NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adopsi

Ayahnya mengusap kepala putrinya dengan lembut. Mengecup pucuk kepalanya yang basah.

"Dan kau Chandra? Kenapa ikut basah?" Tanyanya keheranan.

"Aku khawatir Delima tersangkut akar pohon atau tali atau sesuatu yang bisa mencelakainya. Aku ikut nyebur memastikan dia tidak apa-apa."

"Terima kasih. Kau sudah sangat memperhatikan Delima. Kau memang sahabat yang baik. Aku akan membawanya pulang. Ada yang harus dibicarakan dengannya." Ujar Perdana pada Chandra.

"Ganti dulu pakaian mu. Temui ayah di teras. Bisa kan?"Sambung Perdana pada putrinya.

Delima menganggukkan kepalanya seraya berlari menuju rumahnya. Sementara ayahnya berjalan bersama pengacara yang dikirim tuan Putra yang tidak dikenalnya sama sekali.

"Siapa tuan Putra? Bagaimana dia bisa mengenal putri saya?"

"Bukan tuan Putra yang mengenal putri anda tapi istrinya, nyonya Gayatri."

"Namanya mirip istriku."

"Apakah istri anda yang menerima saya tadi?"

"Betul."

"Wajahnya sangat mirip dengan nyonya Gayatri. Saya sempat sangat terkejut. Saya sempat berpikir mengapa nyonya Gayatri ada disini ternyata itu adalah istri anda."

"Astaga! Maksudmu tidak hanya namanya yang mirip tetapi juga wajahnya?"

"Iya!"

"Ya itu lah keanehan dunia. Tidak saling mengenal tapi bisa seperti pinang dibelah dua. Mungkin anda kurang teliti hampir tidak mungkin ada dua orang tidak saling mengenal sangat mirip."

"Anda bisa tahu kan ada beberapa tokoh atau artis yang mirip orang biasa?"

"Ah ya! Benar juga." Keduanya tertawa lebar.

Delima sudah mengganti pakaiannya. Mendatangi ayahnya yang sedang duduk di bale bale duduk bersebelahan dengan orang berpakaian perlente tersebut.

"Ada apa ayah?" Tanya Delima.

"Ada yang ingin mengadopsi mu."

"Aku tidak mau."

"Mengapa?"

"Aku akan meninggalkan ayah dan ibu. Tentu saja tidak mau. Kalau yang diadopsi kita semua. Tentu aku mau!"

Pecah tawa semuanya.

"Kau dengarkan dulu penjelasan tuan Edward."

"Nyonya Gayatri yang nama dan wajahnya mirip ibumu bermaksud mengadopsi mu. Suaminya menunjuk kantor pengacara kami untuk mengurus detailnya."

"Tapi mengapa?"

"Dia ingin memiliki anak perempuan tetapi tidak ingin mengandung lagi."

"Bagaimana dia bisa mengenalku?"

"Aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu. Kau bisa menanyakannya langsung padanya jika kau sudah bertemu dengannya."

"Jika aku sudah bertemu dan mengenalnya. Baru aku bisa memutuskan. Adopsi ini tidak membuat aku tidak bisa bertemu dengan kedua orang tuaku kan?"

"Tentu tidak. Kau tidak usah khawatir. Kedua orang tuamu bisa berkunjung melihatmu atau kau ke sini melihat mereka. Baiklah pesanmu akan ku sampaikan."

Beberapa hari kemudian setelah Delima pulang sekolah. Mereka semua bertemu di tempat yang sudah disepakati.

Delima dan kedua orang tuanya turun dari go car. Di depan sebuah restaurant yang sangat mewah membuat gugup mereka bertiga.

"Restorannya indah sekali sepertinya sangat mewah." Ujar Perdana gugup.

"Ayolah! Kita masuk..." Ujar Gayathi menarik tangan suaminya dan putrinya ke dalam restaurant.

Restaurant tersebut sangat indah dan juga bersih. Di sana sini terlihat pengunjung menikmati hidangan restaurant yang sangat lezat. Musik mengalun dengan sangat halus dan lembut.

Seorang lelaki bergegas mendatangi mereka. Pengacara yang mereka kenal tuan Edward.

"Selamat datang, bapak, ibu dan nona manis, Delima. Ibu Gayatri sudah menunggu kalian semua." Ujarnya menyalami ketiganya dan mengantar mereka semua ke nyonya Gayatri.

Delima terpukau melihat senyum hangat yang mengembang pada wajah nyonya Gayatri. Tanpa sadar berlari ke arah nyonya Gayatri dan memekik, "ibu!"

Air mata mengalir dari kedua pipi nyonya Gayatri. Membalas pelukan hangat Delima. Kemudian Delima melepaskan dan menjauhkan diri dari nyonya Gayatri.

"Maaf nyonya! Saya sudah berlaku sangat lancang. Tapi anda benar-benar mirip ibu saya." Delima menarik ibunya ke hadapan nyonya Gayatri.

"Anda bisa lihat sendiri. Wajah, suara dan semuanya sangat mirip! Dan aku seperti sudah mengenalmu bertahun-tahun."

