NovelToon NovelToon
My Love Perfect Lecturer

My Love Perfect Lecturer

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:209.6k
Nilai: 4.4
Nama Author: umi ayi

Seorang mahasiswi yang terjerat pernikahan dengan dosennya sendiri.

Karena ditipu oleh saudaranya sendiri, Almira kehilangan uang dan rumahnya. Ia jadi Luntang lantung tidak memiliki tempat tinggal. Namun siapa sangka pertemuannya dengan sang dosen merubah segalanya. Ia terpaksa menikah dengan sang dosen agar ia aman dan bisa memiliki tempat tinggal.

Bagaimana kisah nya? nantikan kelanjutannya yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Selesai m nyanyi Dimas menghampiri Almira. Ia berdiri tepat dihadapan Almira. "Selamat ulang tahun Al." Ucap Dimas.

Almira merasa d Javu mendapat ucapan selamat ulang tahun. Tapi ia berharap Irfan yang memberikan ucapan selamat ulang tahun pada nya saat ini.

"Saya sengaja menyiapkan ini untukmu" Sambung Dimas tersenyum.

"Ke..kenapa bapak melakukan ini?" Sahut Almira merasa gugup.

"Karena saya menyukaimu." Balas Irfan, seketika Almira meringis mendengar ungkapan itu. Entah kenapa hatinya tidak menyukai kata itu dari orang lain.

"Maaf pak, tapi saya menyukai suami saya." Balas Almira mengakui perasaannya.

"Tapi kalian menikah kontrak satu tahun, bisa saja kan kontrak itu berakhir dan perasaan mu juga berakhir.

Almira tersenyum miris mendengarnya, hati nya tercubit saat mengingat pernikahan mereka hanyalah kontrak.

"Kontrak atau pun tidak, saya tetap menyukai pak Irfan." Balas Almira lagi.

"Apa Irfan juga mempunyai perasaan yang sama denganmu?" Pertanyaan dari mas membuat Almira menunduk, ia tidak yakin jika Irfan menyukainya. Meski begitu ia tidak mempermasalahkan, jika saat ini belum mungkin nanti pikirnya.

"Mencintai seseorang tidak mesti mengharap cinta kita di balas, itulah cinta sejati." Balas Almira mantap. "Permisi pak, saya buru-buru." Sambung Almira kemudian pergi meninggalkan Dimas yang berdiri mematung.

Dimas tersenyum mendengar jawaban Almira. Ia pikir Almira akan mudah terbujuk dengan rayuannya. Padahal ia sudah menyiapkan tempat yang begitu romantis.

Almira langsung mencegat taksi yang lewat, tapi taksi nya sangat lambat menurut nya, ia sudah janji akan pulang sebelum jam delapan malam tapi saat ini kam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Pak, bisa lebih cepat gak, saya sangat buru-buru." Ucap Almira pada sopir taksi.

"Maaf nona, ini hanyalah mobil, bukan pesawat yang bisa melaju dengan cepat." Balas sopir itu.

Disisi lain Irfan terus memperhatikan kue ulang tahun yang ia pesan. Ia menaruhnya pas di meja bar dapur mereka. Ia merubah posisi kotak kue itu mencari posisi yang pas. Kemudian ia praktikkan jika saat masuk dari pintu luar, apakah akan melihat kue itu arau tidak. Merasa kurang cocok ia merubah posisi nya lagi. Ia mencari posisi yang pas jika saat Almira masuk langsung mendapat kue nya.

"Huf.." Keluh Irfan gugup. Ia melihat jam di tangannya sudah pukul sembilan malam lewat tetapi Almira belum pulang. Ia mencoba menelponnya tapi tidak aktif.

"Apa saya susul saja ya." Batinnya. kemudian ia masuk ke kamarnya mengambil jaket juga kunci mobil nya.

Saat sudah di luar langkahnya terhenti saat melihat Almira sedang bersama Dimas, Ia diam mematung sejenak. Hatinya merasa marah dan sakit melihat mereka berduaan.

Tidak mau menegur, ia lebih memilih untuk kembali ke rumahnya.

Almira sankingan buru-buru ia jadi meninggalkan ponselnya. Dimas yang memanggilnya pun tidak di dengar hingga Dimas mengejarnya sampai di rumah. Dan saat di depan rumah dinas mengembalikan ponsel Almira.

Almira menarik handle pintu dan masuk. Tapi ia tidak mendapati Irfan. Ia melihat sekeliling namun bersih dan rapi. Ia pikir ada kejutan dari Irfan untuknya tapi nihil. Ia berjalan menuju kamarnya tapi langkahnya berhenti saat di depan kamar Irfan. Ia mendekati kamar itu hendak mengetuk pintu namun ia urungkan.

Rasa kecewa dan bersalah menjadi satu, bingung dengan keadaan saat ini.

