NovelToon NovelToon
The Strongest Swordsman Mage

The Strongest Swordsman Mage

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vivi Aulina

[Update Setiap Hari]

Suatu hari dunia mengalami perubahan. Gate dan monster terus bermunculan. Tugas manusia sekarang adalah membasmi para monster sebelum monster-monster itu yang membasmi mereka. Ini adalah cerita seorang pria yang terkenal dengan julukan 'Swordsman Mage terlemah', yaitu Zeha. Dia tiba-tiba mendapatkan kekuatan dari kristal aneh, dan demi menjadi yang terkuat, dia harus mencari sepuluh 'Fragments Of Eternal Power'.

High-Demonic Eyes, kekuatan dari Immortal Demon yang tersegel di dalam Demon Crystal, secara tidak sengaja diaktifkan dan akhirnya menjadi miliknya. Zeha harus menjalani hidup antara cahaya dan kegelapan, kekuatan para dewa dan iblis yang dia miliki, menjadi tumpuan di mana dia akan menjadi yang terkuat.

Dengan kekuatan itu, dia bertekad menjadi penyihir terkuat, melindungi manusia dan membebaskan dunia dari bencana.

+

+

Karya Fantasi-Aksi pertama!

Ayo buruan bacaaa!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi Aulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 - PERTARUNGAN SENGIT

Jangan lupa like, komen dan vote!!

Selamat Membaca...

Zeha baru saja sampai di lokasi salah satu gate. Ia langsung berjalan menghampiri para kesatria yang menjaga gate. Ketiga kesatria itu sontak langsung menghalangi jalannya.

“Anda tidak bisa masuk!” Salah satu dari ketiga kesatria itu angkat bicara.

Zeha merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah aksesoris berbentuk lingkaran, yang kemudian ia tunjukkan kepada ketiga kesatria itu. Aksesoris itu terbuat dari emas dan di atasnya terdapat tali pendek berwarna biru.

Ketiga kesatria itu sontak terkejut. Mata mereka membulat sempurna. Segera mereka minggir dan mempersilahkan Zeha untuk masuk.

“Ma-maaf atas kelancangan kami!” ucap mereka bertiga.

Zeha tentu saja terkejut. Sebelum keberangkatan Xavier ke Ibu Kota, Zeha memang meminta sesuatu kepadanya. Ia ingin diberikan izin untuk masuk ke dalam dungeon tanpa bersama tim. Awalnya Xavier tentu saja menolak, karena aksi itu jelas melanggar peraturan.

Akan tetapi, Zeha tak berhenti membujuknya hingga akhirnya Xavier pasrah. Ia memberikan Zeha sebuah simbol kekaisaran, yang di mana simbol itu dapat memberikannya hak untuk berbuat apa pun tanpa peduli aturan.

Simbol itu tentu hanya dimiliki oleh keluarga kekaisaran saja. Itu adalah benda yang tidak boleh dicuri. Jika tidak, otoritas kekaisaran akan turun jika simbol itu dipersalahgunakan.

Zeha tak mengerti mengapa Xavier rela memberikan benda berharga itu kepadanya.

“Ini benar-benar bekerja.”

Zeha melangkah dan masuk ke dalam gate. Ini adalah kali kedua ia melakukan penyerangan terhadap dungeon. Meskipun tidak ada fragmen sihirnya di sana, Zeha tetap ingin memasukinya. Ia sudah bertekad untuk menjadi lebih kuat. Karena itulah, ia harus sering melatih kemampuannya. Salah satunya adalah dengan melawan monster.

Bentuk dungeonnya sama seperti yang terakhir kali, berbentuk gua yang besar.

Kali ini, monster yang ia hadapi bukanlah skeleton, melainkan monster yang seluruh tubuhnya berwarna hijau. Tingginya hanya sekitar dua meter. Mereka memiliki telinga yang runcing, dan mata berwarna merah. Kaki dan tangan mereka sangat kurus. Gigi mereka runcing dan tampak keluar.

Mereka adalah goblin.

Mereka memiliki senjata yang sama, yaitu belati yang terbuat dari batu.

Zeha menghunus pedangnya dan berlari kencang ke arah para goblin. Ia menebas setiap tubuh goblin tanpa ragu. Kecepatan serangannya memang tidak begitu cepat, namun titik serangannya selalu pas dan tidak ada gerakan yang sia-sia.

Ditambah, level para goblin juga jauh lebih lemah darinya.

Sekitar dua puluh menit berlalu, Zeha berhasil membunuh semua goblin yang ada di sana. Kini ia sudah sampai di ruangan bos.

Seekor goblin raksasa tengah duduk di singgasananya. Ia duduk bersila sembari memejamkan mata, seperti sedang bertapa. Ukuran tubuhnya diperkirakan sepuluh kali lipat lebih besar dari goblin yang ia hadapi sebelumnya. Meski begitu, levelnya tidak begitu jauh dari Zeha.

“4.392, ya? Lumayan tinggi juga.”

Zeha menjulurkan tangan kanannya. Kemudian sebuah lingkaran sihir muncul di depan telapak tangannya. Dari balik lingkaran sihir, puluhan pisau kecil yang terbuat dari api meluncur dengan sangat kencang ke arah goblin raksasa.

