NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25

Note : Terdapat adegan 21+, harap bijak dalam membaca.

Fabian bangun dari tidurnya, melihat ke arah kaca balkon yang memperlihatkan cahaya matahari dibalik tirai yang menutupi. Fabian melihat, istrinya masih tertidur nyenyak, setelah mengecup bibir istrinya sekilas, Fabian beranjak dari tempat tidur.

Fabian membuka pintu dengan perlahan, tak ingin membangunkan istrinya yang masih tidur. Di bawah sudah ada mak Ipah yang sedang beres-beres rumah.

Mak Ipah memang bisa masuk sendiri, karena memegang kunci belakang rumah Fabian. Setiap hari mak Ipah masuk lewat sana, tanpa harus membangunkan Fabian yang setiap kedatangannya pasti masih tertidur, apalagi setelah punya istri, bangun paginya makin siang.

"Mau sarapan apa, kasep?"

"Bikinkan roti bakar saja."

"Neng Febi belum bangun?"

"Udah, mak. cuma lagi nggak enak badan. makanya tiduran aja," Fabian terpaksa berbohong tentang keadaan istrinya.

"Makanya jangan dipakai terus atu, kasian," mak Ipah menggoda Fabian.

¤¤FH¤¤

Saat Fabian memasuki kamarnya, Febi sudah bangun, dan memalingkan wajahnya, begitu tatapan mereka bertemu.

Fabian kecewa, tadinya dia pikir pagi ini akan membaik, setelah semalaman mereka tidur sambil berpelukan, nyatanya sama saja. Febi tetap marah padanya tanpa sebab.

Fabian masih mencoba bersikap lembut, membujuk Febi agar mau sarapan, mau mengatakan penyebab marahnya, namun Febi masih bergeming, tak mengeluarkan sepatah kata pun.

Fabian yang mulai kehilangan kesabarannya memilih keluar, tak ingin terpancing emosi. Namun saat akan keluar kamar, pertanyaan Febi mengangetkannya

"Kenapa bertanya seperti itu?" Fabian masih berdiri ditempatnya, memandang heran dengan pertanyaan istrinya.

"Om jawab saja! apa aku serendah itu di mata, om? apa om menganggapku wanita murahan, wanita gampangan?" Febi masih bersikukuh dengan pertanyaannya. Meski menanyakan dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

Fabian berjalan ke arah Febi, mendudukan dirinya di sampingnya, meraup wajah Febi, agar melihat ke arahnya.

"Pandang mata saya! Demi Tuhan, tak pernah sekalipun saya berpikir kamu wanita murahan, kamu istriku, kehormatanku, harga diriku!" dengan tegas Fabian menjawab pertanyaan istrinya.

Febi tergugu mendengar jawaban suaminya, apalagi melihat mata suaminya, tak sedikitpun ia temukan kebohongan ataupun keragu-raguan ketika menjawab.

Fabian membawa kembali Febi yang menangis ke dalam pelukannya. Terasa oleh Fabian hangatnya air mata Febi yang menetes di bajunya

"Lalu.. lalu kenapa om membelikan baju-baju seperti itu buat aku?" akhirnya Febi mengeluarkan kegundahannya semalam.

Fabian nampak berpikir, membelikan baju-baju? Beberapa saat Fabian teringat dengan lingeri yang dia belikan untuk Febi.

"Baju-baju? Maksudnya lingeri?" Fabian menanyakan kepastian baju yang dimaksud istrinya.

"Baju-baju yang bahannya tipis dan bolong dimana-mana. baju kaya gitu kan buat wanita-wanita nakal," Febi menjawab polos pertanyaan Fabian.

Seketika Fabian tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan istrinya. Melihat Fabian yang tertawa membuat Febi makin mengeraskan tangisannya. Beruntung kamar Fabian di lantai atas, jadi suara tangisan Febi, tak terdengar ke luar.

"Maaf, maaf sayang. sini biar aku jelasin."

"Baju itu namanya lingeri, sayang. Untuk sebagian wanita mungkin penggunaanya disalahgunakan, namun bagi seorang istri, baju seperti itu ibarat seragam malam, untuk menyenangkan mata suaminya. dipakai hanya dihadapan suaminya saja. kalau kamu belum siap memakainya, nggak apa-apa, simpan saja!"

Febi memandang Fabian, mencoba mencerna penuturan suaminya. Febi jadi teringat pesan mamahnya, tentang usaha menjaga kesetiaan suami, manjakan pandangannya, perutnya dan sesuatu di bawah perutnya.

