangkan gayung ke kepala ku. Sakit rasanya, tapi aku hanya bisa menangis lirih dengan posisi jongkok sambil disiram terus oleh ibu mertua ku.

Hukuman seperti ini yang Stefani dan Rivano inginkan terjadi kepadaku, aku yakin mereka kini sedang tertawa bahagia diatas penderitaan ku.

"Tuangkan shampo ini kerambutmu!" Perintah Nyonya Jes. Aku hanya menunduk dan terus menangis, tidak mau menerima shampo itu.

"Lama amat sih. Kamu perlu dibersihkan dari dosa-dosa yang sudah kamu perbuat. Kamu itu manusia kotor dan hina"

Tidak sabar, Nyonya Jes yang langsung menuangkan shampo itu keatas kepalaku, satu botol shampo tertuang semua, hingga bercucuran kedalam bajuku. Shampo itu langsung disambut oleh guyuran air dari Nyonya Jes, kini badanku penuh busa, mulai dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Elin, kamu harus membayar mahal shampo yang sudah tertuang ini. Kamu pikir saya beli shampo ini pakai daun?" Oceh Nyonya Jes sambil terus menyiram ku. Entah apa yang kini ada didalam pikiran nya, aku tidak meminta untuk dituangkan shampo, bahkan bukan aku pelaku yang menuangkan seluruh isi botol shampo itu, tapi dia malah menuntutku untuk membayar ganti rugi.

"Terlentang sekarang juga" kata Nyonya Jes. Seketika aku mendongak melihat wajah nya. Kekejian apa lagi yang akan dia lakukan padaku?.

"Apa lihat-lihat?, Buruan terlentang" sambutnya. Awalnya aku tidak mau, tapi karena sudah diselimuti amarah yang menggebu-gebu, Nyonya Jes menendang ku hingga terjatuh, licinnya lantai kamar mandi yang sudah dipenuhi busa membuatku mudah terjatuh.

"Itu akibatnya kalau melawan" kata Nyonya Jes.

***

"Ma, cukup ma. Biarkan Elin keluar!" Seru Aldi dari balik pintu kamar mandi.

"Aldi, tolong aku Aldi" sahut ku, berusaha berdiri.

"Diam kamu sampah!" Nyonya Jes kembali mendorong ku, belum sempat aku berdiri, sudah jatuh kembali.

"Aldi, pergi kekamar mu sekarang juga. Elin perlu diberi pelajaran agar tidak kurang ajar lagi" seru Nyonya Jes.

"Tapi ma, Elin istriku, aku juga berhak membelanya. Aku yakin Elin tidak bersalah" kata Aldi, aku cukup tertegun dengan perubahan sikap Aldi, akhirnya ada satu orang dirumah ini yang berpihak kepadaku. Tapi seberapa besar pun usaha Aldi untuk melindungi ku, Nyonya Jes tetap saja bersikeras untuk menyiksa ku.

"Diam kamu Aldi, sejak kapan kamu menjadi laki-laki lemah seperti ini?" Seru Nyonya Jes. Tidak menghiraukan Aldi, dia kembali melanjutkan aksi penyiksaan nya terhadapku.

"Elin, pelet apa yang udah kamu berikan pada Aldi?, kenapa dia berubah sejak kalian pulang bulan madu?" Tanya Nyonya Jes sambil mengguyur wajahku. Aku yang kini dalam posisi terlentang berusaha menutupi wajahku dengan kedua tangan, agar air guyuran Nyonya Jes tidak masuk ke hidungku.

"Jawab Elin jangan diam saja!" Desak Nyonya Jes.

Dug.. Dug..

"Aaarghh, Nyonya Ampun. Sakit nyonya" rintihku saat Nyonya kembali melayangkan tendangan maut nya tepat mengenai paha ku. Sakit sekali rasanya, aku yakin tendangan nya menimbulkan bekas lebam di pahaku.

"Makanya jawab!" Geram Nyonya Jes. Aku hanya menggelengkan kepala sambil merintih kesakitan.

Tidak sampai disitu, Nyonya Jes menarik tanganku yang sedang berusaha menutupi wajahku.

"Buka mulutmu" kata Nyonya Jes, aku semakin menangis histeris, siksaan bertubi-tubi dari ibu mertua ku benar-benar membuatku dirundung derita.

Aku berusaha berontak, tidak mau membuka mulut.

Plakk..

Nyonya Jes menamparku dan mencengkram rahangku, dengan sekali arahan, Nyonya Jes memasukkan selang shower ke mulutku.

"Rasain ini, minum air ini sampai kamu kembung" begitu gila Nyonya Jes menyiksa ku.

"Mbughh,, mbughh,, hoekk.."

Aku mual, perutku terasa penuh dengan air, aku berusaha untuk tidak menelan, tapi Nyonya Jes menahan mulutku sehingga mau tidak mau, air itu masuk menuju kerongkongan ku.

"Oh, saya baru ingat. Tadi malam kamu sudah disetubuhi oleh Aldi?, itu artinya sebentar lagi kamu akan hamil anak Aldi. Saya minta, kalau kamu nanti positif hamil, gugurkan kandungan itu, saya tidak mau mempunyai cucu dari rahim mu" kata Nyonya Jes. Aku tidak habis pikir, lantas jika Aldi tidak boleh mempunyai anak dariku, siapa yang akan memberikan dia keturunan?, Nyonya Jes benar-benar sudah gila, titisan dewi ular berkepala naga, tidak ada bedanya dengan Stefani.

Tapi saat Nyonya Jes berkata tentang kehamilan, aku jadi teringat kembali pada kelakuan bejat Rivano, andai saja Nyonya Jes tau, benih yang tertanam didalam ku adalah benih dari Rivano bukan dari Aldi, karena aku dan Aldi belum berhubungan.

