Aku Bukan Dora (Membuatmu Menyesal)

"Jangan pergi, aku sudah nyaman berada di sisimu, aku munyukaimu Din." Bisik Zion membuat Cristal membeku, tak percaya Zion akan mengatakan hal itu padanya. Tak pernah terlintas di pikiran Cristal kalau Zion diam-diam menyukai dirinya.

"Zion, maaf..." Dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Zion agar melepaskan pelukannya. Zion terdorong beberapa langkah kebelakang, membuatnya menyeringai tak percaya dengan apa yang di lakukan Cristal padanya.

"Maafkan aku Zion, aku gak bermaksud apa-apa, aku hanya..." Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Zion lebih dulu memotong perkataan Cristal.

"Hanya apa... hanya tak mau menerimaku kerena kamu akan menjadi kakak ipar ku, ia kan! itu yang ingin kamu katakan padaku." Saut Zion dan Cristal pun mengangguk.

"Baik-baiklah aku aku tidak bisa egois, kamu dan Zack sudah di jodohkan, sedangkan aku akan tersisihkan."

"Zion, jangan begitu. Aku sudah menganggapmu seperti sahabat sekaligus saudaraku, bagiku kamu adalah sosok pria pelindungku, kamu selalu ada buatku. Aku tidak ingin hanya karena aku dan Zack sudah di jodohkan, kamu menjauhiku. Zion tetaplah menjadi Zion yang ku kenal dan jangan pernah berubah." Cristal menghampiri dan meraih kedua tangan Zion lalu menggegamnya untuk meyakinkan.

"Apa kamu mau janji satu hal padaku?" tanya Cristal namun Zion menyisihkan tangan Cristal dan menjauhinya lalu berjalan menuju sebuah meja yang sengaja di siapkan, yang awalnya ingin buat kejutan untuk Cristal.

Zion menuang Vodka dalam gelas dan membawanya di depan Cristal, " Ini untuk rasa kecewaku." ucap Zion saat menunjukkan gelas yang berisi Vodka pada Cristal lalu segera di minumnya. Zion terus menerus minum Vodka sampai Zion benar-benar mabuk, setiap ia menuang Vodka dalam gelas, terselip setiap kekecewaan yang dia rasakan hingga benar-benar Zion tak mampu lagi untuk minum. Cristal berusaha mencegah namun sia-sia.

Saat Zion benar-benar mabuk, Cristal merebahkan tubuhnya di atas kasur, dan membiarkannya tertidur, tak lupa menyelimuti tubuhnya sebelum meninggalkannya. "Zion, ini untuk pertama dan terakhir kalinya kamu mabuk di depanku, jika kamu mengulanginya lagi, aku akan benar-benar meninggalkanmu. Apa kamu tahu Zion. Jika bukan karena keinginan dari orang tuaku, mungkin aku akan memilih kamu untuk menjadi suamiku, tapi maaf, karena perjodohan ini aku harus menyakiti hatimu." Ucap Cristal, lalu mengecup kening Zion dan segera pergi dari hotel meninggalkan Zion seorang diri di dalam kamar hotel.

Cristal berjalan menyusuri trotoar, dan sengaja tak menghubungi siapapun. Hati Cristal benar-benar kacau, dengan perasaan yang di ungkapkan Zion tiba-tiba.

"Kenapa sekarang jadi begini. Kenapa semuanya membuatku terjebak dalam sebuah lingkaran yang tak memiliki ujung. Jika aku memilih satu yang lain akan tersakiti, jika aku tidak memilih, Aku gagal nikah dong. kacau- kacau, kenapa juga harus kenal dengan laki-laki yang ternyata saudara kembar." Cristal pun mengacak rambutnya karena pusing memikirkan jalan hidupnya, hingga penampilannya pun terlihat kacau.

Saat sedang menunggu taksi, tak sengaja Cristal bertemu dengan Alira entah habis darimana.

"Alira... kamu dari mana?" tanya Cristal yang berusaha bersikap baik, walaupun Alira sendiri tidak pernah menganggap Cristal itu kakaknya.

"Aku aku habis cari hadiah buat papa, besok kan papa ulang tahun." jawab Alira, yang benar-benar di luar dugaan Cristal, Alira bisa bersikap baik padanya.

"Papa ulang tahun? ahh aku hampir lupa, sampaikan pada papa kalau aku besok akan datang buat ikut merayakan ulang tahun papa."

"Kira-kira kado apa yang akan kau berikan pada papa. Gak mungkin kado murah kan, secara kamu kan sekarang orang kaya." sindir Alira.

"Eeemmm aku..."

"Papa lagi butuh mobil baru, mobilnya yang lama sudah sering rusak. Aku suruh beli yang baru gak mau. Kamu kan dari kecil di besarkan papa, memberi hadiah mobil sepertinya itu tidak akan jadi masalah, uang kamu kan sangat banyak secara kamu kan pewaris Scorpio."

"Papa butuh mobil ya. Baiklah nanti aku akan bicara dengan paman dulu."

"Baiklah kalau begitu, aku duluan pergi dan aku harap kamu bisa memberikan itu untuk papa." ucap Alira sambil berjalan pergi.

"Mobil... mobil... kan harganya sangat mahal." gumam Cristal.

Cristal pun kembali ke rumah dengan mengunakan taksi. Sesampainya di rumah, ternyata Cristal sudah di tunggu oleh Adi yang sepertinya ingin membahas masalah kantor yang tak sesuai dengan yang direncanakan Adi.

"Kenapa paman, aku sedang tidak ingin berdebat dengan paman soal kantor." Ucap Cristal dengan lesu.

"Baiklah kalau begitu, nanti saja kita bicara lagi, sepertinya nona sedang ada masalah yang membuat nona terlihat kacau."Jawab Adi.

"Oya paman aku hampir lupa, paman, bisakah aku beli mobil baru?" tanya Cristal.

"Mobil! bukankah mobil di rumah sudah banyak nona."

"Bukan buatku, tapi buat papa angkat aku, besok dia ulang tahun dan katanya dia sedang butuh mobil baru, aku ingin membelikan satu untuknya, apa boleh paman?" tanya Cristal sambil merayu.

"Baiklah, besok nona bisa membelinya." jawab Adi membuat Cristal senang dan melupakan sejenak masalahnya dengan Zion.

******

Di hotel ternyata Zion belum benar-benar mabuk dan masih bisa mendengar dengan jelas ucapan Cristal sebelum pergi.

Zion duduk di lantai sambil bersandar di sisi ranjang dengan salah satu tangannya memegang sebotol Vodka.

"Ternyata, kamu juga menyukaiku, baiklah kalau begitu aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu, tak perduli jika sainganku adalah Zack kakak kandungku sendiri. Ini urusan hati tidak boleh ada yang menghalangi." ucap Zion dengan penuh ambisi, jika dirinya masih punya kesempatan untuk mendapatkan Dinda seutuhnya.

Zion pun kembali meneguk minuman yang bisa membuatnya membayangkan hidup bahagia bersama dengan Dinda.

_TBC...

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK