NovelToon NovelToon
The Prisoner

The Prisoner

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Loxodonta

Kembali ke Kota kelahirannya di Hamburg—Jerman menjadi awal penderitaan Lenka Lainovacka. Dia disekap di ruangan bawah tanah oleh Steven Gershon—pria yang sangat membencinya karena mengira ia adalah orang suruhan Piero—musuh bebuyutannya Stevan dan turut terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan kekasih pria itu.


"Kau ingin mati, bukan?" menautkan kedua tangan di bawah dada, Steven bersandar pada dinding ruangan itu. "Tapi aku belum rela, Len—ka," dia menekan nama perempuan itu sampai suara gemeratuk giginya terdengar. "Aku harus menyiksamu setengah mati dulu."

***

Ig : @missloxodonta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Loxodonta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Foto Terlelap Lenka

Steven masuk ke dalam mobil yang berbeda dari Kendry, tadi dia menghubungi salah satu pengawalnya untuk datang menjemput. Ya, kaki tangan Steven cukup banyak di Munich sebab dia membangun banyak bisnis di Kota ini.

Tiba di sebuah apartemen mewah milik Gershon group, Steven masuk ke dalam privat lift menuju penthouse yang selalu menjadi tempatnya menginap jika berkunjung ke Munich. Meletakkan jas yang ia kenakan sembarang, dia berjalan menuju pantry. Tangannya membuka kulkas dan mengambil botol wine dari sana. Sehari sebelum mereka berangkat ke Munich, Steven sudah memberi perintah pada pelayan khusus yang bertanggung jawab merawat penthouse miliknya untuk mengisi kulkas dengan beberapa minuman keras.

Menuangkan wine ke dalam sebuah gelas yang ia taruh di meja bar, Steven mulai menyesap minuman yang bisa memabukkan itu. Hari ini dia cukup lelah, meninjau proyek pembangunan pabrik tekstil berjam-jam lamanya lumayan menguras tenaga pria itu. Belum lagi kasus sepasang suami istri bernama Cardo dan Davira yang belum menemukan titik terang, siapa sebenarnya dalang utama dari aksi demo tersebut?

Sebenarnya dia bisa memaksa Cardo dan Davira untuk berkata jujur yaitu dengan cara melakukan kekerasan. Tapi dia enggan melakukannya karena sepasang suami istri itu sudah tampak renta dan lagi, Steven dapat melihat wajah tertekan penuh kecemasan dari mereka. Ditambah saat tadi Cardo berkata bahwa seseorang tersebut sampai mengancam mereka, dia menyimpulkan bahwa sepasang suami istri itu tidak punya pilihan selain melaksanakan perintah yang menyuruh mereka mempengaruhi warga untuk melakukan demo.

Sambil memijit tengkuknya, Steven merasa kepalanya semakin sering pusing sekarang. Keberangkatannya ke Malibu ternyata meninggalkan banyak masalah di Jerman.

Suara pesan masuk dari ponsel pria itu sedikit membuyarkan lamunannya. Merogoh benda pipih tersebut dari dalam saku celananya, dia segera membuka pesan masuk itu.

—Bibi Samantha, 23.30 pm

Tuan, ruangan bawah tanah sudah cukup nyaman sekarang. Lihatlah, ketika bibi masuk lampu sudah di padamkan. Pasti nona Lenka senang melihat hiasan stiker di plafon.

Mengirimkan foto atap ruangan bawah tanah yang kini berhiaskan stiker, Samantha juga mengirim potret Lenka yang sedang tertidur nyenyak.

Dan tanpa ia sadari, sudut bibirnya sedikit tertarik kala melihat foto Lenka yang terlelap. Mengerjap dan menggeleng berkali-kali, Steven berusaha menyangkal apa yang ia rasakan.

“Shiit!! Apa yang kulakukan?” Menyadari suasanan hatinya yang tiba-tiba berubah, Steven segera menghapus isi pesan beserta foto yang Samantha kirim. Lalu sedetik kemudian, dia menghubungi nomor wanita itu.

“Iya, tuan.” Samantha menjawab dengan gusar, sebab sang majikan bukan membalas pesan yang ia kirim tapi malah menelepon dia.

“Sekali lagi, tidak perlu mengirim foto-foto seperti tadi. Tentang Lenka, selama dia tidak membuat onar, bibi tidak perlu memberi kabar apapun padaku.” Ujar Steven dengan nada kesal.

“Ba—baik, tuan.” Samantha merutuki kebodohannya, entah setan apa yang merasuki wanita itu sampai mengirim foto Lenka pada sang majikan.

“Uhhmm. Lagi, kuharap bibi tidak lupa, sekalipun kekasihku sudah tiada, aku masih sangat mencintainya. Jadi, bibi jangan berharap aku akan menaruh rasa pada Lenka, aku justru masih sangat membenci dia sampai detik ini.”

“Maafkan saya, tuan.” Tak ada lagi sahutan dari Steven, sebab pria itu sudah lebih dulu memutus sambungan telepon mereka.

