Apa jadinya jika seorang gadis kabur dari perjodohan orang tuanya dan berencana terlibat dalam permainan pernikahan gila dengan sahabatnya, tapi malah salah sasaran dan berakhir menikahi Paman dari sahabatnya.
"Kau sudah sah menjadi istriku, mulai sekarang bagaimanapun aku memperlakukanmu itu adalah hak-ku!" ujar Max Xavier, lalu memaksakan miliknya masuk ke dalam milik istrinya.
Lyra mulai menyesali ide gila dari sahabatnya, tapi sudah terlambat. Kini dirinya harus melayani nafsu gila dari suami salah sasarannya.
Akankah pernikahan itu bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Wanita Itu.
Max menatap wajah sang keponakan, terlihat gurat - gurat kedewasaan disana. Dulu dan sekarang Ia tidak bisa berbuat apapun saat mendengar Mike mengatakan mencintai Lyra, bagaimana pun kepergian Kakak perempuannya karena ulah Ibunya sudah membuat Mike menjadi korban.
"Mike, sejak kapan kamu menyukai Lyra? Apa itu alasannya kamu menikahi dia? Bukan hanya untuk menolong Lyra dari perjodohan Ayahnya tapi juga karena kamu mencintainya? Betulkah?"" tanya Max.
Mike menatap tajam wajah Pamannya, "Sudah sejak lama saat kami satu jurusan kuliah, saat itu aku melihat wanita energik dan ceria. Senyuman tak pernah lepas dari bibirnya, saat itu aku pikir jika aku terus bersamanya aku akan terus tersenyum di sepanjang hidupku. Sejak itu aku selalu berada di sampingnya, mencari - cari alasan apapun agar bisa selalu dekat dengannya. Sampai akhirnya dia terbiasa denganku yang selalu ada disisinya. Bahkan saat dia selalu menderita di rumah Ayahnya karena perilaku Ibu dan adik tirinya, aku bagaikan rumah untuknya kembali. Meskipun dia hanya menganggapku rumah bukan kekasih tapi bagiku Lyra adalah segalanya sampai kau merebutnya dariku! Lyra pernah bilang dia tak pernah menyukaimu tapi saat aku lihat tatapan cemburunya padamu, aku tau dia sudah menyukaimu. Itu yang membuatku marah, Max! Kau membuat senyuman hilang dari bibirnya! Kau melukainya!" Bentak Mike tak bisa menahan emosinya.
Mike bangkit dari sofa, ia berjalan ke depan jendela besar menatap gunung tinggi di kejauhan. Ia sangat merindukan Lyra, dulu meskipun wanita itu tak pernah memandangnya tapi setidaknya ia selalu bisa memandang wanita itu tapi kini bahkan ia tak bisa melihat wajahnya lagi. "Dimana kamu?" lirihnya.
Max mendengarnya, ia menghela nafas merasa telah gagal menjadi seorang Paman dan seorang suami. Disaat Lyra kembali pun, mungkin ia takkan pernah bisa bersama wanita itu karena ia tak ingin menyakiti perasaan keponankannya untuk kedua kalinya.
"Baiklah, aku takkan mengganggu waktumu lagi. Kapanpun kamu ingin bertemu Paman, aku akan selalu menyambutmu." Seketika Max berdiri, tak menunggu lama ia berjalan keluar ruangan, saat berjalan ia berhenti sebentar di depan lukisan mantan istrinya lalu tanpa berbalik ke belakang lagi ia meninggalkan Mansion Mike.
***
Gabriela meninggalkan putranya di meja makan Restoran, ia memoles make up pada wajahnya di toilet. Setelah selesai ia melihat putranya sedang menangis dan di sebelahnya seorang anak kecil dan seorang wanita tengah bicara pada putranya.
Dengan tergesa - gesa Gabriela berjalan ke meja, ia memeluk putranya yang sedang menangis. " Apa yang kalian lakukan pada anakku?!" teriaknya marah.
"Maaf, Nyonya. Tadi putra saya tidak sengaja menyenggol mainan putra Anda di meja, saya akan menggantinya." Ucap wanita itu seraya berbalik menatap wanita yang bicara padanya.
Kedua wanita itu membelalak terkejut saat melihat siapa yang sedang mereka ajak bicara.
Lyra lebih dulu tersadar dari rasa terkejutnya, " Sekali lagi, saya meminta maaf. Nyonya, ini adalah kartu nama saya. Jika Anda meminta kerugian, telepon saya." Ucap Lyra seraya menaruh kartu namanya di atas meja , dia tak menunggu lama segera pergi keluar Restoran dimana Ainsley dan Ibunya sedang menunggu setelah mereka selesai makan.
"Mommy, apa Mommy akan mengganti mainan itu?" tanya Archie.
Lyra menatap putranya tak mengerti, " Sudah seharusnya kita mengganti barang orang lain yang sudah kita rusak, sayang. Memangnya kenapa kamu bicara begitu?"
"Bukan Archie yang salah, saat tadi Archie berjalan di depan Mommy dan melewati meja anak itu, kaki Archie tersandung kakinya jadi Archie berpegangan pada meja agar tidak jatuh tapi malah menjatuhkan mainan anak itu. Tapi Mom, saat mainan itu terjatuh anak itu malah tersenyum padaku lalu tiba - tiba dia menangis. Sepertinya anak itu sengaja menyandung kaki Archie," Jelas putranya pada Lyra.
Lyra menatap mata anaknya, meskipun putranya itu sering keras kepala dan suka merajuk tapi putranya bukan anak yang biasa berbohong. Jadi perkataan putranya padanya, ia langsung mempercayainya.
"Baiklah, Mommy percaya sama Archie. Jangan mempermasalahkan hal kecil lagi, meskipun Archie gak salah tapi memang benar Archie sudah merusak mainan itu jadi sebaiknya kita ganti." Balas Lyra.
"Archie cuma gak suka Mommy meminta maaf pada mereka, padahal anak itu yang salah," gerutu putranya.
Lyra seketika gemas dengan putranya itu, ternyata anaknya bicara begitu karena dirinya. " Makasih, sayang. Kamu udah sayang sama Mommy, yuk kasihan Nenek dan saudarimu nunggu di dalam mobil." Ajak Lyra.
Archie mengangguk, mereka Ibu dan anak segera naik ke dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari Restoran.
Gabriela menatap kepergian mereka, seketika hatinya tak tenang, " Siapa anak itu? Apa putra Max? Atau wanita itu sudah menikah lagi dan mempunyai anak dengan lelaki lain? Tapi anak itu sepertinya sepantaran dengan putraku?"