Kedua mata goblin raksasa terbuka ketika ia menyadari suatu keberadaan yang kuat tengah mengarah padanya. Ia segera mengambil kapak dan menangkis seluruh serangan Zeha.

Saat Goblin raksasa selesai menangkis semua serangannya, Zeha tiba-tiba muncul dari atas dan meluncur cepat sembari mengayunkan pedangnya.

Ka Chiing!

Kedua senjata saling beradu!

[Ggrrr...!]

Goblin raksasa meraung kesal. Ia mendorong senjatanya hingga membuat Zeha terpental. Beruntung ia bisa mengontrol tubuhnya dan mendarat dengan baik. Jika tidak, mau tak mau sekali lagi tubuhnya akan berbenturan dengan dinding gua seperti waktu itu.

Goblin raksasa langsung melayangkan serangan begitu Zeha mendarat. Dengan sigap Zeha melompat menjauh. Zeha berlari ke samping dan berusaha mencari celah.

Zeha menjulurkan tangan kirinya. Ia hendak menggunakan sihir, namun keburu diserang oleh goblin raksasa. Zeha melompat ketika menyadari kapak besar terayun dengan cepat ke arahnya.

“Sial!” Zeha kesal lantaran gagal menggunakan sihir. Ia memang sudah bisa menggunakan sihir secara leluasa, tapi membutuhkan waktu yang cukup lama. Ia tak bisa langsung menggunakan sihir secara instan.

Lagi-lagi harus berhadapan secara langsung. Hanya itu satu-satunya cara.

Sekali lagi, Zeha melesat ke arah goblin raksasa dan mengayunkan pedangnya. Semua serangannya berhasil ditahan dengan baik oleh goblin raksasa.

Ka Chiing!

Ka Chiing!

Whoosh!

Zeha menambah kecepatannya. Meski sulit, ia harus bisa melakukannya. Goblin raksasa memiliki tubuh yang sangat besar, sehingga mudah untuk menjangkaunya. Namun kulitnya sangat keras, dan juga senjata yang dimilikinya sangat besar dan tajam.

Boom!

Seisi gua berguncang. Kapak besar itu menancap ke dinding gua. Sebelumnya, Zeha sengaja memancing goblin raksasa untuk menyerangnya ke pinggir, dan ia langsung menghindar begitu serangan dilayangkan kepadanya.

[Grrrr...!] Goblin raksasa meraung marah.

Zeha mundur sejenak sebelum kembali menyerang. Kini kapak yang menjadi senjata utama goblin raksasa telah tiada. Kapak itu menancap terlalu dalam sehingga sulit untuk dikeluarkan.

Zeha tersenyum puas saat melihat goblin raksasa berteriak murka. Namun kesenangan itu hanya berlangsung sesaat saja. Tiba-tiba, sebuah lingkaran sihir berukuran sangat besar muncul dari bawah telapak kakinya.

Sejenak Zeha memicing kebingungan. Ketika ia tersadar, ia segera melompat guna menghindari tombak-tombak runcing yang tiba-tiba keluar dari dasar tanah.

Tombak-tombak yang terbuat dari batu itu muncul dengan sangat cepat, membuat Zeha kesulitan untuk menghindar. Ia juga tak bisa menghindar ke atas lantaran tombak-tombak itu menjulang sangat tinggi, hampir menyentuh langit-langit gua.

Zeha tak menyangka kalau goblin raksasa itu bisa menggunakan sihir. Ia jadi sedikit kesulitan.

Luas lingkaran sihir itu hampir setengah dari luas gua. Zeha kesulitan mencari tempat aman untuk berlindung.

“SIAAAL!”

Zeha berteriak selagi berlari menghindari tombak-tombak batu yang terus bermunculan. Ia terlalu fokus menghindar, sampai tak sadar kalau goblin raksasa tengah melayangkan pukulan kuat ke arahnya.

Zeha tersentak kaget. Tepat sebelum pukulan itu mengenainya, ia melompat ke mundur ke belakang. Pukulan goblin raksasa itu mengenai tombak-tombak batu dan membuatnya hancur berkeping-keping.

Napas Zeha terengah-engah. Syok menghampiri dirinya yang hampir kehilangan nyawa.

“Hampir saja...” Baru saja ia merasa lega, serangan kembali diluncurkan kepadanya. Zeha terus menghindari pukulan yang dilayangkan padanya tanpa jeda.

Bukan hanya cepat, tapi juga memiliki daya hancur yang sangat besar. Zeha tak menyangka kalau goblin raksasa itu memiliki kekuatan sebesar itu. Padahal jumlah energi sihir mereka tak begitu jauh berbeda.

Zeha juga kesulitan untuk memberikan serangan balik lantaran sibuk menghindari serangan goblin raksasa.

Ia bisa merasakan perbedaan besar antara goblin raksasa dengan ular raksasa yang ia hadapi tempo hari.

Sebisa mungkin ia harus segera menemukan celah. Jika terus seperti ini, ia akan terpojok oleh kekuatan goblin raksasa dan berakhir kalah.

