NovelToon NovelToon
Cahaya?

Cahaya?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Cinta Murni / Angst / trauma masa lalu
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Kuh123

𝐒𝐢𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬:

Hanya sepenggal kisah seorang pria yang membutuhkan cahaya sebagai harapan nya.
Kisah tentang pria yang di kurung di ruang gelap, karena penyakit mental yang ia alami dan seorang gadis yang tiba - tiba datang sebagai malaikat penolong nya, membawa nya keluar dari kegelapan.

"Memang.. Masih ada cahaya buat gue?"

.
.

"Gue boleh tanya sesuatu?"
"Lo.. Nyata kan?"

"Mereka bilang, semua yang gue denger, liat atau rasakan, semua itu cuma khayalan. Mereka bilang, gue gila."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Kuh123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

[ WARNING ]

1. BANYAK KATA - KATA KASAR.

2. KARYA PERTAMA, MAKLUMI KALAU ADA KESALAHAN DALAM DIKSI.

3. MAKLUMI TYPO.

4. KOMENTAR YANG SOPAN.

5. HARGAI KARYA PENULIS.

TERIMAKASIH!!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -...

"Dok, sus, saya sama Varez pulang dulu ya. Udah di telfonin tante Alina."

Dheo dan Yunia mengangguk serempak, mereka menatap Alvarez, "Semangat!"

Aurel mengerjap pelan, "Semangat apaan? kompak banget kalian."

Dheo dan Yunia hanya menunjukkan senyum mencurigakan. "U-udah, mereka cuma nyemangatin Varez. K-kata nya mama udah suruh pulang kan? Ayo kita pulang." Alvarez menarik tangan Aurel pergi. Aurel terdiam, menatap tangan nya yang di tarik oleh Varez. Ini pertama kali nya kan? Alvarez yang menarik tangan nya, dan menunjukkan arah pada nya. Biasa nya, Aurel yang menarik Alvarez untuk menunjukkan arah.

Aurel sedikit menunduk, 'Ga boleh baper Rel.'

...----------------...

Di apartemen, mereka berkumpul.

"Kenapa ma?" Tanya Alvarez.

Alina menyodorkan sebuah brosur kepada Alvarez. Alvarez mengambil brosur itu, lalu mengeja tulisan yang ada di brosur, satu per satu di dalam hati. Maklumi saja, sudah lama ia tidak melihat huruf.

Aurel mengintip brosur, senyum nya mengembang lebar. "Ini pendaftaran kuliah?" Ucap Alvarez pelan, lalu menatap Alina.

Alina mengangguk. "Kamu mau kan, lanjutin kuliah kamu? Mulai semua nya dari awal."

"Kamu sama Renza. Kalian berdua mau kan kuliah disana?"

"Disana?" Ulang Aurel.

Alina tersenyum merekah, "Iya, di London."

Alvarez terdiam. "Kenapa jauh banget?" Tanya Alvarez pelan.

"Pendidikan disana lebih bagus, Varez.. Selagi mama ada uang, mama mau kamu sama Renza dapet pendidikan yang bagus."

Aurel ikut tersenyum, "Bagus tuh."

Alina mengangguk bersemangat, "Kebetulan, mama juga ada kenalan disana. Jadi gampang." Ucap Alina.

"Gimana? Kamu mau kan, Varez?"

"Renza udah setuju."

Alvarez terdiam, tampak menimbang - nimbang. Aurel menyenggol lengan Varez, "Mau dong Al, kesempatan bagus itu."

"Em.. Boleh ga, Varez mikir dulu?" Alvarez menatap Alina.

Alina mengangguk lalu tersenyum, "Pikirin aja dulu. Mama gamau maksa kamu juga."

Alvarez mengangguk pelan, "Makasih ma."

"Sama - sama Varez."

"Kamu istirahat dulu sana. Mata nya kecapean nanti." Ujar Alina.

"Iya."

Alvarez berdiri, Aurel juga ikut berdiri. "Yok, gue juga mau ke kamar." Aurel meraih tangan Varez, lalu berjalan pergi menuju kamar mereka masing - masing yang kebetulan sebelahan.