Mendudukkan tubuhnya di atas ranjang, Samantha menyesali perbuatannya barusan. Dia memang tidak begitu dekat dengan Airen, tapi dia tahu kalau perempuan itu adalah kekasih sekaligus calon tunangan dari Steven yang baru-baru ini tewas dalam kecelakaan mobil.

“Kupikir perhatian tuan Steven pada nona Lenka sebagai bentuk permintaan maaf, ternyata dia masih membenci perempuan malang itu.” Gumam Samantha, meski dia cukup penasaran dengan sosok Lenka yang menjadi tawanan sang majikan, tapi dia selalu menahan diri untuk mengulik-ulik lebih dalam. Sekali lagi, Samantha tidak mau terlalu jauh mencampuri urusan pribadi Steven.

Sedangkan di penthouse miliknya, Steven memilih membersihkan tubuhnya ke kamar mandi. Badan dan pikirannya kini mulai rileks tepat disaat air hangat dari shower membasahi keseluruhan tubuh pria itu.

***

Seorang pria yang mengenakan tuxode berwarna hitam terlihat begitu tampan, ditambah senyum lebar yang menampilkan gigi putihnya membuat dia semakin terlihat menawan. Berdiri di depan sebuah mall yang akan ia resmikan, Steven mengarahkan gunting yang ia pegang pada pita di depannya. Segerombolan orang di sekitar pria itu berseru—menghitung mundur.

Tiga!! Dua!! Satu!!

Pita terbagi menjadi dua bagian dan suara tepuk tangan terdengar riuh disana. Masih mengulum senyum, Steven mengambil sebuah pengeras suara yang diberikan MC padanya.

“Selamat datang di mall S&A!!” Seru Steven, pria itu bergeser untuk memberi ruang pada pengunjung agar bisa masuk ke dalam. Hari ini mall S&A yang baru saja diresmikan mengadakan diskon besar-besaran. Tidak ada perayaan khusus yang Steven buat.

Suasana di luar mall kini mulai tampak sepi, tapi seperkian menit kemudian segerombolan wartawan datang menghampiri mereka. Melihat pemandangan tersebut, Steven langsung mengambil langkah panjang untuk pergi. Kendry yang mengerti jika sang majikan belum nyaman untuk diwawancarai segera memberikan kode pada beberapa pengawal yang berjaga untuk menghadang para wartawan.

Membiarkan Steven pergi lebih dulu ke basement, Kendry menghampiri para wartawan yang sudah ditahan pergerakannya.

“Maaf, tuan Steven sedang sibuk. Ada pekerjaan lain yang harus beliau selesaikan hari ini. Saya permisi.” Selesai mengucapkan kalimat itu, Kendry juga segera pergi menyusul sang majikan. Meski samar-samar dia mendengar beberapa pertanyaan dari wartawan, tapi pria itu tak mengacuhkannya.

“Apakah arti S&A adalah Steven dan Airen?”

“Benarkah mall ini seharusnya sebagai hadiah pernikahan Steven pada kekasihnya?”

Dan pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang sebenarnya membuat Steven menghindari wartawan.

-

-

Steven menutup kasar pintu mobilnya, mengambil tempat di kursi penumpang, dia menunggu Kendry datang. Pria itu menyurai rambutnya dengan kasar, meski tadi dia terus mengulum senyum di hadapan orang banyak tapi sebenarnya hati pria itu sangat hancur.

Meresmikan mall S&A tanpa sosok Airen di sampingnya menjadi pil pahit baginya. Benar, jika mall tersebut memang ia persembahkan untuk sang calon istri, bahkan nantinya produk-produk yang dijual disana semuanya adalah brand yang disukai Airen. Mereka juga sudah membuat rencana, setelah menikah akan menetap di Munich. Memulai semuanya dari awal—mereka ingin meninggalkan semua kenangan buruk Steven di Hamburg.

Tapi sebelum semua rencana mereka terwujud, Airen sudah lebih dulu pergi meninggalkan dia. Tanpa bisa Steven halangi, sebulir air mata melesak jatuh membasahi pipi pria tampan itu.

“Airen, aku sangat merindukanmu.” Ujar Steven lirih, dia menengadahkan kepala ke atas agar cairan bening yang sudah menumpuk di pelupuknya tidak bertumpah ruah. Kendry yang baru saja masuk ke dalam mobil tak dihiraukan Steven. Lagi, di hadapan sang asisten dia tidak pernah menutupi kesedihannya.

Dari kaca spion, Kendry tahu jika Steven baru saja menangis. Menyalakan mesin mobil dan menginjak pedal gas, roda empat tersebut bergerak meninggalkan basement.

1
Ivonovi
thor lanjutin dong 🙏🙏
narrehSha
love in strugell gmn kak kok ga ada kelanjutannya
F.T Zira
sudah mampir thor..
salam kenal yaa...
kalo berkenan mampir juga di karyaku Silver Bullet
muna aprilia
lnjut
marrydianaa26
mampir thor, semangat updatenya🔥
mampir juga di karya aku ya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!