Dara Clarita yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah kecelakaan yang menimpanya hingga membuatnya lumpuh di paksa untuk menandatangani surat perceraian yang di berikan suaminya saat itu juga.
Bagaimana dia bisa menjalani kehidupannya setelah di ceraikan oleh suaminya karena kelumpuhan yang di deritanya?
Sanggupkah Dara melewati semua ini dan menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mall
Karena bosan dengan Dara yang terus saja mau ngomong sejak tadi membuat Jordan berinisiatif untuk membawa wanita itu pergi agar para pekerja bisa bekerja dengan baik tanpa harus mendengar omelan dari wanita itu.
" Jordan, hentikan ini. Apalagi yang ingin kamu lakukan? ke mana lagi kamu akan membawaku pergi?" Tanya Dara kembali mendorong kursi rodanya menuju mobil.
" Ini weekend Dara, aku yang bekerja sama satu pekan jadi ayo kita bersenang-senang dan menikmati hidup." Jawab Jordan.
Pria itu soal pekerjaan padahal dia tidak bekerja seberat itu. Tidak bisakah pria ini bersikap biasa saja?
" Ayolah Dara, kau susah berjanji padaku bahwa kamu akan membiarkanku berusaha untuk membuka hatimu selama satu bulan ini. Bukan hanya dengan diriku saja tapi kau juga sudah berjanji pada mami ku bahwa kau juga akan membuka hatimu untuk ku bukan?" Tanya Jordan.
Pertanyaan dari pria itu membuat Dara benar-benar tidak bisa menjawab lagi. Sebenarnya berjanji pada kedua orang itu bahwa dia akan berjanji untuk membuka hatinya. Mereka saja yang berkata seperti terjadi biarlah setidaknya Dara sudah menuruti apa yang mereka inginkan.
" Terserah..." Jawabnya yang merasa malas dengan semua ini.
Melihat Dara yang terlihat tidak bersemangat seperti itu membuat Jordan semakin merasa bersalah. Benarkah bahwa wanita ini tidak nyaman dengan dirinya?
Apa dia harus mengakhiri semuanya dan mundur saja? tapi jika dia mundur itu artinya dia kalah sebelum berperang. Jordan tidak ingin menerima kekalahan sebelum dia melakukan perang tersebut.
Diam-diam dia berjongkok di hadapan wanita yang duduk di kursi roda tersebut. Kedua tangannya menggenggam tangan wanita itu dengan begitu lembut. Dara sendiri merasakan kehangatan dari pria ini.
Entah mengapa dia merasa bahwa Jordan bukan pria yang jahat. Benarkah yang dikatakan mami Sofia bahwa Jordan bukan orang jahat. Dia seorang pria yang menyukai seni tato di dalam tubuhnya. Semua tato di dalam tubuhnya itu memiliki historical tersendiri sesuai dengan apa yang pernah dia lewati.
" Dara..."
" Jangan seperti ini, ayo berdiri. Aku tidak ingin di cap buruk oleh mereka." Ucap Dara.
Dia tidak ingin melihat Jordan berlutut seperti ini karena menurutnya itu tidak pantas sama sekali. Sungguh, ini benar-benar tidak pantas di lakukan pria itu.
" Kamu tidak akan pernah terlihat jahat di mata orang karena kamu tidak pernah jahat sama sekali. Kamu itu wanita berhati mulia Dara. Kamu tidak pernah mementingkan diri kamu sendiri. Bahkan dalam keadaan kamu membutuhkan bantuan pun kamu tidak pernah memintanya."
" Tau dari mana?" Tanya Dara.
Jordan sedikit berpikir dengan pertanyaan Dara. Dia harus menjawab apa saat ini? apa dia harus menjawab bahwa dia hanya mengarang saja?
" Hais, sudahlah. Ayo pergi." Jordan pun kembali menggendong Dara untuk masuk ke dalam mobilnya sementara wanita itu hanya bisa diam dan pasrah saja saat Jordan menggendong dirinya. Bahkan pria itu juga dengan penuh senyuman memasangkan sabuk pengaman untuk Dara.
Ini bukan kali pertama Data dipasangkan sabuk pengaman oleh Jordan, tapi entah mengapa kali ini rasanya berbeda.
Dia seperti merasakan getaran aneh dari dalam dirinya dan itu semua di sebabkan oleh Jordan.
" Aahhh...menggemaskannya..." Jordan mencubit pipi Dara hingga membuat wanita itu kesal dan marah terhadapnya.
Plak...
" Sorry..." Ucapnya dengan full senyuman sementara Dara sendiri hanya bisa memalingkan wajahnya karena dia tidak ingin terus berdebat karena di tatap oleh Jordan.
Mereka berdua langsung menuju mall tempat di mana mereka akan menghabiskan waktu weekend kali ini.
Jordan kembali menggendong Dara untuk mendudukkan wanita cantik itu di kursi rodanya dan mendorongnya.
" Apa yang kamu inginkan Dara? aku sangat menyukai steak, apa ingin mencobanya?" Tanya Jordan yang berusaha untuk membuat mood wanita itu kembali.
" Terserah..."
" Jawaban yang sangat ambigu. Aku pernah membaca sebuah artikel, jika seorang wanita mengatakan terserah untuk itu, maka nasib mu berada di ujung tanduk. Kau bisa saja menjemput ajal mu di sana." Ucap Jordan yang mencoba menjelaskan semuanya.
Semua yang pernah di bacanya. Sementara Dara sendiri, dia hanya bisa pasrah saja mendengar apa yang pria itu katakan tentangnya. Entahlah, biarkan saja dia bertingkah sesukanya sal masih berada di dalam tahap wajar.
" Aku tidak suka steak karena aku bukan orang barat. Aku lebih menyukai rendang dari pada daging bakar itu."
" Ayolah, kau bisa memilih makan apa nanti di sana oke. Temani aku makan karena aku sangat lapar sekali."
" Hem..." Jawab Dara.
Bersambung ❤️