Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ken Membawa Naina
"E EH, b bos.. saya mau di bawa kemana?" tanya Naina
"Mira, tolong urus resto. Aku ada urusan dengan Naina" perintah Ken pada Mira, Nai mencoba melepaskan genggaman tangan Ken. Namun, pegangan itu semakin erat
'Mampus aku, apa kabar jantungku. Aduh, ya Allah Gusti...' ucap Naina dalam hati
"Ba baik bos" jawab Mira, Ken kembali menarik tangan Nai dan melangkah keluar restoran.
Naina menolehkan kepalanya, untuk menatap Mira.
'TOLOOOOOOONG' ucap Naina tanpa suara
Mira hanya menjawab dengan tersenyum dan melambaikan tangannya
'SEMANGAT' balas Mira seraya mengangkat kedua tangannya yang terkepal di depan wajahnya.
'Lah, malah di bilang semangat. Awas aja kak!! hiks'
Begitu Ken dan Nai sudah keluar dari restoran, otomatis para pegawai yang lain langsung berkumpul mendekati Mira.
"Sudah aku bilang, pasti ada apa-apa."
"Beruntung sekali Naina, bisa di sukai oleh bos besar."
"Kebaikan apa yang sudah di lakukan Naina, sampai bisa di cintai oleh bos besar"
"Kita tidak tau bagaimana kehidupan Naina, yang pasti ini semua sudah kehendak Allah"
"Apalah aku, yang memiliki wajah pas-pasan"
"Sudah sudah, ayo kembali bekerja. Masih banya pengunjung yang harus kita layani." ucap Mira, mereka langsung bubar. Mira hanya menggelengkan kepalanya, melihat ulah teman-temannya.
.
.
Sedangkan di dalam mobil, kini tak ada percakapan apapun. Ken yang fokus pada kemudi dan jalan di depannya, sedangkan Naina yang terdiam menatap keluar jendela di sampingnya.
'Haduuuhhh... mau di bawa kemana ini? Baru juga tau sebuah kenyataan, kini sudah di seret ke lain tempat.' gumam Naina, seraya tetap fokus menatap jalanan yang cukup ramai.
Sesekali Ken, melirik ke arah Naina. Ia juga merasakan bingung, dengan apa yang sedang ia lakukan.
'Kenapa aku membawa Naina secara paksa? bodoh bodoh kamu Ken, bagaimana kalau ternyata ia malah jadi ilfill padamu?' ia mengeratkan genggaman tangannya pada kemudi.
"A anu bos, saya mau di bawa kemana ya?" Naina memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.
"Diam dan ikut saja, tenang... aku tidak akan menculik dan melakukan hal yang iya-iya padamu." jawab Ken
"Iya-iya? apa itu?" tanya Naina, se jenius-jeniusnya Naina. Naina tetaplah gadis yang masih berusia 16 tahun, jadi ia belum paham hal-hal yang berbau mesum.
"I itu, mmm... ya iyalah pokonya." jawab Ken bingung
'Ck, dasar aneh. Nanti aku akan coba bertanya pada bunda, aku yakin bila itu bukan hal baik.' gumam Naina pelan, ia kembali menatap keluar jendela.
'Dasar bodoh kamu Ken!!!' teriak Ken dalam hatinya
Tak lama, Ken berhenti di depan pintu masuk se buah perusahaan.
"Kita dimana bos? Bukankah ini perusahaan terbesar di negara kita? Apa yang akan kita lakukan di sini? " tanya Naina beruntun
"Kita akan main petak umpet di sini" jawab Ken asal, ia keluar terlebih dahulu dari mobil
"Benar-benar manusia aneh yang pernah aku temui, mentang-mentang tempat ini besar. Jawaban ia pun ngasal, aku sudah mulai kesal sekarang." ucap Naina, ia membuka pintunya dengan kasar dan hampir mengenai Ken. Ken yang berniat membukakan pintu untuk Naina, langsung mundur ke belakang menghindari pintu.
"Apa kamu tidak bisa menungguku membukakan pintu?" tanya Ken dengan nada lembut
"Hah? Untuk apa? tanganku masih bisa di gunakan, kenapa harus menunggu bos membukakan pintu untukku? Merepotkan orang" jawab Naina dengan kembali bertanya
Sepertinya hari ini, emosi Ken benar-benar tengah di uji oleh gadis kecilnya.
"Baiklah baiklah, ikuti mau nyonya" jawab Ken, Naina hanya terdiam.
