Tek ketek tek ketek tek ketek ketek ketek
'Lagi-lagi suara itu! Ingin ku buang mainan berbentuk dua onde-onde yang saling digantung pake tali dengan bunyi yang merusak panca indera ku itu. Bisa-bisanya orang seumurannya menyukai hal absurd begitu!!
"Shanuuuuuum maiiin yuuuuuk" Teriak pemuda itu terdengar tanpa dosa sudah mengganggu hari minggu indahku!
"Minggat sana! Shanum lagi ke Dubai jualan karpet terbang bareng Aladin!!!"
Bukannya pergi laki-laki itu malah duduk menunggu di depan kostku! Sumpah ya, entah kesalahan dan dosa apa yang aku lakukan di kehidupan yang lalu sampai dipertemukan dengan orang gaje super nyebelin kayak Abyan itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Bukan Jombloh
Saat ini aku berharap bisa melakukan teleportasi atau apalah itu namanya, biar bisa cling ujuk-ujuk pindah ke bulan. Kenapa? Ya karena aku malu. Serius, ini aku posisi masih di klinik. Di tengah-tengah orang yang sakit, yang nggak sakit dan yang pura-pura sakit pun ada.
Aku urutan ketiga karena selalu bohong tiap bolos kerja. Moga aja si karma nggak datang instan, ngeri juga kalau tetiba aku sakit karena si karma datang untuk kang bohong yang memanfaatkan kesempatan seperti ku.
Abyan memegang tanganku, menyentuh keningku, dan.. Sedikit tarikan tangannya mampu membuat ku jatuh ke dalam pelukannya. Dan catat! Ini masih di klinik.
Orang-orang menatapku seperti bilang 'Apaan sih itu!' 'Jangan pancing jiwa jomblo kami untuk memaki kelian, bisa nggak??' 'Bisa ke rumah sakit jiwa aja pliis? Di sini khusus orang sakit fisik! Bukan sakit jiwa!'
Maaf itu hanya khayalan ku aja. Aku tahu yang mereka pikirkan jauh lebih sadis dari pada itu. Ya aku sadar diri aja, sekarang udah jadi ladang ghibah dan sumber hujatan para netijen +62.
"By, bisa lepasin? Kamu nggak tahu apa kita lagi dilihat banyak orang!" Aku memberi dorongan agar di antara kami tak sedekat ini.
"Kamu tahu.. Aku selalu suka saat kamu memanggil ku By, kesannya seperti panggilan sayang untuk ku." Ucapnya masih menenggelamkan ku dalam pelukannya.
Eh.. Apa iya ya? Kan namanya Abyan, aku manggil dia By, panggilan sayang gimana? Bukannya semua orang manggil dia By juga? Terkadang agak lain nih orang.
"Harusnya gimana? Apa aku manggil kamu kang lato-lato aja?" Tanyaku tak penting. Dia tak menjawab.
Tangannya mengeratkan genggaman pada jemariku, dia menarik ku keluar dari klinik itu.
"By By.. Ntar deh, katanya tadi kan kamu lagi nganter temen mu kontrol.. Lha ini kenapa malah ngajak aku kesini? Nanti kalau temenmu nyariin gimana?" Dia masih membisu. Aiish aku dicuekin lho ini!!
Dia menggiring ku menuju taman kecil di sebelah klinik. Taman itu cukup ramai, banyak lampu kecil warna warni yang menghiasi, juga pohon-pohon dengan kursi di bawahnya yang sengaja di susun sedemikian rupa biar bisa dijadiin tempat ngadem kunti eh maaf orang-orang maksudnya.
"Num.." Abyan berdiri tepat di depanku. Baru inget udah nyeret aku nyampe sini?
"Hmm"
"Num, aku sayang kamu. Sayang sebagai laki-laki kepada perempuan, sayang seperti ingin selalu ada di dekatmu meski kamu tak menginginkannya, sayang yang buat aku bingung sendiri.. Bingung dengan cara apa lagi aku harus bilang atau nunjukin rasa ini ke kamu."
"Aku bukan ingin menodong mu dengan perasaan yang aku punya. Aku hanya ingin menuntaskan keinginan terpendam di hati aja. Aku ingin kamu tahu, aku serius sama kamu. Bahkan jika kamu mikir aku gila pun nggak apa-apa karena nyatanya aku udah tergila-gila sama kamu."
"Bukan obsesi memiliki, karena aku sadar.. Apapun yang dipaksakan itu nggak baik dan nggak enak. Aku hanya ingin melindungi kamu. Sebisaku.. Semampuku.. Num, aku cinta sama kamu."