Apa mungkin yang dimaksud memanjakan pandangan dengan memakai pakaian tipis dan terbuka seperti itu?

"Sekarang bajunya dimana?"

"Aku buang di balkon."

Fabian membulatkan matanya,

"Kamu mau bajunya dibuang?"

"Simpen aja!" suara Febi sudah terdengar manja lagi.

Fabian berjalan ke arah balkon, dan membuka pintu untuk mengambil bungkusan kresek yang berisi lingeri yang sengaja dia beli untuk istrinya, tapi malah membuat istrinya menangis semalaman.

Fabian menyunggingkan senyum, memikirkan kekonyolan istri mudanya.

Fabian masuk dengan kresek berlogo sebuah swalayan ternama lalu menyimpan kresek itu di sudut lemari. Kemudian duduk kembali di samping Febi,

"Kedepannya, kalau ada apa-apa bilang, kita bicarakan baik-baik, jangan hanya diam! aku bukan peramal yang bisa selalu paham apa yang kamu rasakan dan kamu inginkan."

Febi menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas permintaan suaminya.

"Sudah merasa lebih baik?" Febi menganggukkan kepalanya kembali.

"Aku bisa meminta jatahku semalam yang tertunda?" Febi menganggukan kembali kepalanya.

"boleh?" Fabian meyakinkan jawaban febi, karena tahu istrinya sedang tidak fokus.

Febi berpikir sejenak, mengingat pertanyaan suaminya,

"Ah, Om curang ngejebak aku," setengah menjerit Febi berbicara. Febi sadar maksud dari pertanyaan Fabian.

Fabian tertawa, senang istrinya sudah kembali ceria. Fabian memeluk istrinya, dan Febi membalas pelukan suaminya. Fabian melepaskan pelukannya setelah cukup lama mereka berpelukan.

Keduanya saling pandang, Fabian mendekatkan wajahnya ke wajah Febi.

Febi yang paham apa yang diinginkan Fabian, menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Aku belum gosok gigi, om"

Tanpa kata Fabian melepaskan tangan Febi yang menghalangi tujuannya dan mencengkramnya erat, agar tak menghalanginya lagi.

Semula Febi menolak, dengan menutup rapat mulutnya, namun dorongan Fabian memaksa Febi membuka mulutnya dan menerima pagutan lembut dari Fabian.

"Manis!" Fabian berbisik sesaat setelah dia melepaskan pagutannya kepada Febi.

"Mau makan dulu atau mandi dulu?"

"Makan dulu aja, aku lapar."

Keduanya bangkit, berjalan menuju sofa, untuk menikmati sarapan mereka.

"Hari ini kamu di rumah aja, nggak usah ikut ke toko! Mata kamu bengkak banget kebanyakan menangis."

"Bilang aja biar, om bebas ketemuan sama teteh inces," bukan cemburu, Febi hanya ingin menggoda suaminya.

Fabian melirik ke arah istrinya yang sedang cekikikan.

"Udah mulai berani menggoda ya!" Fabian menggelitik pinggang istrinya.

"Ampun, om. jangan gelitik aku!" Febi menggerak-gerakan badannya mencoba menolak serangan suaminya.

Fabian senang istrinya sudah kembali ceria.

Kembali Fabian mengecup bibir istrinya, Febi membalasnya, yang membuat Fabian semakin memperdalam pagutannya. Lenguhan Febi, terasa undangan bagi Fabian untuk berbuat lebih. Keduanya semakin hanyut dalam gairah mereka.

Fabian menggendong tubuh Febi dan menidurkannya di atas tempat tidur mereka. Fabian terus memanjakan Febi dengan sentuhan-sentuhan lembutnya, yang membuat Febi semakin menikmati penyatuan mereka.

"Terima kasih, sayang," Fabian mengecup kening istrinya lalu membetulkan selimut untuk menutupi tubuh istrinya.

"Mau tidur lagi, atau langsung mandi?"

"Langsung mandi aja, udah siang."

"Aku mandiin ya!"

Fabian menggendong istrinya, membawanya ke kamar mandi. Dari situ Febi belajar, bahwa arti kata 'aku mandiin' bukan arti sebenarnya, karena bisa dipastikan waktu mandi menjadi lebih lama.

BERSAMBUNG.

Terima kasih banyak kepada pembaca setia tulisan ini. Maaf jika durasi update tak sesering sebelumnya. Kesibukan di duta, dan fokus pada pengetikan cerita saya yang lain (HARUS MENIKAH LAGI).

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!