Farah dan Kevin diramalkan sejak kecil akan menjadi pasangan yang saling mendukung dan saling mencintai namun semua ramalan itu belum juga terwujud, karena saat Farah menikah dengan Kevin ternyata suaminya memiliki wanita lain dan wanita itu diajak Kevin untuk tinggal bersama dalam satu rumah dengan Farah.
Farah dan Kevin memang tidak saling mencintai, perjodohan yang dilakukan orang tua mereka yang membuatnya harus menikah.
akankah Farah terus diam ketika posisinya terebut dan wanita lain yang mendapatkan kasih sayang suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biggest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
amplop surat
hari Sabtu yang cerah membuat hati Farah bersemangat untuk melakukan olahraga dipagi hari dengan berlari kecil disekitar komplek rumahnya
"hai Farah" sapa seorang wanita pada Farah.
"hai Tante" sapa Farah
"duuuh body kamu ya masih bagus ajah padahal undah punya suami" ujar Tante lia yang tinggal tak jauh dari rumah Farah dan Kevin
"makasih loh Tan udah puji body aku" ujar Farah.
"kamu pinter yaa jaga badan, biasanya perempuan kalo udah menikah semua agak kedur tau kan kalo sudah menikah pasti sering dipompa suami?" kata Tante Lia sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Farah.
Farah yang mendengarnya sedikit bergidik karena ia selama menikah belum pernah sekali pun merasakan bagaimana rasanya dipompa.
"ohhh Iyah Tante aku rajin olahraga jadi tetep sekel badannya" ujar Farah sambil sedikit mengeryitkan dahinya
"bener banget far, kalo kita rajin olah raga **** * juga jadi enggak kendor tetep rapet jadi bisa mengigit" ujar Tante Lia lagi.
"oh iya h Tante, maaf Tante Farah lanjut lari lagi ya" Farah meninggalkan Tante Lia Karena tak mau terlalu lama mengobrol takut terjerumus.
Farah yang lelah berlari dan memutuskan kembali kerumah nya.
Farah melihat wajah Santi seperti orang yang sedang gelisah
"kenapa kamu?" tanya Farah sambil meneguk air putih.
"tidak kenapa-kenapa" jawab Santi.
"aku tidak mungkin langsung menuduhnya, jika bukan dia yang mengirim nya maka rahasiaku akan terbongkar" Santi kembali bengong dan bicara pada dirinya sendiri
Farah yang melihatnya berusaha mengabaikannya dan naik keatas menuju kamarnya
hari ini Kevin ada pertemuan dengan salah satu clien di sebuah cafe sehingga harus pergi kerja sejak jam tujuh pagi.
"sudah jam sepuluh aku bikin makan siang dulu ah" ujar Farah yang selesai mandi dan bersiap turun menuju dapur.
Farah mengeluarkan keahliannya dalam meracik masakan.
saat Farah meracik masakan Santi masuk ke ruang dapur.
"masak?" tanya Santi
"Iyah" jawab Farah singkat.
"buatkan satu untukku" kata Santi
Farah sontak langsung membalikkan badannya dan menatap Santi
"kamu bisa masak?" tanya Farah
"bisa" jawab Santi
"masak lah sendiri jika kamu bisa memasak" ujar Farah dengan ketus.
"buat apa aku masak toh ada pembantu yang masak, tinggal minta bi sari buatkan" ujar Santi yang berlagak seperti nyonya rumah
"hmm tak heran kamu terus menempel pada Kevin, karena tidak mau hidup susah" celetuk Farah.
"Kevin dan aku saling mencintai jadi wajar jika aku terus bersamanya" kata Santi penuh rasa percaya diri
"yakin kalau kalian saling mencintai aku rasa bukan cinta tapi memanfaatkan" Farah mulai menyindir Santi
Santi yang mendengar perkataan Farah langsung meninggalkan dapur dan masuk kedalam kamarnya.
"nyebelin banget sih cewek, mentang-mentang dia istrinya Kevin sok menguasai rumah dan seenaknya menyindir orang" gumam Santi.
"jangan-jangan benar dia yang mengirim teror ini" gumam Santi lagi.
santi terdiam seperti orang yang sedang merencanakan sesuatu.
"mari makanan" Farah membawa masakannya ke meja makan.
ceklek
pintu terbuka dan terlihat Kevin sedang masuk ke dalam rumah, Kevin berjalan dan mencium wangi masakan.
"waaah wangi banget nih" Kevin langsung meraih piring yang ada di meja dan menyendok nasi serta masakan yang ada di meja makan.
"hmmm tumben bibsari masak seenak ini" celetuk Kevin sambil menikmati masakan yang dianggapnya buatan bi sari.
"enak?" tanya Farah yang melihat Kevin sedang makan.
"enak banget, kamu coba deh" Kevin meminta Farah untuk mencoba masakannya
"tentu enak itu kan masakan ku" bangga Farah
uhuk
Kevin langsung tersedak mendengar kata-kata Farah.
"pantas saja rasanya berbeda tak biasanya bi sari masak seenak ini, bagaimana ini aku terlanjur mengakui rasa masakannya" Kevin mulai bingung.
"udah enggak usah bingung dan gengsi makan ajah, di dapur juga masih ada jika mau nambah" Farah berlalu sambil tertawa kecil melihat sikap Kevin yang terkejut.