"Aku akan berusaha melawan badai yang akan menerpaku kapanpun itu. Aku siap menerima serangan badai yang besar sekalipun. Aku tidak takut kepada besarnya badai, aku tidak gentar terhadap ganasnya badai. Aku juga tidak akan menyerah walau badai itu terus menggulungku. Aku akan berusaha berdiri di atas badai itu. Aku akan menghadapi badai itu. Aku akan melawan badai itu. Aku akan menari diatas badai itu pula. Hingga pada akhirnya, badai itu bisa menyatu dengan diriku. Aku adalah badai dan badai adalah aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan VIII: Kemunculan Pemuda Misterius
Belum sempat Fang Yun bernagas lega, beberapa sambaran petir menyambar tepat di depan dirinya.
"DUARRR…"
Suara petir begitu menggelegar menyambar orang-orang disana. Pasukan Fang Yun yang berada dibawah Pendekar Surgawi langsung tewas dengan tubuh gosong. Yang berada pada tingkatan Surgawi mengalami terluka parah, setiap dari mereka mendapati ada satu atau dua anggota tubuh yang terlepas dari tempatnya.
Betapa kagetnya para Tetua itu melihat ratusan, atau mungkin ribuan mayat tewas dalam keadaan tubuh gosong karena tersambar petir.
"Ti-tidak mu-mungkin … ba-bagaimana bisa ada seseorang di Kekaisaran Wei yang mempunyai kekuatan seperti ini," Yuan Shi membuka mulutnya lebar-lebar, matanya melotot seakan tidak percaya atas apa yang terjadi sekarang.
"Siapa kau, tunjukkan batang hidungmu jika kau memang seorang pendekar! Dasar tidak berguna, brengsek," Fang Yun memaki-maki entah kepada siapa. Dia sungguh geram ada seseorang yang menghancurkan Ilusi Seruling Neraka miliknya.
Tidak ada kejadian apa-apa lagi, semua yang tersisa terlihat kebingungan. Fang Yun terus memaki tapi tetap tidak ada yang menimpali atau menyerangnya seperti tadi.
Fang Yun hendak melanjutkan serangannya yang mendadak terhenti karena sambaran petir itu. Fang Yun sudah siap untuk meniup Seruling Neraka, angin yang diiringi dengan hawa kematian menyapu kembali tempat disekitar pertarungannya dengan perlahan.
Tapi tiba-tiba, sebuah sambaran petir dengan suara yang sangat menggelegar menyambar tepat di tengah-tengah tempat mereka berdiri. Ilusi Fang Yun hilang ditelan bumi, betapa geramnya Fang Yun melihat ilusinya bisa di gagalkan dua kali dengan sangat mudah.
Kepulan debu masih menyelimuti tempat berdirinya para tetua dari dua aliansi itu. Sehingga masing-masing dari mereka tidak bisa melihat keadaan disekitarnya. Pandangan mereka sedikit kabur.
Setelah kepulan debu itu perlahan menghilang, akhirnya mereka bisa melihat dengan jelas kembali. Namun, mereka semua tersentak kaget ketika melihat seseorang telah berada di bekas kepulan debu tadi. Orang yang hampir membuat jantung mereka melompat keluar ternyata seorang pria. Bahkan, pria misterius itu terlihat masih sangat muda. Kira-kira, usianya baru mencapai 18 tahun. Masih sangat muda.
Pemuda itu memiliki rambut hitam kebiruan dengan panjang mencapai punggung, bagian atas rambutnya ia lilit mirip pendekar pada umumnya. Kulitnya putih dan lembut bagaikan benang sutera. Bola matanya berwarna biru muda dengan alis yang sedikit tebal, menambah ketampanannya semakin menjadi.
Pemuda misterius itu memakai pakaian serba biru dengan dalaman berwarna hitam. Tak lupa juga dibelakang punggungnya ada sebilah pedang berwarna biru. Sarung pedangnya dihiasi lukisan petir yang memanjang. Kadang dari sarungnya terlihat ada kilatan petir yang kecil. Pedang itu sangat terlihat indah dan menawan.
Dengan penampilan yang mencolok didukung dengan wajah yang tampan, sekilas pemuda misterius ini adalah seorang dewa yang turun langsung dari langit. Benar, dia adalah Shin Shui, si Pendekar Halilintar.
"Siapa kau anak muda? Pergilah dari sini!!! Aku tidak ingin kau juga terbunuh oleh jurusku," Fang Yun membuka suara untuk memecahkan keheningan itu.
"Aku tidak akan pergi jika senior akan membunuh semua Kepala Tetua ini," jawabnya sambil melirik ke arah kepala tetua aliansi aliran putih.
"Baik jika itu maumu. Maafkan aku jika harus mencabut nyawamu juga karena sudah ikut campur urusanku." Fang Yun mulai geram dan menatap dengan dingin kepada pria itu. Dia sudah bersiap-siap untuk kembali memainkan Seruling Neraka.
semoga utk cerita2 lain penulis bisa insaf 🤣🤣🤣
kasian Thor membuat cerita seperti ini 🤣🤣🤣
katanya belajar dan mencontoh Kho Ping Ho,,,, jaaaaauuuuhhh thor