Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Kaisar Wei Huang melangkahkan kakinya menuju ke Aula rapat, di mana kini seluruh pembesar kekaisaran beserta para bangsawan telah berkumpul di sana, menunggu kehadirannya.
Begitu dia masuk ke dalam Aula, semua orang yang hadir di sana langsung menjura, sambil berlutut satu kaki dengan kuda-kuda kaki kanan kedepan membungkukkan sedikit badan tanda penghormatan kepada sang kaisar.
Kaisar Wei Huang berjalan dengan tegas, Auranya sangat dingin dan penuh intimidasi. semua orang yang hadir di sana seketika langsung menundukan kepalanya, mereka tak berani menatap wajah dari orang nomor satu di kekaisaran jiahu itu.
Setelah sang Kaisar mendudukkan dirinya di atas singgasana, semua orang yang hadir di sana pun kembali duduk di kursinya masing-masing.
Mereka masih belum mengetahui, apa yang akan dibahas oleh sang Kaisar itu, sehingga mengumpulkan semua orang di aula rapat.
Kaisar Wei Huang langsung mengatakan apa yang ingin dia katakan tanpa berbasa-basi sama sekali, dia bukanlah orang yang pandai untuk berbicara dengan lembut, namun satu perkataannya merupakan perintah bagi semua orang.
"Selidiki siapa badjingan yang telah berani mengirimkan orang-orang berpakaian hitam ke kediaman kedua selir dan berniat untuk melenyapkan mereka! Siapapun dia, segera tangkap bersama dengan keluarganya dan bawa ke hadapan zhen! kemudian hancurkan seluruh klannya, agar mereka tahu jika kekaisaran tidak semudah itu memaafkan orang yang telah berani mencari masalah di dalam istana kekaisaran!" ucap Kaisar Wei Huang dengan sangat cepat.
Orang-orang yang hadir di sana pun langsung saling memandang, mereka bahkan tidak mengetahui siapa sebenarnya orang yang memiliki keberanian, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk membuat masalah di dalam istana kekaisaran.
Sementara Perdana Menteri Xue hanya berpura-pura bersimpati, padahal di dalam hatinya dia merutuki ucapan yang dikeluarkan oleh kaisar Wei Huang yang seolah sangat memperhatikan dan juga melindungi kedua selirnya.
"Baik yang mulia!" beberapa orang Jenderal kekaisaran pun segera berdiri, mereka bersiap untuk melaksanakan perintah yang diberikan oleh kaisar Wei Huang.
Mereka akan segera memerintahkan kepada para prajurit istana untuk menambah kembali pasukan, agar bisa melindungi seluruh penghuni istana kekaisaran.
Setelah rapat dibubarkan, semua orang pun kembali menuju kediaman mereka masing-masing, namun beda halnya dengan Perdana Menteri Xue yang saat ini segera melanjutkan perjalanannya menuju ke paviliun mawar di mana permaisuri Xue tinggal.
Dia harus segera memberitahukan kepada putri semata wayangnya, jika saat ini Kaisar Wei Huang telah mengeluarkan Dekrit untuk mencari dan juga menghancurkan orang-orang yang telah berani membuat kekacauan di istana, sehingga dia pun merasa berkewajiban untuk menegur putrinya itu agar berhati-hati dan tidak menunjukkan gelagat yang mencurigakan.
.
.
.
Di sisi lain saat ini Xuan Jian beserta ketiga selir Kaisar tengah bercengkrama dengan sangat santai sambil duduk menikmati segarnya angin pagi, keempatnya terlihat sangat tenang, bahkan mereka tidak membahas perihal serangan yang dilakukan oleh seseorang terhadap kediaman ketiga selir itu malam tadi.
Namun hal itu bukan karena mereka sudah melupakan kejadian yang terjadi tadi malam, melainkan saat ini mereka telah membuat satu skema yang menarik, sehingga bisa membuat sang permaisuri dipermalukan.
Selir Xiao Xia beserta selir Feng Lin saat ini telah bersiap, jika sewaktu-waktu permaisuri Xue kembali melancarkan serangan kepada mereka berdua, setidaknya mulai sekarang mereka akan lebih waspada lagi.
Saat ini selir Xiao Xia telah memerintahkan kepada empat orang pengawal bayangannya untuk mengawasi seluruh gerak-gerik dari permaisuri Xue Yi dan juga Perdana Menteri Xue.
