Nama: Alethea Novira
Usia saat meninggal: 21 tahun
Kepribadian: Cerdas, sinis, tapi diam-diam berhati lembut
Alethea adalah seorang mahasiswi sastra yang memiliki obsesi aneh pada novel-novel tragis, alethea meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang di kendarai supir nya , bukan nya ke alam baka ia malah justru bertransmigrasi ke novel the love yang ia baca dalam perjalanan sebelum kecelakaan, ia bertransmigrasi ke dalam buku novel menjadi alethea alegria
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agya Faeyza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aku pikir aku sudah kuat
(Keesokan hari nya ,, Bryan mengajak alethea untuk jalan-jalan . Mereka ingin mencari udara segar, sedikit waktu tanpa sorotan rumah yang ramai. Alethea mengenakan hoodie abu-abu dan celana panjang hitam, rambutnya dikuncir rendah. Bryan di sampingnya, tenang tapi waspada.)
( mereka melewati jalanan sepi guna menghindari macet , Tiba-tiba, dari arah kanan ,kiri, depan belakang mobil Bryan muncul beberapa orang menggunakan sepeda motor orang-orang tersebut berjaket kulit hitam, menghalangi jalan mereka. Matanya tajam, dingin. Alethea mengenali wajah salah satu ketua geng itu. Begitu juga Bryan.)
"Valerius..." ucap Bryan menggeram pelan
Mobil Bryan pun berhenti seketika . Bryan dan alethea pun turun dari mobil nya .
"Lama tidak ketemu, Bryan. Aku dengar kamu lagi dekat dengan seorang wanita yang cantik , apakah ini princes alegria itu ???." ucap valerius tersenyum sinis .
(Tatapannya tajam mengarah pada Alethea.)
"Sungguh wanita yang menarik." lanjut nya .
"Apa maumu?" ucap alethea tenang , tapi mata nya menajam .
Valerius:
"Aku? Hanya lewat. Tapi kalau bisa sekaligus menghancurkan sedikit hati seseorang... kenapa tidak?" ucap valerius ia melangkah maju.
"Kamu tahu, Bryan, kadang untuk melukai seseorang, kita gak perlu menyentuh dia. Cukup rebut yang dia sayangi." lanjut nya .
(Bryan maju setengah langkah, melindungi Alethea.)
"Jangan berani-berani menyentuh nya atau aku tak akan segan padamu." ucap Bryan dingin .
"Sentuh? Aku bahkan belum mulai." ucap valerius tertawa dingin .
(Ia melangkah cepat ke arah Alethea—terlalu cepat bagi orang biasa. Tapi Alethea bukan gadis biasa yang tak bisa apa-apa. Dalam sekejap, ia menarik Bryan ke belakang dan memutar tubuhnya ke posisi bertahan. Tangannya sigap membuka saku jaketnya.)
"Kau ingin melukai ku ?? dalam mimpi mu ,Aku udah baca gerakanmu sejak tadi." ucap alethea dingin namun tajam.
(Valerius mencoba menyambar, tapi Alethea menangkis pukulannya dengan lengan bawah dan menyikut dadanya keras. Valerius terdorong mundur, kaget.)
"Kamu... bisa bela diri?" tanya valerius sedikit terkejut
"Kalau kau ingin , aku juga bisa membuat mu tak bergerak lagi , kau ingin aku membuat mu masuk rumah sakit atau langsung ke liang lahat." ucap alethea tersenyum miring .
"Sombong sekali , akan ku patah kan kesombongan mu itu gadis kecil " ucap valerius geram .
(Tanpa ragu, Alethea mengeluarkan botol kecil semprotan racun dari jaketnya—. Ia menyemprotkannya tepat ke arah Valerius sebelum pria itu sempat mendekat lagi.)
(Valerius memekik tertahan, menutup matanya, mundur sambil mengumpat. Tubuhnya oleng.)
"Thea kamu memberi nya semprotan racun ??!" Bryan terkejut sedikit kagum
"Itu balasan jika dia ingin menyentuh princes Alegria, aku sudah menyiapkan semua nya , bagaimana keren kan aku." ucap alethea dengan bangga .
(Bryan menatap Alethea, antara syok dan terpesona.)
"princes Alegria memang luar biasa , tapi ngomong-ngomong kau dapat dari mana racun itu ?" tanya Bryan .
"Itu racikan ku sendiri , Karena kadang, biar lah orang berpikir aku lemah. Supaya saat mereka menyerang, aku yang berdiri terakhir , masih banyak yang harus di beres kan , apa kau siap ?? ucap alethea sambil melirik Bryan .
"tentu nya , ayo kita cepat selesai kan ini semua dan jalan lagi " . Ucap Bryan .
"tapi aku rasanya sedikit malas karna bos nya sudah tak bisa bergerak lagi , biar mereka saja yang mengurus mereka semua " . Ucap alethea ia melihat ke arah pengawal bayangan nya yang di kirim oleh papa nya , para pengawal bayangan pun terkejut karna alethea tau keberadaan mereka , mereka pun keluar dari tempat persembunyian nya .
"kalian bereskan mereka , jangan sampai ada jejak , oh ya satu lagi kalau mereka tak mau buka Mulut siapa tuan nya yang sesungguhnya, kalian berikan saja pil ini pada mereka , agar langsung lenyap " . Ucap alethea dingin .
"baik nona" . Ucap para pengawal.
"Aku jatuh cinta dua kali hari ini , Pertama karena sikap mu yang lembut, dan yang kedua walaupun kamu terlihat manis dan kadang sedikit manja di luar tapi di dalam dirimu ada sisi luar biasa yang orang tak tau tentang mu... ." ucap Bryan pelan .
"Kamu belum lihat HADES 02 ku saja sudah jatuh cinta sampai ke dua kali nya , apa kalau aku menunjukan mu peledak yang aku buat kau akan jatuh cinta berkali-kali padaku ." gumam alethea sambil tertawa pelan
"peledak ?? Kamu membuat bom ??? " tanya Bryan terkejut .
" ya Untuk jaga-jaga , kita tak tau siapa musuh kita , jadi aku menyiapkan nya lebih awal " . Ucap alethea.
"Pacar ku ini emang luar biasa " ucap Bryan menggoda alethea
Alethea yang mendengar itu tersipu malu , bahkan pipi nya sudah seperti kepiting rebus .
"sebaik nya kita pergi aja dari sini ayo" . Ucap alethea mengalihkan pembicaraan.
***
(Setelah Beberapa hari setelah insiden dengan Valerius, Bryan mengajak Alethea ke mansion keluarganya. Katanya santai saja—hanya ingin memperkenalkan Alethea pada orang tuanya. Tapi Alethea tak bisa menyembunyikan kegugupan yang menggelitik dadanya sepanjang perjalanan.)
(Mobil melaju perlahan di jalan berkerikil, lalu berhenti di depan rumah megah bergaya kolonial. Pilar-pilar putih menjulang, taman bunga tertata sempurna. Tapi bukan kemewahan yang membuat Alethea terpaku—melainkan rasa yang tiba-tiba tumbuh di dadanya, tak bisa dijelaskan.)
"Kamu oke?" tanya Bryan sembari membuka kan pintu mobil untuk alethea
"Aku oke , mungkin hanya nervous saja" . Ucap alethea mengangguk pelan sembari menghela nafas.
(Mereka masuk ke dalam. Di ruang tamu luas yang hangat dan klasik, berdiri dua orang—sepasang suami-istri yang langsung tersenyum menyambut mereka. Tapi saat mata Alethea menatap wajah mereka... jantungnya terhenti sejenak.)
*(Sang wanita mengenakan gaun panjang lembut, rambut diikat rapi, senyumnya tulus dan penuh kasih. Pria di sampingnya berkacamata tipis, berwajah tenang dan teduh. Dan... mereka. Mereka terlihat seperti...)
"...Mama... Papa?" alethea tercengang menatap kedua orang tua Bryan , suaranya nyaris tak terdengar suara nya .
(Tentu, bukan mereka. Tapi—wajah mereka senyum nya , bahkan sorot mata mereka ... semuanya mirip sekali dengan orang tua kandung Alethea di dunia nyata. Dunia yang telah ia tinggalkan saat terjebak dalam dunia novel ini. Dan tiba-tiba—kerinduan yang selama ini ia tahan, meledak.)
"Kamu pasti Alethea. Bryan suka membicarakan mu dengan kami , Kami senang sekali akhirnya bisa bertemu." Tante Salma ibu bryan
(Alethea tersenyum kaku, mencoba sopan. Tapi matanya mulai berkaca-kaca. Suaranya bergetar saat ia menjawab.)
"iya aku alethea atau biasa di panggil Thea tante , salam kenal Tante dan om " ucap Thea bergetar menahan tangis kerinduan .
(Ia buru-buru memalingkan wajah, seolah ingin menyeka air mata diam-diam. Bryan langsung menangkap perubahan ekspresi itu. Ia mendekat perlahan.)
"Thea...? Kamu kenapa?" tanya Bryan pelan
"Mereka... mereka mirip sekali Dengan seseorang yang aku kenal , tapi mereka tidak ada di dunia ini..." ucap Thea meneteskan air mata nya .
(Hening sesaat. Bryan menatapnya dengan lembut, akhirnya menyadari kedalaman luka yang selama ini disimpan Alethea.bryan berpikir mungkin alethea merindukan kerabatnya yang sudah meninggal yang mirip dengan kedua orang tuanya " .
"Aku pikir aku sudah kuat mengikhlaskan mereka , Tapi ternyata... rasa rindu itu gak pernah hilang." ucap alethea lirih hanya Bryan yang bisa mendengar suara alethea yang bergetar
(Seketika, ibu Bryan menyentuh bahu Alethea dengan lembut, seperti mengerti tanpa harus dijelaskan.)
"Kamu bisa anggap kami sebagai orang yang kamu rindukan itu Thea , bukan begitu pa." ucap Tante Salma melirik ke suami nya .
"iya benar apa yang di katakan oleh istri om , kamu bisa menganggap kami sebagai orang yang kau rindukan Thea , atau kalau kau mau , kamu bisa memanggil kami dengan sebutan mama dan papa seperti Bryan memanggil kami " . ucap om Alexander papa Bryan .
(Air mata Alethea akhirnya jatuh. Tapi kali ini, bukan hanya karena luka. Tapi karena ada kehangatan yang nyata di dunia yang ia tempati sekarang )
gak salah Thor, harus nya klo kelas 10 itu sekitar usia 15 th ..
semangat nulisnya Thor 🥰
semangat nulisnya Thor 🥰🥰
penasaran dgn alur nya Thor..
semangat nulisnya ya 🥰🥰🥰