Lalu datang seorang security, Ken memberikan kunci mobil padanya. Dengan sigap sang security menerima dan menundukkan tubuhnya, membuat Naina akhirnya paham.
"Ini perusahaan mu bos? Kenapa aku di bawa kesini?" tanya Naina
"Sudahlah, ayo ikut aku." jawab Ken, ia kembali menarik tangan Naina.
'Kenapa aku tidak bisa melawan pria ini?' gumam Naina dalam hati
Hal ini, tentu saja menjadi tontonan langka untuk para pegawai di perusahaan Ken. Pasalnya pemilik perusahaan ini, paling anti bersentuhan dengan wanita. Kecuali sang mama, tapi kini....
'Apa itu adiknya tuan Ken'
'Mana ada, dia itu anak tunggal.'
'Lalu siapa gadis itu? Tuan Ken menggenggam tangannya.'
'Jangan bilang kalau itu adalah kekasihnya'
'Apa itu mungkin? Kurasa gadis itu masih sekolah menengah pertama'
'Tapi gadis itu sangat cantik dan juga imut.'
'TIDAAAAAKKK... lalu aku harus apa?'
'Memang kamu kenapa?'
'Aku kan calon istrinya tuan Ken'
'Dih, ngaca woy. Mana mau tuan Ken sama lu yang burik kaya gini, ngehalu itu ya kira-kira Katemi.'
'Muka udah kaya landak yang sedang melindungi diri, so soan ngerasa paling cantik.'
'Emang brengsek lu pada'
'HAHAHAHA'
"Jangan di dengarkan" ucap Ken
"Dengarkan apa?" tanya Naina bingung
"Ucapan karyawanku barusan"
"Lah, emang tadi mereka lagi ngomongin aku? Aku kira mereka lagi ngapalin dialog, lancar banget ngomongin orang." celetuk Naina cuek, ia mulai kesal dengan sikap Ken yang semaunya sendiri.
"Anu bos, apa bos bisa melepaskan tanganku?" tanya Naina
"Tidak bisa, gimana dong?" jawab Ken dengan wajah lucunya, ia pun mengangkat tangan yang kini sedang menggenggam tangan Naina
'MasyaAllah... Lucu banget' Naina langsung menggelengkan kepalanya, untuk segera tersadar.
Saat Naina akan protes, pintu lift terbuka. Ken kembali menarik Naina untuk masuk ke dalam kotak ajaib tersebut.
"Bos, tolong lepasin tangan saya. Sebelum..."
"Sebelum apa?" tanya Ken
"Sebelum saya melakukan ini" Naina langsung memutar tangannya dan kini yang memegang pergelangan tangan ada Naina pada tangan Ken, lalu Naina memelintir tangan Ken. Sehingga membuat tubuh Ken menghadap dinding dan lengan Ken ada di belakang punggungnya,
"Nai.. Nai.. ini sakit, ok ok. Aku tidak akan memegang tanganmu lagi, tapi lepaskan tanganku" ucap Ken
"Dari tadi kek" Naina melepaskan tangannya
Ken mengusap pergelangan tangan dan juga lengannya yang terasa sakit.
"Tenaga mu benar-benar besar sekali, padahal tubuhmu mungil" gerutu Ken
"Don't Look At Someone From the Outside" ucap Naina ketus
"Kaya judul karya milik author aja." ucap Ken, yang langsung mendapatkan pelototan dari Naina
'Galaknya, untung aku cinta' gumamnya pelan
"Apa?"
"Ng nggak ada kok, ini pergelangan tanganku sakit." jawab Ken
"Hahh, sakit ya bos? Maaf ya bos, mana coba lihat?" Ken menyodorkan tangannya, Naina terkejut. Ternyata benar, terlihat memar di di pergelangan tangan Ken. Apalagi kulit Ken putih, sehingga memar tersebut terlihat jelas
"Ya Allah, bos tangannya memar. Apa di ruangan bos ada salep luka?" tanya Naina panik, ia memijit pelan pergelangan tangan Ken
"Ssshhh"
"Maaf bos, sakit ya?" Naina reflek meniup pergelangan tangan Ken, yang mana membuat Ken tersenyum lebar.
'Kalau pada akhirnya kaya gini, aku rela harus merasakan sakit setiap hari' ucap Ken dalam hati
Ting
Pintu lift kembali terbuka, kini mereka sudah berada di lantai yang mereka tuju
"Ck ck ck...
...****************...
...Happy Reading all🥰🥰...