Jedeeeerrrr.. Dueeerrrr pletak pletok..
Aku juga nggak tahu itu bunyi apaan, jadi plis jangan tanya-tanya dulu. Udah sering kang lato nyatain perasaannya ke aku tapi.. Baru kali ini setrumnya bisa nyampe ke hatiku.
Terharu lho aku, aku nggak tahu dia ini punya ilmu apaan.. Karena yang sekarang aku lihat adalah beberapa orang yang wajahnya nggak aku kenal sedang membawa papan dengan masing-masing bertulis huruf jika dirangkai menjadi 'I LOVE YOU SHANUM KU'.
Ini edan sih, aku benar-benar speechless dengan cara dia mengistimewakan ku. Ya Allah..
"Num.." Aku langsung melihat ke arahnya. Jantungku udah nggak bisa diajak bersopan ria di depan Abyan, bisa-bisanya ini jantung detak kenceng banget. Spontan aku nyampe pegang dada kiri ku. Jujur, aku takut jantungan saking ulala nya.
"Maaf.. Kalau cara ku ini bikin kamu malu, aku hanya ingin kamu tahu keseriusan ku tentang perasaan yang aku miliki buat kamu.. Hanya kamu.. Aku milikmu Num, bahkan sebelum kamu setuju jadiin aku pacarmu. Kamu udah taken kontrak seumur hidup untuk memiliki ku, beserta kelebihan dan kekurangan ku.."
Aku mendekatinya, aku arahkan jari telunjukku ke bibirnya. Memberi kode agar dia berhenti bicara.
"Udah By, udah banyak yang kamu omongin.. Udah banyak orang yang dengar apa maumu.. Aku bisa lihat By, aku nggak buta. Aku tahu kamu sayang sama aku. Sayangmu ke aku itu ibarat kata kisah Qais dan Layla, atau Bandung Bondowoso sama Roro Jonggrang, atau Gerandong ke emban nya.. Oke, bilang aja yang terakhir itu nggak lucu."
"Apapun itu.. Aku merasa akhir akhir ini, hatiku mulai nggak bisa lagi ku kontrol. Jujur aja, ada rasa takut kehilangan saat kamu jauh.. Anggap aja itu rasa sayang atau sodara sodaranya si sayang.. Aku nggak tahu. Yang aku tahu, aku mulai mikirin kamu, kamu nggak pake pelet kan By?"
Mungkin itu adalah kalimat tergaje orang menerima ungkapan rasa dari pasangannya. Tapi mau gimana lagi, aku mau bikin seromantis mungkin, nyamain dia atau minimal bikin dia klepek-klepek gitu.. Ujungnya ya cuma itu yang keluar dari mulut ku! Masih mending lah gengss.. Tadinya aku malah cuma mau bilang 'Iya By, aku juga sayang kamu.'
Eh.. Harusnya tadi kek gitu aja ya.. Aah asyem lah, tuh lihat!! Dia ketawa dong, beberapa orang di sini juga, wait.. Apanya yang lucu??
"Num, aku seneng banget lho ini.. Asli, rasanya pengen teriak sekencengnya biar pada tahu kalau aku-"
"Gila?" Potong ku.
Dia mencubit hidung kuku sambil tertawa lepas. Ya ampyuuun.. Kek gini ternyata rasanya punya pacar. Mas mas.. Tolong dong senyumnya di kondisikan, kan kamu jadi makin tamvan rupawan itu aaah.. Hati adek deg deg'an liatnya masss..
"Harusnya jangan ngasih perumpamaan serem kisah cinta serem tadi lho Num, tinggal bilang aja.. Lopiyutu Mamas, Aku pasti paham kalau kamu juga ehem sama aku."
"Apaan tadi Qais Layla, angker banget.. Kisah cinta dua orang yang ujungnya mati semua gegara nggak direstui orang tua. Aiish Num sakit sih itu... Apalagi Bandung Bondowoso sama Roro Jonggrang, kamu mau kita main kutuk kutukan jadi tembikar? Hahaha.. Dan Ya Allah sayang ku, Gerandong sama emban nya.. Itu apa? Astaghfirullah.."
Dia tertawa, dan aku suka.
"Kan si Emban rela di gigit sama Gerandong biar bisa selamanya idup sama Gerandong By, masa kamu nggak tahu sih. Itu kan pengorbanan banget!" Aku sok pinter.
"Num.. Bentar deh, itu kan kayak sinetron Ganteng Ganteng SeringGila..."
Wasyeeeem.. Aku sama By tertawa nggak kelar-kelar. Maaaak.. Aku nggak jomblo lagi maaaak!