...----------------...

"Bye Al!" Aurel meraih gagang pintu kamar nya, hendak membuka pintu kamar nya, namun di hentikan oleh Alvarez.

"Hng?" Aurel mendongak.

Alvarez terdiam sejenak, tampak ragu.

"Kenapa, Varez?"

"Boleh.. Boleh Varez nanya sesuatu?"

"Iya?" Aurel menunggu Alvarez melanjutkan bicara nya.

"Varez.. Varez berhak bahagia ga?" Tanya Alvarez pelan. Mata nya menatap mata Aurel dengan dalam.

Aurel terdiam sejenak, "Iya.. Lo berhak bahagia, Varez. Kenapa hm? ada masalah?"

"Kalau Varez suka sama orang, boleh ga?"

Lagi lagi, sebelum menjawab, Aurel terdiam dulu. "Iya.. Boleh. Itu hak lo. Lo lagi suka sama orang?"

"Iya.. Sama orang yang jadi cahaya buat Varez." Ucap Alvarez pelan.

"Tapi, Varez ngerasa ga pantas buat dia." Lanjut nya.

"Siapa?" Tanya Aurel pelan.

"Aurel."

Manik coklat tua milik Aurel, seakan terjebak dalam manik hitam milik Alvarez. Ia terdiam, tak bergeming. Mulut nya tiba - tiba saja terasa kaku. Dengan perlahan, Alvarez menunjukkan senyum nya, senyum yang terkesan tulus dan polos.

"Varez mungkin ga pantes buat Aurel. Tapi kata suster Yunia sama dokter Dheo, Varez harus berjuang buat memantaskan diri." Ujar Varez.

"Aurel ga perlu jawab Varez sekarang, karena Varez belum punya apa - apa sekarang. Jadi, tolong.. tunggu Varez. Tunggu Varez sampai Varez bener - bener bisa pantas bersanding sama Aurel."

"Varez bakal kuliah sesuai keinginan mama. Varez bakal berusaha buat sukses. Biar Varez bisa pantas buat Aurel. Varez janji."

"Aurel mau kan nungguin Varez?" Tanya Alvarez dengan senyuman tulus. Aurel terpana. Lalu, ia tersenyum tipis.

Di anggukan kepala nya sebagai respon atas pertanyaan Alvarez. Iya, ia siap menunggu. Ia siap menunggu Alvarez membuktikan diri nya. Senyum Alvarez semakin lebar, ia senang. Hati nya puas dan plong. Setidaknya, ia sudah mengakui perasaan nya dan Aurel sudah tau perasaan nya.

Setelah pernyataan singkat itu, mereka masuk ke kamar mereka masing - masing.

...----------------...

Lanjut di keesokan hari nya, Varez benar - benar menyetujui kuliah nya di London. Untuk urusan itu, dua minggu lagi, ia harus mulai berangkat dan mendaftarkan diri bersama Renza. Ia harus fokus pada masa depan nya. Ia harus mengejar ketertinggalan nya selama ini.

"Mama udah telfonin guru privat bahasa inggris buat kamu. Nanti siang, dia dateng." Alvarez merespon dengan anggukan, ia bukan tak bisa berbahasa inggris. Tentu nya, dulu, ia sudah mahir, namun ia sekarang harus kembali mengasah kemampuan bahasa nya dari nol.

Pagi berganti malam, malam berganti pagi lagi. Hari ini, Alvarez harus berangkat menuju London bersama Renza. Kini, mereka sedang berada di bandara, saling mengucapkan selamat tinggal.

Alina memeluk kedua putra nya, "Jaga diri kalian baik - baik. Mama bakal kangen banget sama kalian." Ucap Alina.

"Renza juga bakal kangen mama."

"Varez juga."

Mereka melepaskan pelukan masing - masing. Alvarez beralih pada Aurel. Senyum nya mengembang lebar, "Tunggu Varez ya, Aurel."