Zeha menarik pedangnya dan melesat cepat ke arah leher goblin raksasa.

Ka Chiing!

Goblin raksasa berhasil menahan serangan Zeha.

“Sial!”

Zeha melompat mundur dan mencoba menyerang lagi. Namun semua serangannya selalu gagal. Itu karena kecepatan Zeha semakin menurun, menyebabkan serangannya lambat dan mulai melemah.

“Sihir api tidak begitu berguna untuknya! Tapi aku juga tidak tahu bagaimana cara mengaplikasikan sihir angin ke dalam pertarungan...”

Zeha kini menyesal karena telah terlahir bodoh. Ia jadi kesulitan memikirkan strategi bertarung yang baik. Mungkin juga karena pengalamannya yang masih sangat sedikit.

(Master, tingkatkan kecepatanmu menggunakan sihir angin.)

Zeha sukses terkejut dan refleks menghentikan langkahnya. “Litch!”

Usulan Litch seperti lampu yang bersinar di tengah-tengah kegelapan. Zeha merasa sangat terbantu.

“Aku belum pernah mencobanya. Apa itu bisa dilakukan?” batinnya.

Selagi ia berpikir, goblin raksasa beranjak dari tempatnya, melangkah mendekati Zeha sembari melayangkan serangan kuat.

Zeha jadi kesulitan berpikir karena selalu diserang secara tiba-tiba.

“Ini merupakan taruhan yang mematikan...”

Zeha berusaha mengumpulkan sihir pada kaki dan tangannya. Angin kencang berembus di sekitarnya, dan perlahan-lahan membesar.

“Aku mulai!”

Zeha melesat ke arah goblin raksasa. Berkat angin yang ia ciptakan sebelumnya, kecepatannya bertambah cukup banyak. Pada saat yang bersamaan, goblin raksasa juga melayangkan sebuah pukulan padanya.

Zeha berhasil menghindar, dan melesat dengan cepat. Ia menarik pedangnya sebelum berhasil menebas mata goblin raksasa.

Goblin raksasa berteriak kesakitan. Ia bergerak tidak teratur karena tak bisa melihat. Darah yang keluar dari matanya merembes kemana-mana. Zeha tak berhenti sampai di sana, ia menggunakan kesempatan itu untuk menebas tubuh goblin raksasa.

Belasan, hingga puluhan kali tebasan ia berikan.

Teriakan goblin raksasa semakin kencang.

Zeha menambah kecepatannya dan menebas lagi dan lagi. Api menyelimuti bilang pedangnya, dan disetiap bagian tubuh goblin raksasa yang terkena tebasan sukses terbakar.

“Aaaarrghh!” teriakan Zeha menggema ke seisi gua. Ia terus menebas tanpa jeda. Darah terus mengalir keluar, membuat gua dipenuhi oleh darah. 

[Rooaaaaarrggghhhh!]

Zeha melompat mundur ketika goblin raksasa tiba-tiba mengeluarkan aura yang sangat kuat, hingga berhasil menimbulkan badai di sekitarnya.

Tekanannya begitu kuat, berhasil membuat Zeha merinding.

“Apakah ini saatnya?” Zeha menjulurkan tangannya ke depan. Ia berusaha untuk fokus dan konsentrasi.

Tak lama, sebuah lingkaran sihir berukuran besar muncul dari bawah telapak kaki goblin raksasa. Ukurannya dua kali lebih besar dari tubuh goblin raksasa.

“Flame Note!”

Api muncul dan membakar seluruh tubuh goblin raksasa. Itu adalah api yang pertama kali berhasil ia buat saat belajar dari Xavier.

Raungan goblin raksasa menggelegar ke seluruh gua. Seperti yang diduga, api itu tetap hidup meskipun Zeha tidak mengalirkan sihirnya pada lingkaran sihir itu. Seolah-olah api itu hidup sendiri dan memakan mangsanya sampai habis tak bersisa.

Api itu akan padam jika mangsanya sudah berubah menjadi abu.

(Selamat, master.)

1
Dewo Bumi
cerita na terlalu bertele-tele Thor
Dewo Bumi: gpp 💪💪💪
vamelinaa: se-sebenarnya aku juga ngerasa gitu sih😭
total 2 replies
Gehrman
Apakah ini Reupload?
vamelinaa: iya! makasih sarannya!😄
Gehrman: Lanjutkan Thor, sebenarnya tulisanmu sudah rapi walaupun ceritanya agak klise masih enak dibaca.

Struktur dan pacing ceritanya juga sudah bagus.

Asal rutin update, bakal banyak reader yg baca kok.

Saranku sih bisa diperlihatkan sedikit konflik ceritanya atau motivasi si MC ini biar pembaca tahu ceritanya akan mengarah kemana.
total 3 replies
Gehrman
Emmm keknya aku pernah baca Novel ini deh, kalau tidak salah si nenek ini orang kuat dan bakal jadi guru si MC
Gehrman
Emmm jadi, g akan ada bangsawan2 lain yg ada di luar wilayah kota? 🤔
vamelinaa: ada, tapi gak begitu terkenal
total 1 replies
Alfa Doankk
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!