"Anak manis! Kau membuatku sangat terharu. Apakah ini artinya iya? Kau setuju untuk ku adopsi? Aku akan sangat berbahagia sekali." Ujar nyonya Gayatri semakin mengucurkan air mata di kedua pipinya yang halus dan mulus.

"Apakah ibu dan ayah keberatan jika aku diadopsi nyonya yang sangat mirip dengan ibu?"

"Tentu saja tidak! Jika kau menyukai nyonya Gayatri dan ingin menjadi anak adopsinya. Tentu kami tidak keberatan sama sekali." Ujar ayahnya," benar kan sayang?" Tanyanya pada istrinya.

"Tentu saja. Aku tidak ingin menguasai mu seorang diri. Jika seseorang yang sangat mirip dengan ku. Seperti aku bercermin di kaca ini sangat menyukaimu. Apa dayaku?"

Semuanya terpingkal mendengar komentar nyonya Gayathi.

"Baiklah, jika tidak ada yang keberatan kita akan membicarakan dokumen." Ujar nyonya Gayatri pada pengacaranya,"silahkan pak Edward..."

Pengacara menerangkan isi perjanjian adopsi yang mereka buat.

"Kau tidak perlu khawatir nyonya manis. Kau bebas bertemu dengan kedua orang tuamu."

"Apakah aku harus tinggal denganmu?"

"Itu terserah padamu. Apakah kau ingin tinggal denganku atau orang tuamu."

"Aku tidak harus tinggal denganmu?"

"Jika kau tidak menyukainya. Aku tidak dapat memaksamu."

"Aku tidak bisa meninggalkan teman-temanku. Kupikir aku ingin tinggal bersama kedua orang tua ku."

"Kau bisa meminta teman-temanmu mengunjugi mu. Kalian bisa bertemu saat liburan atau weekend? Kau bisa mengundang teman-temanmu menghabiskan liburan di rumah kita. Mereka bebes mengunjungi dan menginap di rumah kita jika itu bisa membuatmu lebih nyaman. Kau tidak harus kehilangan mereka dan kalian bisa menghabiskan waktu sebanyak mungkin yang kalian bisa. Tetapi yang pasti, aku akan menyekolahkan mu di sekolah terbaik dimana putraku bersekolah. Bagaimana?"

Delima termangu. Wajah ambigue terlihat di wajahnya.

"Tapi aku sudah sangat menyukai sekolahku yang sekarang dan juga teman-temannya."

"Kau harus lebih selektif dalam memilih sekolah, anak manis. Memikirkan masa depanmu dengan lebih baik. Pendidikan adalah investasi terbaik untuk meningkatkan kualitas intektual seseorang. Lingkungan juga sengat menentukan bagaimana masa depanmu nanti. Kau bisa bertemu dengan teman-temanmu kapan saja. Mengunjungi sekolah lamamu kapan saja kau merindukannya. Tapi menyongsong masa depan? Semua ada di tanganmu, anak manis..."

Delima terdiam. Memandangi wajah nyonya Gayatri yang seperti sangat dikenalnya dengan baik walaupun mereka baru saja bertemu.

"Baiklah. Kupikir, kau benar."

"Sudah pasti anak manis! Tidak usah diragukan lagi!" Ujar Nyonya Gayatri tertawa bahagia,"jangan khawatirkan perjanjian yang akan kalian tanda tangani. Tidak satu pun akan menyakiti apalagi merugikan kalian."

"Iya, nyonya!" Sahut Perdana,"kami mempercayaimu. Walaupun kami tidak mengerti."

"Jika kalian merasa aku rugikan.Kalian bisa membatalkan kapan saja. Aku tidak akan mempersulit kalian. Bagaimana?'

Mereka semua menganggukkan kepalanya.

"Edward! Mana makanannya? Sepertinya kita semua sudah lapar."

Pengacara memberi kode pada pelayan untuk menghidangkan makanan.

Berbagai aneka makanan terhidang.

"Kalian ingin minum apa?" Tanya nyonya Gayatri.

Pelayan mencatat pesanan minuman mereka semua.

"Ada makanan tambahan yang kalian inginkan?" Tanya Nyonya Gayatri menyodorkan buku menu.

"Tidak nyonya. Semua ini lebih dari cukup." Tolak Perdana mengembalikan buku menu ke nyonya Gayatri.

"Aku senang adopsi ini berjalan dengan lancar. Bertahun-tahun aku menginginkan kehadiran seorang putri dalam hidupku." Air matanya kembali mengalir.

"Nyonya kau jangan menangis terus-terusan. Membuatku menjadi sedih." Ujar Delima memeluk Gayatri. Berusaha menghiburnya dan menghapus air matanya.

"Kau sangat baik sekali, anak manis."

"Aku seperti sudah mengenalmu bertahun-tahun walaupun kita baru saja bertemu hari ini." Ujar Delima berterus terang.

"Itu artinya, hati kita begitu dekat satu sama lain, sayangku..." Gayatri mengecup kening Delima. Air matanya kembali tumpah.

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!