NovelToon NovelToon
BENANG KUSUT

BENANG KUSUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Kirana berusaha menjaga keluarga, sementara Riana menyimpan rahasia. Cinta terlarang menguji mereka. Antara keluarga dan hati, pilihan sulit menanti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Penyesalan

Riana merasa sedikit lebih baik setelah dari spa, meskipun kesedihan masih mengendap di hatinya, seperti endapan kopi pahit di dasar cangkir. Setelah kembali ke rumah Luna, ia mencoba untuk tidur, tetapi bayangan Bima terus menghantuinya. Ia teringat semua janji manis yang pernah mereka ucapkan di bawah bintang-bintang Kota Malang, semua mimpi yang pernah mereka bangun bersama tentang rumah kecil di dekat perkebunan apel Batu, tentang anak-anak yang berlarian di halaman dengan latar belakang Gunung Arjuna yang menjulang. Air matanya kembali menetes, membasahi bantalnya, menciptakan noda basah yang semakin memperburuk perasaannya. Ia mencoba memejamkan mata, tetapi bayangan Bima dan Sinta terus berputar-putar di benaknya, seperti film horor yang tak bisa dihentikan.

Sementara itu, di luar rumah, di bawah rembulan pucat yang menggantung di langit November, Bima duduk di dalam mobilnya, menatap ke arah jendela kamar Luna. Ia sudah menunggu di sana selama berjam-jam, sejak Riana dan Luna tiba dari spa. Ia merasa bersalah, putus asa, dan sangat menyesal. Ia tahu ia telah melakukan kesalahan besar, kesalahan yang mungkin tidak bisa dimaafkan. Ia tahu ia telah menghancurkan hati wanita yang dicintainya, dan ia bersedia melakukan apa saja untuk memperbaikinya, bahkan jika itu berarti menunggu semalaman di dalam mobil yang dingin, ditemani hanya oleh suara jangkrik dan dinginnya angin malam Kota Malang yang menusuk tulang. Ia menggenggam erat setir mobil, mencoba menahan air matanya. Ia tahu ia tidak pantas menangis, karena ia sendiri yang telah menyebabkan semua ini.

Pagi harinya, saat Riana bangun dengan mata sembap dan kepala berat, ia menemukan beberapa panggilan tak terjawab dan sebuah pesan suara dari Bima. Jantungnya berdebar kencang. Ia tahu ia seharusnya mengabaikannya, seperti yang disarankan Luna, tetapi rasa ingin tahu dan sedikit harapan yang tersisa di hatinya mengalahkan akal sehatnya. Dengan ragu, tangannya yang gemetar menyentuh ikon pesan suara.

Suara Bima terdengar serak dan penuh penyesalan, seolah ia telah menangis semalaman. "Riana, maafkan aku," katanya, suaranya bergetar. "Aku tahu aku telah menyakitimu, aku tahu aku telah menghancurkan kepercayaanmu, tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Aku tahu kata-kata tidak akan cukup untuk memperbaiki apa yang telah aku lakukan, tapi aku bersumpah, aku tidak pernah berniat untuk menyakitimu. Aku mencintaimu, Riana. Aku selalu mencintaimu, dan aku tidak ingin kehilanganmu." Ada jeda sejenak, lalu Bima melanjutkan dengan suara yang lebih lirih. "Aku tahu ini mungkin terlalu banyak untukmu, tapi aku akan menunggu. Aku akan menunggu sampai kamu siap untuk berbicara denganku. Aku akan menunggu selama yang diperlukan."

Riana terdiam, air matanya mengalir deras tanpa bisa ia kendalikan. Ia merasa seperti terbelah menjadi dua. Sebagian dari dirinya ingin mempercayai Bima, ingin memaafkannya, ingin kembali ke pelukannya yang hangat, ingin kembali merasakan kebahagiaan yang pernah mereka bagi bersama di warung ronde Titoni atau saat menikmati pemandangan senja di Pantai Balekambang. Tetapi sebagian yang lain merasa terlalu sakit hati, terlalu marah, terlalu takut untuk mempercayainya lagi. Ia takut jika ia memberikan Bima kesempatan kedua, ia akan kembali dikecewakan, dan kali ini mungkin ia tidak akan bisa bangkit lagi. Bayangan Sinta terus menghantuinya, mengingatkannya akan pengkhianatan yang telah ia alami.

Luna masuk ke kamar, melihat Riana menangis sambil memegang ponselnya. Ia langsung tahu apa yang terjadi. "Riana, jangan lakukan ini pada dirimu sendiri," katanya lembut, sambil duduk di samping Riana dan memeluknya. "Kamu tidak perlu mendengarkan dia. Kamu tidak perlu memberinya kesempatan apa pun. Dia sudah menyakitimu, dan kamu berhak untuk bahagia tanpa Bima." Luna mengusap rambut Riana dengan lembut, mencoba menenangkannya. "Ingat semua yang sudah ia lakukan padamu. Ingat betapa sakitnya kamu. Jangan biarkan dia memanipulasi mu lagi."

Riana membenamkan wajahnya di bahu Luna, menangis sejadi-jadinya, meluapkan semua kepedihan dan kekecewaan yang selama ini ia pendam. Ia merasa lelah,

           ***********

1
SitiGemini75
tunggu aja nanti 🤣
SitiGemini75
iya kak hukum aja 😍
SitiGemini75
kapan ya kak soalnya aku masih seneng mainin hidup Riana sih kak
SitiGemini75
iya ya kak kenapa nggak di blokir aja 😄😄🤭
kalea rizuky
riana oon blokir no semua mantan qm. itu bodoh
kalea rizuky
riana di hancur kan berkali. kali. kapan bahagia nya thor jahat lu
kalea rizuky
jahat qm. bim ya ampun riana nasib mu
kalea rizuky
moga Bima obat ya bukan luka baru
kalea rizuky
heleh g punya pilihan tp doyan buktiknya lu hamil najis
kalea rizuky
nunggu karma para penghianat
kalea rizuky
kasian riana adek kurang ajar
Heny
Kasian Riana di khianati
SitiGemini75: sebenarnya kasian juga tapi namanya takdir harus gimana lagi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!