Fairi terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa adanya cinta didalamnya dengan Kenan karena sebuah perjodohan. Dan dihari perayaan ke 3 tahun pernikahannya suaminya memperkenalkan seorang wanita sebagai istrinya.
Semua itu tak berarti bagi Fairi, namun hati Fairi hancur saat suaminya memohon padanya untuk membujuk ibu mertuanya agar mau menerima istri kedua suaminya.
Mampukah Fairi bertahan dari ketidak adilan dari orang - orang yang selama ini dia percayai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katrina jaeyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Setelah Kenan tak menemukam hasil dalam pencariannya, Kenan dan Farid kembali lagi karena mereka masih ada banyak tuntutan pekerjaan yang menunggu mereka untuk menyelesaikannya. Dan Kenan kembali tanpa hasil apa - apa.
Keseharian Kenan hanya dilewati dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Dia tak bisa menghentikan pikirannya karena jika dia berhenti maka pikirannya akan melayang kepada Fairi yang telah menghilang dari hidupnya.
"Mas, apa mas Kenan mau makan? Tadi aku memasak masakan kesukaan mas Kenan." ucap Melinda saat dia melihat Kenan yang masih bekerja di ruang tengah sejak dari datang tadi sore.
"Iya, tolong siapkan nanti aku kesana setelah menyelesaikan ini." jawab Kenan menatap Melinda
"Baik mas." jawab Melinda yang terlihat sangat senang.
10 menit kemudian Kenan berjalan ke meja makan dan disana sudah ada Melinda yang sedang menata makanan dengan wajah yang terlihat senang. Kenan makan dengan keluarga kecilnya dan putri kecil mereka yang kini berusia 1 tahun sudah bisa duduk sendiri dan makan sendiri walau masih cemot kesana sini.
"Sayang makannya kok sampai cemot begini." Kenan mengelap mulut putrinya dengan tisu setelah dia selesai makan.
"Biar Linda bersihkan mas, sekalian mandi karena sudah waktunya untuk dia tidur." Melinda mengambil Sari dan memandikannya.
Kenan masuk kedalam kamar mandi didalam kamar utama dan dia juga mandi, setelah itu Kenan duduk menikmati acara tv sambil membaca beberapa berkas yang belum dia lihat tadi.
"Mas Linda buatkan kopi." Melinda mendekati Kenan dan duduk disebelah Kenan.
"Iya terima kasih." jawab Kenan tersenyum menatap Melinda.
"Apakah pekerjaannya masih banyak mas?" tanya Melinda yang melihat banyak tumpukan berkas didepan meja
"Iya, apakah Sari sudah tidur?" tanya Kenan.
"Sudah mas barusan. Oh iya mas, apa mbak Fairi masih belum ditemukan mas?" tanya Melinda pada Kenan.
"Belum." jawab Kenan singkat.
"Kira - kira dia pergi kemana ya mas? Semua karena aku, jadi membuat mbak Fairi pergi." Melinda berkata dengan tertunduk dan terlihat sedih.
"Tidak, jangan menyalahkan dirimu karena kamu tak salah, yang salah adalah aku karena tak bisa memahami dia." Kenan meletakkan berkasnya dan menatap Melinda dan menarik Melinda dalam pelukannya
"Andai aku tak ada diantara kalian mungkin ini tak akan terjadi mas." ucap Melinda lagi.
"Sudah, semua telah terjadi" jawab Kenan menenangkan Melinda.
"Apakah mas Kenan merasa kehilangan dengan perginya mbak Fairi mas?" tanya Melinda menatap Kenan setelah mengurai pelukannya dengan Kenan.
"Hm, aku hanya tak menyangka kalau Fairi pandai sekali bersembunyi dan merahasiakan semuanya." jawab Kenan menatap lurus kedepan "Saat aku ingin berbuat adil antara kalian berdua, ku pikir Fairi telah menerima ketidak adilan yang ku lakukan padanya, karena dia menerima kartu tanpa limit yang ku berikan padanya dan dia juga sangat baik bahkan senyum lembut yang tak pernah dia tunjukkan padaku dia perlihatkan dengan sangat baik. Aku tak tau kalau semua itu hanyalah perangkap agar dia bisa pergi dari sisiku tanpa pengawasan dari ku, bahkan dia mengembalikan kartu yang ku berikan kepadanya." sambung Kenan menceritakan soal Fairi.
"Jadi mbak Fairi tak mengambil apa pun dari mas Kenan?" tanya Melinda menatap Kenan.
"Tidak, dia tak membawah apa pun. Dari sejak menikah Fairi tak pernah sekali pun menggunakan uang ku walau dia memegang kartu kredit dari ku, Fairi juga tak pernah meminta bantuan padaku dalam menghadapi kesulitan apa pun, bahkan saat dia ada masalah dengan ayahnya dia juga mengatasinya seorang diri, semua adalah kesalahanku karena aku tak pernah bertanya atau memperhatikan dia dengan baik." jelas Kenan terlihat sedih dan menyesal.
