Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Pria itu pun langsung berjalan mendekati meja kerja Dinda. Dinda pun mempersilahkan duduk sang tamu.
" Mari Pak.. Silahkan duduk dulu... Saya panggilkan Mas Galuh dulu ya..." ucap Dinda seraya berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati sofa kakaknya.
" Mas.. Mas Galuh... Bangun Mas... Teman Mas sudah datang tuch... Ayo... Bangun dulu Mas..." ucap Dinda seraya menepuk lengan kakaknya pelan.
" Eeemmm... Iya Dek... Makasih sudah bangunin Mas..." ucap Galuh seraya bangun dan duduk di sofanya.
" Sama-sama Mas.. Kalau gitu Dinda ngerjainnya pindah dulu dari Kursi Mas ya.." ucap Dinda seraya berjalan menuju meja kerja kakaknya.
" Nggak usah Dek.. Kamu duduk disitu saja.. Biar Mas dan Pak Kades duduk didepan kamu.. Oke..." ucap Galuh seraya mengacak rambut adiknya gemas.
" Yaudah.. Oke Mas..." ucap Dinda kembali duduk di kursi kebesaran kakaknya.
" Maaf Pak Kades.. Saya tadi ketiduran... Habisnya lelah sekali... Tunggu sebentar ya Pak.. Saya telpon Om Rio dulu untuk membawakan barangnya kesini..." ucap Galuh seraya duduk dan mengambil gagang telpon untuk menelpon Om Rio.
" Oke nggak papa Pak Galuh..." ucap Pak Kades tersenyum seraya mencuri pandang kearah Dinda yang fokus dengan laptopnya.
Selesai menelpon Om Rio. Galuh dan Pak Kades kembali berbincang seraya menunggu Om Rio membawakan barangnya. Tak lama Om Rio pun datang. Mata Om Rio langsung membulat ketika melihat Dinda duduk dikursi atasannya. Hingga tak kuasa untuk menegurnya.
" Cieee... Ibu Galuh masih fokus saja dengan pekerjaannya... Duh...duh... " ucap Om Rio seraya berjalan mendekat kearah Pak Galuh dan Dimas.
" Om Rio... Jangan bercanda terus... Ntar Dinda aduin sama Mas Galuh lho... Biar dipotong gajinya... Mau...?" ucap Dinda seraya menatap Om Rio.
" Jangan dunk Ibu Dinda yang cantik... Kasian bawahanmu ini... Masak gajinya dipotong.. Maaf ya Ibu Galuh.. Saya nggak akan ganggu lagi.. " ucap Om Rio takut.
" Sudah-sudah... Mana Om barang yang saya minta tadi.." ucap Galuh melerai keduanya.
" Ini Pak Galuh.. Saya langsung permisi dulu takut dipotong beneran nanti gajiku... Mari semuanya..." ucap Om Rio langsung berlari menuju pintu dan keluar.
Dinda yang melihat tingkah konyol Om Rio hanya bisa tersenyum. Tapi tanpa disadari oleh Galuh dan Dinda. Dimas selalu diam-diam memperhatikan Dinda dari tadi.
" Ini Pak Kades barang pesanannya... Silahkan di cek dulu..." ucap Galuh seraya memberikannya kepada Dimas.
" Ok Pak Galuh... Terimakasih... Saya buka.." ucap Dimas seraya membuka barang yang dipesannya.
" Mas Galuh... Ini sudah hampir jam pulang kerja.. Dinda pulang duluan ya Mas.. Mau menyiapkan semuanya dulu... Nggak papa kan Mas...?" ucap Dinda seraya menatap ke arah Galuh.
" Iya Dek.. nggak papa... Kamu pulanglah dulu... Ntar kalo Mas sudah selesai langsung Mas susul... Ntar Mas aja yang beresin sayang... Kamu hati-hati pulangnya ya...?" ucap Galuh seraya mengacak rambut Dinda lembut.
" Iya Mas... Kalo gitu Dinda balik dulu ya Mas... Assalamualaikum... Mari Pak Kades..." ucap Dinda seraya mencium tangan Galuh dan berlalu.
" Waalaikumsalam..." ucap Galuh dan Dimas bersamaan.
" Aahhh... Wanita itu... Ketika tersenyum selalu membuat jantungku berdebar kencang... Tapi sayangnya sudah jadi milik orang... Hanya bisa mengagumi dalam diam... Aahhh... Siaaalll...." batin Dimas seraya melihat kepergian Dinda.
Kini Galuh dan Dimas kembali berbincang-bincang. Hingga tak terasa waktu sudah hampir magrib. Mereka sama-sama meninggalkan bengkel menuju kerumahnya masing-masing.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