Dara Respati, gadis cantik dan seksi. Gadis yang menjadi impian Dicky. Dicky yang sejak awal tahu bahwa mereka memang bukan saudara kandung, memendam cinta pada adiknya tersebut.
Dicky selalu menemani Dara disaat Dara susah maupun senang. Apalagi disaat Dara terpuruk, dikhianati oleh kekasihnya, Dicky yang selalu menemaninya.
Akankah Dara membalas cinta sang kakak, ataukah dia akan menikah dengan pria lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eni pua, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baba 23. Komitmen Juna
Sebenarnya orangtua Juna menyarankan untuk bulan madu hari ini. Tetapi Juna menolak karena dia memiliki proyek yang sangat penting sehingga bulan madu akan diundur entah sampai kapan.
Bagi Dara sendiri, bulan madu bukanlah hal yang penting. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana dia menempatkan diri di dalam keluarga Juna. Akan bersikap bagaimana, menghadapi keluarga Juna dan terhadap Juna sendiri.
Selesai sarapan, Juna mengajak Dara pergi ke panti asuhan. Dara ikut saja karena dirumah ini Dara bingung harus bersikap bagaimana. Dia bukan wanita yang bisa mengambil hati orang lain. Dia selalu berbuat seenaknya saja.
Di panti asuhan, Dara bisa bermain dengan anak-anak panti dan bisa melupakan kesedihannya meski hanya untuk sementara. Disela-sela kegiatannya hari ini, Juna dan Dara menikmati senja di sebuah tempat di dekat panti. Pemandangan yang cukup indah dan romantis.
"Dara, aku yakin kamu pasti canggung berada di rumah. Tapi kamu tidak perlu khawatir, aku sudah meminta ibu, untuk tidak mempersulit kamu," ucap Juna sambil menatap mentari senja.
"Kamu seperti ini, malah membuat aku semakin terlihat buruk dihadapan ibumu. Mungkin aku tidak bisa menjadi istri yang baik untuk kamu, tetapi setidaknya aku bisa menjadi menantu yang baik untuk orangtuamu. Tetapi, sudahlah, saat ini aku hanya ingin memperjelas posisi kita," ucap Dara sambil menatap Juna.
"Maksud kamu?" tanya Juna kaget.
"Aku tahu, kamu menikah karena terpaksa. Demikian juga dengan aku. Meskipun begitu, aku sangat berterimakasih padamu, karena kamu sangat-sangat baik padaku," jawab Dara sambil tersenyum.
"Darimana kamu tahu, kalau aku terpaksa. Meskipun begitu, aku sudah membuat komitmen, kalau aku tidak akan pernah mengkhianati pernikahan kita. Selama kita masih terikat pernikahan, aku berharap kamu juga akan menghormatinya," ucap Juna serius.
"Jadi, maksudmu, kita akan menjalani pernikahan ini meskipun kita tidak saling mencintai? Tapi apakah kekasihmu tidak akan marah karena kamu meninggalkannya?" tanya Dara penasaran.
"Tidak akan. Saat aku memutuskan menikah, aku hanya akan fokus pada pernikahanku. Aku tidak akan melihat yang lain," ucap Juna kembali.
"Lalu, apakah suatu saat kita akan bercerai?" tanya Dara bingung.
"Aku serahkan semuanya padamu. Apapun yang kamu inginkan, kapanpun kamu meminta berpisah, aku janji aku akan menuruti keinginanmu. Tapi ingat, pikirkan baik-baik sebelum membuat keputusan. Karena aku menerimamu apa adanya. Menerima hatimu yang bukan untukku," ucap Juna sambil menghela napas berat.
Dara tertunduk sedih. Ternyata hati Juna sangat baik dan pengertian. Dia memiliki komitmen tentang sebuah pernikahan yang membuat Dara kagum. Semua yang ada di diri Juna mampu membuat hati Dara bergetar.
Sementara, Juna sangat berharap pernikahannya dengan Dara akan berakhir bahagia. Pernikahan bagi Juna merupakan hal paling sakral meskipun awalnya dia tidak mencintai Dara.
Juna sebenarnya pernah memiliki kekasih. Mereka putus beberapa tahun yang lalu karena kekasihnya berkhianat. Berselingkuh dengan teman baiknya. Seperti kisah cinta Dara. Juna putus diwaktu yang sama dengan putusnya cinta Dara dan Raka.
Juna juga putus asa, tetapi ketika melihat Dara akan bunuh diri dua tahun lalu, Juna selalu teringat padanya. Apalagi saat Dara menolak dianggap akan bunuh diri oleh Juna dan memarahinya. Juna menjadi kagum pada Dara karena memiliki semangat meski putus asa dan berharap suatu saat bisa bertemu dengan Dara lagi.
Keinginan Juna bertemu Dara terkabul, saat orang tua Juna menjodohkannya dengan Dara. Entah karena cinta atau hanya sekedar kagum saja, membuatnya semakin mengidolakan Dara. Terlebih setelah mengenal Dara lebih dekat. Dara tidak hanya cantik wajahnya tetapi juga cantik hatinya.
Sayangnya, cinta Dara bukan untuk Juna. Tetapi meski begitu, Juna sudah merasa bersyukur bisa menikah dengan Dara.
"Juna," panggil Dara.
"Oh, kamu bicara apa?" tanya Juna kaget karena dia tenggelam dalam lamunannya.
"Aku tidak bilang apa-apa. Kamu yang melamun dari tadi. Tuh, mentari senja sudah mulai hilang. Mau sampai kapan kita di sini?" tanya Dara sambil berdiri mendekati Juna.
"Kita pulang sekarang," ucap Juna sambil menatap Dara yang berdiri di sampingnya.
Tiba-tiba, ponsel Dara berdering. Panggilan itu berasal dari Sari. Dara tersenyum lebar lalu mengangkat panggilan tersebut. Sari meminta bertemu untuk membicarakan reuni dengan teman dekat saja.
"Sari, baik. Oke, kita bertemu besok," jawab Dara lalu me untuk ponselnya.
"Siapa, kamu tidak marah aku bertanya, 'kan?" tanya Juna khawatir.
"Tidak, bagaimanapun juga, sekarang kamu adalah suamiku. Karena kamu punya komitmen dalam pernikahan ini, aku juga akan mengikuti hal yang sama. Walaupun aku tidak tahu akan sampai kapan kita bisa bertahan," jawab Dara.
"Aku mengerti," ucap Juna sambil tersenyum karena merasa dia ada harapan.
"Itu tadi temen kuliah aku. Kita mau mengadakan reuni. Boleh, ya?" tanya Dara agak manja.
"Boleh saja. Aku percaya sama kamu," jawab Juna sambil tersenyum manis.
"Terima kasih, suamiku," jawab Dara bercanda.
Candaan yang membuat Juna tertawa dan dibalas oleh Dara dengan tawa riangnya.
Bersambung
Sambil menunggu up selanjutnya, baca juga karya temen Author ya. Judulnya Belenggu Hasrat Tuan Muda karya Trias Wardani. Dijamin asyik ceritanya.
Jangan lupa ya...