Dia tidak ingin kembali kecolongan jika sewaktu-waktu kedua orang itu kembali melakukan kejahatan terhadap mereka, bahkan salah satu dari orang kepercayaan selir Xiao Xia itu juga ikut memata-matai sang Kaisar.
.
.
.
Perdana menteri Xue segera disambut oleh para pelayan kepercayaan permaisuri, dia pun dipersilahkan untuk masuk ke dalam Paviliun mawar, untuk menemui sang permaisuri.
Sesampainya di dalam Paviliun itu, Perdana Menteri Xue segera menyampaikan apa yang tadi dibahas dalam rapat beserta para petinggi kekaisaran dan juga para bangsawan.
Dia meminta agar permaisuri Xue Yi semakin berhati-hati dalam bertindak, karena sepertinya Kaisar Wei Huang mulai menunjukkan taringnya dan akan melindungi kedua selir yang baru saja dipersuntingnya beberapa bulan yang lalu.
Wajah permaisuri Xue langsung menghitung saat mendengar ucapan dari ayahnya itu, dia benar-benar sangat marah karena sikap pilih kasih yang ditunjukkan oleh kaisar Wei Huang kepada seluruh istrinya.
Namun di lain pihak, dia juga merasa diuntungkan, karena semakin banyak orang yang dipekerjakan untuk menjaga kedua paviliun itu, sehingga memudahkan permaisuri Xue Yi untuk menyusupkan salah seorang prajurit kepercayaannya untuk mengawasi kedua selir itu.
Setelah menyampaikan seluruh informasi yang sangat penting itu, Perdana Menteri Xue pun segera berpamitan, dia harus kembali menertibkan seluruh pasukannya agar tidak melakukan sesuatu yang mungkin nanti, akan merugikan posisinya sebagai seorang Perdana Menteri sekaligus mertua dari Kaisar jiahu itu.
Dia tidak ingin mendapatkan kesialan apapun, sehingga keluarganya tak perlu mendapatkan malu jika sampai sang kaisar menemukan bukti-bukti tentang keterlibatannya, dengan penyerangan kedua Paviliun selir itu.
Saat permaisuri Xue Yi dan juga Perdana Menteri Xue sedang berdiskusi, seseorang nampak berdiri di balik dinding sambil menguping apa yang dibicarakan oleh kedua orang penting itu, dia pun segera melesat pergi dari dan melaporkan semua yang dia ketahui kepada majikannya.
Permaisuri Xue Yi masih belum menyadari jika saat ini ada beberapa orang mengawasi kediamannya, dia masih sangat sombong dan merasa jika dirinya adalah yang paling cerdas dibandingkan dengan wanita milik kaisar yang lain. Sehingga tidak berwaspada terhadap keadaan.
.
.
.
Selir Xiao Xia nampak mengetatkan rahangnya setelah mendengar informasi yang dibawa oleh orang kepercayaannya itu, dia benar-benar tak habis fikir kepada permaisuri Xue Yi yang masih belum juga jera untuk membuat keributan dengan kedua selir kaisar.
Hari ini istana kekaisaran di buat ramai karena adanya perekrutan prajurit baru, yang dilakukan oleh para Jenderal kekaisaran, demi untuk menambah pengamanan terhadap seluruh keluarga Kaisar.
Dia tidak ingin kecolongan untuk kedua kalinya sehingga membuat nyawa sang Kaisar beserta keluarganya berada dalam bahaya, setelah melewati seleksi yang sangat panjang, akhirnya saat ini terkumpullah sekitar 1200 orang prajurit baru yang diambil dari rakyat dan juga para bangsawan.
Mereka yang mendaftar juga diberikan kesempatan untuk bisa menunjukkan kemampuannya dalam berpedang, karena selain prajurit biasa, istana juga akan merekrut beberapa orang untuk dijadikan komandan prajurit.
Hal itu tentu membuat ke 1200 orang prajurit yang terpilih menjadi semakin bersemangat, Mereka pun berniat untuk memamerkan kemampuan yang mereka miliki, agar bisa menarik perhatian dari Sang Jenderal kekaisaran.
Hyaaaat...
Terdengar suara teriakan yang sangat keras begitu para prajurit terpilih itu mulai Menunjukkan kemampuan mereka, dengan berpedang bersama temannya yang lain.
Trang...
Trang...
Trang...