Sementara itu Irfan sedang berdiri di balik pintu, ia bisa mendengar pergerakan Almira menuju kamarnya dan tak selang lama langkah itu pun menjauh. Ia tahu pasti Almira sudah kembali ke kamarnya.

Pagi batu saja kembali namun matahari belum berani menampakkan dirinya. Almira bangun dan hendak menyiapkan sarapan. Ia melihat kulkas dan berpikir akan memasak apa pagi ini.

Terdengar suara langkah Irfan membuat Almira langsung menoleh.

"Pak, anda mau berangkat ke kantor?" Tanya Almira melihat Irfan sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Ia heran kenapa bisa sepagi ini.

"Iya" Jawab Irfan.

"Tapi ini pagi sekali pak." Sambung Almira. "Bisakah tunggu sebentar saya akan mengganti baju. saya mau bareng bapak saja." Sambung Almira lagi.

"Sorry Al, saya buru-buru. Kamu bisa baik taksi saja nanti." Balas Irfan kemudian pergi.

**

"Ada apa lagi?" tanya Indra bingung melihat Irfan yang jalan mondar mandir seperti orang bingung.

"Semalam Almira ulangtahun. Saya sudah menyiapkan semuanya tapi dia bersama Dimas." Ucap Irfan sambil mengepalkan tangannya. Entah kenapa ia marah melihat kedekatan Dimas dan Almira.

"Cemburu?" Ledek Indra tertawa.

"Cemburu? entahlah." Jawabnya mendesah.

"Bagaimana perasaan kamu melihat mereka berdua dekat?" tanya Indra.

"Entahlah, aku marah, sakit juga iya." jawabnya sambil memegang dadanya.

Indra tertawa terbahak membuat Irfan mengernyit heran.

"Itu namanya kamu cemburu fan, kamu sudah mencintai Almira." Jawab Indra.

"Kamu tahu, saat kita marah dan terluka saat melihat wanita kita bersama pria lain, atau kamu sedih saat Almira sedih dan bahagia saat melihatnya bahagia. Itu adalah definisi cinta. Kamu sudah mencintai nya fan." Jelas Indra.

Irfan bisa merasakan jika selama ini ia hanya mementingkan kebahagiaan Almira, ia berusaha agar membuat Almira terus tersenyum. Dan ia juga merasakan sakit saat Almira bersedih. Apakah ia benar-benar sudah mencintai Almira? Padahal dia dulu pernah menjalin hubungan dengan wanita kain, tapi ia masih tidak paham bagaimana definisi cinta.

Almira sedang makan siang bersama Dimas. Sebenarnya Almira merasa canggung, apalagi saat Dimas menyatakan perasaannya kemarin.

"Sudah jangan dipikirkan, santai saja. Anggap saja saya tidak pernah mengatakannya." ucap Dimas. Ia tahu jika Almira merasa canggung.

"I..iya pak." Sahut Almira.

"Bagaimana semalam? saya yakin Irfan tidak marah. Karena saya tahu Irfan tidka suka marah." Ucap Dimas sambil mengunyah makanannya.

"Saya tidak bertemu dnegan oak Irfan semalam." Jawab Almira.

"Tidak bertemu? Jadi tidak ada pesta kejutan?" Tanya Dimas.

Almira menggeleng kaku.

"Dia pasti akan merayakannya kemudian hari nanti." Balas Dimas.

Almira tersenyum mendengar ucapan Dimas, semoga saja apa yang dikatakan Dimas benar. Tapi ia tidak lagi mengharapkan nya. Yang terpenting bagi nya ia bisa hidup bersama dengan irfan.

1
Yunita aristya
lanjut
aisyhana lupsh
lanjut thorrr/Determined/
Ais
lanjud
Adinda Yuni Pratiwi
lanjut kak... di tunggu kak
Yani
Lanjut thor seru ni
Bocil
ok lanjutttttttt
Tuti Hermayani
lanjut dong.....sdh lama di tunggu tunggu
Lisa Halik
semangat thor
Liswati Angelina
lanjut thoooorrr
Dewi sumarti
Luar biasa
Restu Ningsih
lanjut....
karena kamu dari kmrn² udah nunggu bonchap nya author
kiya
lanjut dong thor
Rita Sugiarti
lanjut
Tuti Hermayani
mana Thor.... kisah nya Julian sama manda
Raudhatul Jannah Lubis: lagi otw kk, 🙏
total 1 replies
Lisa Halik
makasih thor..happy ending,cerita kevin miara,nulian&manda thor
Lisa Halik
huh..apalagi ni thor,apakah ulah susi
Lisa Halik
mungkin julian amnesia
Lisa Halik
mana2 ada saja pelakor
Lisa Halik
ada julian anak nya danu,tapi apa kisahnya julian
Lisa Halik
susi jangan sampai irfan tau kalau kamu nggak suka sama almira
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!