NovelToon NovelToon
Putra Sang Letnan Kolonel

Putra Sang Letnan Kolonel

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:37.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seseorang dibalik Rencana Jahat

Sakit kepalanya berdenyut seperti baru dipukul besi tumpul. Tenggorokannya kering. Udara di sekitarnya berbau lembab, bercampur logam dan kapur.

Zoya membuka mata perlahan.

Cahaya temaram menyambutnya. Lampu neon tua menggantung di langit-langit yang retak, berkedip tak tentu. Ia sedang berbaring di kasur tipis yang menempel ke lantai beton dingin. 

Tidak ada jendela. Hanya satu pintu logam di ujung ruangan, tertutup rapat. Suasana dingin dan sunyi. Tak ada suara dari luar, bahkan detik jam pun tak terdengar.

Zoya mencoba menarik napas panjang. Ia mengenal rasa ini—ruang penahanan.

Tapi oleh siapa? Untuk apa?

Tiba-tiba, pintu terbuka. Deritnya menggema menyeramkan.

Seseorang masuk. Pria wajahnya tertutup masker kain hitam, tapi matanya tajam, memandang Zoya seperti objek eksperimen.

“Sudah sadar rupanya, Dokter,” ucapnya datar.

Zoya menahan napas. “Apa yang kalian mau?”

Pria itu tersenyum miring. Ia meletakkan nampan kecil di meja logam. Ada botol air mineral, dan... sebuah tablet kecil bulat. Entah obat atau racun.

“Kami cuma disuruh menjaga. Sampai... semua pihak mau bekerja sama.”

“Pihak siapa?” bentak Zoya.

Pria itu tidak menjawab. Ia hanya berbalik, melangkah keluar sambil berkata pelan,

“Kalau kau mau anak-anakmu tetap aman, ikuti saja permainannya, Dokter.”

Zoya membeku. Jantungnya seolah berhenti berdetak.

Anak-anak?

Seketika roda waktu berputar ke belakang. Zoya, mengingat di saat dirinya bertemu anak-anak dan juga Arini yang menjemputnya di bandara. Akan tetapi, ingatannya tidak menemukan momen keberadaan si kembar, dan di mana ia berpisah dengan anaknya itu. 

Zoya hanya mengingat, kedua pria tegak berseragam layaknya FBI, membawanya menuju mobil yang entah—lupa begitu saja. Seakan ingatannya hanya sampai di situ, Zoya tidak mengingat kemana anak-anaknya pergi.

“Siapa kamu? Di mana anakku. Kenapa kamu membawaku kesini?” 

Bukannya menjawab, pria itu malah mendekati Zoya, yang memberikan tablet itu untuk diminumnya. 

Zoya menggeleng lalu melemparnya.

“Di mana anak-anakku? Kalian bawa kemana mereka?” 

“Aku, sudah bilang untuk bekerja sama. Anak-anakmu akan aman jika kau menurutiku.” 

“Apa kau ingin meracuniku? Aku tidak takut, dan katakan sekarang di mana anakku?” 

Lelaki itu pergi, yang masih tidak bersuara. Zoya, langsung berjalan mendekati pintu, menariknya lalu mendobrak agar pintunya terbuka. Tidak ada hasil—Zoya, mundur perlahan bukan menyerah melainkan untuk mengambil ancang-ancang, dibantu dengan tarikan nafasnya yang dalam seketika ia berlari untuk mendobrak pintu itu. 

“Akh!” 

Bukannya berhasil membuka, malah tubuhnya yang terpental. Zoya, akhirnya menyerah, ia hanya bisa pasrah menunggu seseorang untuk menyelamatkannya. 

“Zayden, Zayda!” teriaknya, menggema di seluruh ruangan. 

Sementara di tempat lain Zayden dan Zayda dibawa ke satu tempat. Tempat yang luas dan megah. Jauh dari kata menyeramkan seperti ruang penahanan. Mereka berdua dibawa menuju kamarnya, lalu dimanjakan dengan hidangan lezat dan permainan yang dapat menghipnotis keduanya supaya lupa akan ibunya.

Tidak ada yang mengerti kenapa mereka harus terpisah. Sebelumnya, Zoya dan anak-anak melangkah bersama menuju trotoar luar terminal kedatangan. 

Di sekelilingnya, suasana masih ramai. Petugas bandara, calo taksi, dan deru kendaraan yang terus melintas. Semuanya biasa. Terlalu biasa, sampai tak ada yang terasa aneh. 

Tapi dadanya berdegup tidak biasa. Insting lamanya sebagai dokter di zona konflik membuatnya sensitif terhadap bahaya yang tak terlihat.