Jika benar aku hamil anak dari Rivano, niat hati Nyonya Jes untuk menggugurkan kandungan ku adalah pilihan yang tepat, aku akan menyetujui itu.

Tapi masalahnya, untuk malam-malam berikutnya, Aldi pasti akan memintaku untuk berhubungan dengannya, karena sudah banyak malam yang terlewat, membuat Aldi belum menyentuhku. Jika Aldi juga telah menitipkan benihnya didalamku, apa mungkin Aldi masih rela untuk membiarkan Nyonya Jes menggugurkan kandungan ku?, Dan jika aku hamil, anak siapa yang ada didalam rahim ku nanti?. Semua ini sangat rumit untuk dicerna akal sehatku.

***

"Kalau kamu masih mengulangi kesalahan mu, aku akan melakukan hal yang lebih kejam dari ini"

Nyonya Jes melepaskan selang shower dari mulutku, tapi semuanya belum selesai. Dia memintaku berdiri dan tanpa perintah, dia melucuti semua semua pakaian ku.

"Jangan Nyonya, aku mohon" ucap ku, tapi tidak ada gunanya, Nyonya Jes dengan segala kegilaan nya telah berhasil melepaskan pakaianku tanpa menyisakan sehelai benangpun. Aku berusaha menutupi area sensitif ku dan berbalik badan dari Nyonya Jes.

"Dasar murahan, bentuk tubuhmu saja sama sekali tidak menggoda, tapi kenapa kamu bisa membuat Aldi berubah berpihak padamu?" Tanya Nyonya Jes.

"Lihat sini" kata nya, memaksa ku untuk berbalik badan kearahnya, tapi saat berbalik arah, aku masih tetap menutupi bagian sensitifku.

"Dengar baik-baik ya! Kalau sampai Aldi berubah menjadi anaknya yang suka melawan, kamu akan rasakan akibatnya" ancam Nyonya Jes. Mengambil satu gayung air dan kembali disiramkan kewajahku, kemudian menjatuhkan gabung itu kelantai dengan sangat keras.

"Kalau sampai gayung itu retak, kamu harus ganti rugi" katanya. Lagi-lagi meminta pertanggungjawaban atas apa yang tidak kuperbuat.

Akhirnya Nyonya Jes keluar dari kamar mandi, meninggalkan aku sendiri dalam keadaan terkulai lemah tanpa busana. Aku menangis lirih, betapa tega keluarga ini menjadi aku sebagai bahan cibiran dan mainan. Aku bagai piala bergilir yang tidak ada henti-hentinya mendapat giliran untuk dikuasai satu persatu orang-orang dirumah ini.

***

"Aldi, kamu dari tadi disini?" Saat membuka pintu kamar mandi, Nyonya Jes terkejut mendapati Aldi masih berdiri didepan pintu.

"Iya ma, mana Elin ma?" ucap Aldi.

"Tuh, lihat saja sendiri. Oh iya Aldi, kamu punya urusan sama mama yang harus kita bicarakan, tapi nanti saja, mama mau istirahat. Mama cape habis ngajarin wanita murahan itu sopan santun" oceh Nyonya Jes. Berlalu dari hadapan Aldi.

***

"Astaga, sayang. Sayang, maafkan aku, aku gak bisa bantuin kamu tadi" sesal Aldi, tapi aku sama sekali tidak menyalahkannya, aku langsung memeluk Aldi, tangisan ku pecah saat Aldi mendekap ku. Aku bersyukur, Aldi benar-benar telah menunjukkan perubahan yang baik, aku pikir saat dia melihatku dalam keadaan tanpa pakaian seperti ini, dia akan meluapkan nafsunya, tapi ternyata tidak, dia sangat khawatir dengan keadaan ku.

"Bawa aku pergi jauh dari rumah ini Aldi, aku takut, aku bisa mati kalau setiap hari begini" tangisku pada Aldi.

"Iya sayang, nanti kita pikirkan lagi soal itu. Sekarang kita kekamar dulu ya, hangatkan badan kamu, kamu udah menggigil kedinginan" kata Aldi.

Aldi membersihkan sisa-sisa busa di tubuhku, sesekali dia mengusap air mataku, meskipun samar karena wajahku masih basah, tapi Aldi tau kalau aku masih mengeluarkan air mata.

Aku menatap Aldi, dia tersenyum kepadaku tapi bisa aku lihat kalau air mata juga menetes dari netra nya.

Aku benar-benar terbuai olehnya, tidak sedikitpun dia mempedulikan tentang hasratnya, aku yang tengah dalam keadaan tanpa sehelai benang ini, Aldi sama sekali tidak terfokus melirik bagian sensitif ku, dia terus membersihkan sisa-sisa busa ditubuhku dan mengambilkan handuk kering untuk menutupi tubuhku.

Tidak tanggung-tanggung, Aldi menggendongku keluar dari kamar mandi.

"Al.. Aldi.." berdebar jantungku, tapi Aldi hanya diam dan tersenyum. Perlahan Aldi melangkah pasti menuju kamar kami.

Aku benar-benar tidak menyangka, ternyata ini sisi Romantis dari Aldi. Mungkin benar kata pepatah, setelah badai akan ada pelangi. Setelah mendapatkan siksaan dari ibu mertua, aku mendapatkan perlakuan manis dari Aldi, suami ku.

1
bryan.gibran
Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisi Refelin?
Akbar Cahya Putra
Mantap banget, author! Jangan berhenti menulis ya!
Tōshirō Hitsugaya
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
bryan.gibran: thanks kak, ikuti terus update nya ya
total 1 replies
♞ ;3
Sama sekali tidak mengecewakan. Sebelumnya aku berpikir bakal biasa saja, ternyata sangat bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!