Melinda yang ada disamping Kenan dan mendengar suaminya menceritakan istrinya yang lain bahkan terdengar seperti memuji membuat Melinda merasakan sakit hati, apa lagi terlihat dengan jelas dari raut wajah Kenan kalau perasaan Kenan pada Fairi sangat dalam.
"Sabar ya mas Kenan, suatu saat nanti masti mbak Fairi sadar dan akan kembali lagi. Kalian kan masih tetap suami istri. Melinda minta maaf karena semua berawal dari ku." Melinda mulai meneteskan air matanya
"Tidak, sudahlah jangan pikirkan lagi. Sebaiknya sekarang kamu istirahat saja." pinta Kenan pada Melinda dan menyeka air mata Melinda lalu mengecup kening Melinda.
"Baiklah mas, aku tak mengganggu mas Kenan bekerja. Dan mas Kenan juga jangan terlalu lelah, cepatlah istirahat juga." ucap Melinda tersenyum dan pergi meninggalkan Kenan di ruang tengah.
Kenan menghela nafas dalam dan memijat pelipisnya yang terasa pening dan lelah, dan Kenan sengaja tak cerita pada Melinda kalau dia dan Fairi sudah bercerai. "Fairi, sembunyi dimana sebenarnya dirimu." gumam Kenan menutup mata dan menyandarkan kepalanya di sandaran sofa.
Sementara didalam kamar Melinda menangis karena merasa sedih dengan nasibnya, dia berniat bahagia dengan menikahi Kenan pria yang dia cintai namun semua berantakan karena orang tua Kenan tak mau menerima dirinya dan juga putrinya, ditambah lagi saat ini suaminya telah mencintai istri pertamanya.
"Kenapa, kenapa semua yang sudah ku rancang jadi seperti ini. Kenapa semua tak berjalan sesuai dengan harapan ku." gumam Melinda meremas bantal yang ada dipangkuannya.
...💔💔💔...
Keesokan paginya Kenan pergi ke kantor pagi - pagi sekali karena dia mau menghadiri rapat bulanan. Dan Kenan juga tak sempat sarapan apa lagi pamitan pada putri kecilnya yang masih tertidur dengan pulas.
"Maaf pak ada seseorang yang ingin bertemu dengan bapak dan katanya dia adalah saudara dari non Fairi." ucap Ambar memberitahu Kenan setelah Kenan selesai rapat.
"Suruh masuk" ucap Kenan langsung.
"Selamat pagi mas Kenan, aku adalah Tyas Putri Wijaya putri kedua dari tuan Adi Wijaya, mas Kenan pasti tau kan." ucap Tyas memperkenalkan dirinya.
Kenan menatap Tyas dengan bingung karena dia memang tak pernah sekali pun bertemu dengan anggota keluarga Fairi yang lainnya selain ibu kandung Fairi dan ayahnya tuan Adi Wijaya yang merupakan sahabat dari ayahnya tuan Bramono.
"Oh, mas Kenan pasti bingung karena waktu itu aku sedang berkuliah diluar negeri dan tak menghadiri pernikahan mas Kenan dan mbak Fairi yang diadakan secara diam - diam." jelas Tyas berjalan dan duduk didepan Kenan.
"Baik, memangnya ada apa sekarang kamu kesini?" tanya Kenan bingung.
"Mas Kenan, aku sangat merindukan saudari ku itu kenapa mas Kenan tega membuat dia pergi meninggalkan aku dan keluarga." Tyas berdiri dan berjalan mendekati Kenan lalu menangis dan memeluk Kenan.
"Tunggu, bukannya hubungan kalian tak baik ya, Karen aku pernah melihat kalian bertengkar didepan gedung pengadilan." ucap Kenan menjauhkan Tyas dari dirinya.
"Oh soal itu semua hanyalah kesalahpahaman saja, bukan hal yang serius." jawab Tyas menghapus air matanya.
"Hm, baiklah maaf aku masih belum bisa menemukan dia." jawab Kenan.
"Mas Kenan bisakah aku lebih sering untuk bertemu dengan mas Kenan sebagai pengobat rasa rinduku pada mbak Fairi mas? Aku ingin bermain ke rumah dan melihat suasana rumahnya mas, karena aku benar - benar sangat merindukan mbak Fairi, dan semoga mas Kenan bisa dengan cepat menemukan dia." ucap Tyas yang kembali duduk didepan meja Kenan dengan raut wajah sedih yang terlihat sangat tulus kalau dia merindukan Fairi.
"Hm tentu silakan." jawab Kenan tak berfikir kalau itu hanyalah akal - akalan dari Tyas.
"Terima kasih mas Kenan, kalau begitu Tyas pulang dulu." pamit Tyas dengan wajah senang dan keluar dari ruangan Kenan.
"Yes, berhasil. Yang penting masuk dulu kedalam rumahnya, urusan yang lainnya bisa diatur nanti." gumam Tyas tersenyum puas.
fairi-farid
Melinda - Melisa
sari -sri
tyas -tias