Dengan senyuman tipis, Aurel mengangguk. Ia menjulurkan tangan, meraih tangan Alvarez, menarik nya, lalu memeluk nya. Alvarez semakin memperlebar senyuman nya, ia membalas pelukan Aurel.

"Belajar yang bener. Terus balik, bikin tante bangga, lepasin kegelapan lo. Sekarang udah gada lagi kegelapan. Cuma ada cahaya."

Setelah berpamitan, Renza dan Alvarez melangkah pergi. Namun, beberapa saat Alvarez terhenti, menatap Aurel. Tanpa suara, ia berkata 'Tunggu Varez disini ya'. Sebelum akhirnya, ia benar - benar pergi. Punggung nya tak terlihat lagi menyusul Renza yang lebih dulu pergi.

Aurel tersenyum menatap punggung Varez yang benar - benar menghilang, ia mengusap pipi nya yang tanpa sadar sudah basah. Alina menepuk bahu Aurel, "Varez bakal sering - sering ngabarin kok.."

Aurel mengangguk paham. Ia terdiam beberapa saat. "Sesuai perjanjian kita?"

Alina menatap Aurel, "Iya? Tante bakal kirim uang nya ke rekening kamu semua." Ucap Alina dengan senyuman.

Ia merangkul bahu Aurel, "Ayo, sekarang kita pulang." Aurel kembali mengangguk. Ia melirik ke arah kepergian Alvarez. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran nya. Tapi, ia tidak bisa memberitahu Alina.

Mereka pulang bersama ke apartemen. Saat malam tiba, mereka menuju kamar mereka masing - masing.

Aurel menatap layar ponsel nya, dari layar ponsel nya, terlihat ia mentransfer uang yang sebelum nya di transfer Alina pada rekening lain. Mematikan layar ponsel nya, ia meletakkan ponsel nya ke atas nakas. Lalu, ia berjalan ke lemari, membuka lemari dan mengambil sebuah tas yang ada disana. Ia menatap foto ia dengan Alvarez, Alina dan Renza yang terpajang, tangan nya meraih foto itu, di masukkan ke dalam tas. Kemudian, ia menggendong tas, dan berjalan pergi.

Waktu menunjuk pukul 12 tengah malam saat itu. Ia pergi, entah kemana dan apa tujuan nya.

.

Pagi nya, Aurel benar - benar pergi tanpa jejak. Ia menghilang begitu saja, meninggalkan sebuah surat bertuliskan terimakasih dan permohonan maaf nya karena tak bisa menunggu Alvarez kembali.

Dalam surat itu, ia menambahkan, kalau ia harus kembali ke tempat nya yang seharusnya.

.

.

.

...•BERSAMBUNG•...

1
*same_One*
next
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
lah kok sad sih Thor ,mau kemana sih Aurel 🤧
Layna
bagus
Anis Rohayati
suka sma yang berbau obsesi
karenn
Sayang Alvarez banyak-banyak ❤️❤️
Anis Rohayati
sedikit bgt up nya/Whimper//Whimper/
Anis Rohayati
plis ka seru bgt up yang bnyk 😍😍😍😍😍😍
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
bener hukum mati saja 🙈
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
lanjut bnyk kak 🙈
Kysh_lmyd<3
lnjjuuutt
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
Lanjut kak pliss yg banyak
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
iss mulut nya mintaa di lakban 😒
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
Lanjut kak pliss, akhir nyaa dia bebas 🤧
karenn
OKE DIGANTUNG SEMAKIN MENANTANG, SEMANGAT AUTHOR CAYANG 🤍🤍
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
LANJUT KAK
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
aiss jadi sedih jugaa 🤧
Rvlla
maaf izin ketawa dikit, 😭
Rvlla: YA MAAV😭😭😭
IG: @itsme.lyn123: KAN HRSNY SEDIH 😭😭
total 2 replies
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
lanjut thorrrr
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
ayoo semangat Aurel
🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ
astaga bik ttp banget kan jadi malu Aurel ny 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!