Kedua pria misterius yang mengaku sebagai suruhan Ardian, membuat hatinya cemas dan curiga. Tetapi, Zoya, mencoba untuk tetap positif dan berpikir jernih membuang kecurigaan yang belum pasti itu. 

“Dokter Zoya?”

Seorang pria muda berjas hitam, membuka sebuah pintu mobil, seolah meminta Zoya untuk segera menaikinya. 

“Mari, naik Nona, Tuan besar sudah menunggu.” 

Zoya mengernyit. Mendengar nama tuan besar membuatnya terdiam dengan heran

 “Siapa tuan besar?” tanyanya curiga.

“Tuan besar, sedang menunggu kedatangan menantunya, jadi masuklah aku akan mengantarkanmu.” 

Zoya bimbang. Tapi mendengar kata menantu sedikit meredakan kecurigaannya. Ia berpikir jika itu adalah ayah Ardian, ya, mungkin saja. Ardian, pasti sudah mengatakan pernikahan mereka kepada keluarganya.

“Tunggu sebentar, anak-anakku mana?” 

Zoya, baru menyadari hilangnya anak-anak. Terlalu fokus dan berhati-hati membuatnya lupa sejenak kepada Zayden dan Zayda, yang tadi berada di sampingnya tapi tiba-tiba menghilang.

“Anda, tenang saja Nona, anak-anak sudah diantar pulang oleh pengasuhnya.” 

Zoya, mengeryit. 

“Wanita yang di belakangmu tadi,” jelas pria itu. 

“Tapi ….”

“Tuan besar hanya ingin bicara berdua denganmu, Nona.” 

Zoya menatap pintu dengan ragu. Ia menengok ke arah belakangnya yang masih cemas memikirkan Anak-anaknya. Namun, dengan terpaksa Zoya, masuk ke dalam.

Mobil melaju. Hingga... lima menit kemudian, arah kendaraan mulai berubah.

Zoya melirik peta jalanan yang sempat ia hafal. Mobil tidak menuju ke pusat kota. Tapi malah memutar ke arah hutan, masuk ke jalur sepi yang jauh dari keramaian.

“Pak, sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Zoya.

Sopir diam. Lalu menekan tombol. Klak.

Pintu terkunci otomatis.

Zoya panik. Ia meraih gagang pintu, menendang-nendang kaca.

Seketika dari bagasi mobil, muncul sosok bertopeng hitam. Tubuhnya kekar. Ia bergerak cepat ke belakang, menarik tangan Zoya dan menekankan sesuatu di lehernya—bau menyengat menyeruak.

Zoya meronta, menendang, tapi tubuhnya mulai lemas. Kepalanya pening.

Dalam pandangan kabur, ia melihat wajah sang sopir menoleh sedikit dan tersenyum dingin.

Dan saat ini Zoya, hanya bisa menangis sambil memikirkan bagaimana caranya keluar dari tempat itu. Sudah, ia duga semua ini pasti terjadi, dampak antara pernikahannya dengan Ardian, mengundang amarah semua pihak, terutama keluarga Ardian dan Lusi.

Detik demikian, pintu berdenyit menyeramkan. Pria tadi kembali, ia membukakan pintu sangat lebar, meminta Zoya untuk ikut keluar.

Zoya, diam sejenak sambil memperhatikan pria itu, lalu berdiri dari tanah—-mengikuti langkah pria tadi. Seketika suasana berubah menjadi hening, netra Zoya terus memindai sekeliling yang tampak gelap, pengap, dan sepertinya itu ruang bawah tanah. 

Zoya, tidak tahu dia mau dibawa kemana, tapi setelah melewati tanjakan ia melihat cahaya menyilaukan, dan sungguh menakjubkan. Entah, itu sabana, lapang golf atau bukit tengah hutan yang pasti indah dan luas, sebuah mobil hitam terlihat berada sejauh 3 km dari jarak berdirinya. Langkah pria tadi, menuju mobil itu, Zoya mencoba berpikir positif  menganggap kedua anaknya ada di dalam. 

“Masuklah.” 

Pria tadi membukakan pintu untuknya, walau Zoya terus menatapnya. Dengan ragu Zoya membungkuk memasuki mobil itu. 

“Dr. Zoya,” panggil seorang pria, mengejutkan Zoya yang berada di belakangnya. 

“Siapa kamu di mana anak-anakku?” 

“Anak-anakmu aman, bahkan mereka sangat senang menikmati hari-harinya tanpa dirimu.”

“Apa maksudmu?” 

Pria itu tersenyum, lalu memperlihatkan sebuah video yang terdapat kamera dari belakang kursinya. Dalam video itu terlihat Zayden dan Zayda bermain, bersukaria, menikmati makan siangnya hingga berjingkrak kesenangan saat memasuki kamarnya yang luas. 

“Kalian membawa anakku kemana?”

“Yang pastinya mereka hidup bahagia tanpa dirimu. Apa mereka terlihat sedih tanpa ibunya?” 

“Apa maumu? Siapa sebenarnya yang menyuruhmu?” Zoya, yakin ada dalang dibalik semua ini.

Pria itu tersenyum, bersamaan dengan video rekaman Zayda dan Zayden terjeda. 

“Kamu punya dua pilihan, antara bertemu dengan anakmu atau tidak untuk selamanya.” 

“Kalian ingin menjauhkan aku dari anak-anakku? Jangan harap. Kalian tidak akan pernah bisa.” 

“Tergantung, jika kamu ingin bertemu mereka kembali, maka kamu harus melakukan sesuatu, kesepakatan dengan tuanku.” 

Zoya, menyunggingkan senyum.

“Siapa yang menyuruhmu? Dr. Lusi, Dr. Radit, atau … keluarga Ardian?” Zoya, hanya menduga karena baginya hanya mereka yang berhak melakukan itu. 

“Bilang pada mereka kalian tidak akan bisa memisahkan aku dan anak-anak. Aku akan mencari mereka sampai ketemu, dan jangan kalian harap aku akan menuruti perintah tuan kalian. Apa pun itu,” ancam Zoya dengan tegas. 

Zoya, tidak peduli jika harus dikurung di ruang bawah tanah itu. Dia percaya akan ada jalan keluar dan dia pasti bertemu dengan anak-anaknya. Zoya, membanting pintu dengan keras setelah keluar dari mobil, ia melirik dengan marah pada pria yang baru saja bicara dengannya. Namun, ketika hendak melangkah kedua pria menghadangnya, yang langsung menarik kedua tangannya lalu, memberikan suntikan lagi yang membuat tubuh Zoya, seketika melemah, hingga akhirnya ia pun tumbang. 

1
Dafa Asri
baca nya Ampe deg degan Thor,,,semoga semua nya selamat,,,
Dafa Asri
kenapa dari pertama baca sampai episode ini blum ada kebahagiaan untuk Zoya thooor,,,kasihan bnget Zoya dan anak2 nya
Bundanya Pandu Pharamadina
lanjut kaka❤
berharap banyak part 🙏
Endang 💖
lanjut lagi kak
Enok Renmaur
lagh....kpn ni tua bangkotan yg syok berkuasa tu dpt karmax.
smoga karmax kna ankx dokter goblok titisan iblis tu, bkin hidupx hancuuuurrrrr
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
lanjut thor
Maizuki Bintang
lanjut thor, kejam amat si Cokro Thor. kasi ganjaran dia thor.geramnya aku..,.
Oktavianto Rizky Darmawan
seru thorrr
Kaylaa
sesi tegang
Enok Renmaur
rasax pingin ksh racun yg mematikan ntuk dua laki" ba***ngan yg tdk pntas d sebut ortu tu😡😡😡
hanya pentetang petenteng bangga dgn pangkat tp klakuan ky binatang.
smoga adrian tdk mo nikahi dokter ja***ng tu, yg sifatx g beda dgn bp nya ky binatang.
plagi laki" tua ortux adrian smoga cpt mati sj kna karma ulahx yg egois n smoga si kembar g mo akui sbgai kakekx lg biar tobat bkin hidup dua org laki" tua ni sengsara n dokter ja***ng yg sok berkuasa tu jg bkin pecat dr RS t4 krjax thooorrrr....
Bundanya Pandu Pharamadina
musuh ngga jentel, menghadapi Zoya dgn cara licik. semoga Adrian Zoya cepet bisa berkumpul sama anak² nya.
Soraya
lanjut thor
zh4insu
Apa yang terjadi dengan Zoya,,,? Apa mereka menyuntikkan obat agar Zoya bisa lupa dengan anak-anaknya?
Soraya
kasihan si kembar
Bundanya Pandu Pharamadina
Zoya di culik🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
Lusi harusnya sadar, bang Adrian bukan jodohmu (lusi)
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
luar biasa
Bundanya Pandu Pharamadina
siap menghadapi kemarahan keluarga Ardian Zoya 🤔🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
Ardian Zoya ❤
Bundanya Pandu Pharamadina
Alhamdulillah baik semoga kaka Author juga Sehat selalu , Aamiin 🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!