Anisa gadis yatim piatu bekerja sebagai pelayan. Demi keselamatan Sang Majikan dan di tengah rasa putus asa dengan hidupnya, dia terpaksa menikah dengan Pangeran Jin, yang tampan namun menyerupai monyet.
Akan tetapi siapa sangka setelah menikah dengan Pangeran Jin Monyet, dia justru bisa balas dendam pada orang orang yang telah menyengsarakan dirinya di masa lalu.
Bagaimana kisah Anisa yang menjadi istri jin dan ada misteri apa di masa lalu Anisa? Yukkk guys ikuti kisahnya...
ini lanjutan novel Digondol Jin ya guys ♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22.
Pak Hasto menatap layar telepon seluler nya. Nama bendahara perusahaannya terpampang jelas di sana. Dengan cepat, ia menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel ke telinganya.
“Selamat siang Pak, saya mau konfirmasi tujuan transfer dana apa benar ini yang satu tujuannya pada Waskita Group?” suara seorang perempuan di balik hand phone milik Pak Hasto.
“Hah, kita tidak ada urusan lagi dengan Waskita Group setelah ketahuan mereka licik.” Ucap Pak Hasto dengan nada dan ekspresi wajah kaget.
“Tapi, Pak, nomor rekening yang dikirim atas nama Hegar Armando Ananda Waskita. Berdasarkan data kami, itu salah satu rekening milik Waskita Group.”
Pak Hasto mengerutkan kening. “Coba aku akan tanya pada Bu Lastri. Dia tadi hanya memberi kabar Angela dibawa oleh pacarnya. Masa iya kalau pacar perempuan itu anaknya Waskita masih butuh uang dengan menjual pacarnya sendiri.” Gumam nya yang tidak tahu jika Angela dibawa oleh Hegar.
Ucapan itu membuat Bu Hasto menoleh tajam. Nama Angela saja sudah cukup untuk membuat darahnya mendidih. Karena Angela adalah perusak rumah tangganya.
Sesaat kemudian...
“Sini Pa, aku yang tanya pada Bu Lastri ” Ucap Bu Hasto sambil mengulurkan tangannya meminta hand phone milik Pak Hasto yang sudah tidak terhubung dengan bendahara perusahaan.
“Ma aku sudah tidak ada hubungan dengan dia.” Ucap Pak Hasto sambil mengulurkan hand phone miliknya pada Sang istri.
Bu Hasto segera menekan nomor Bu Lastri, ibu kepala pelayan, untuk memastikan siapa yang membawa Angela.
“Benar Pa, Hegar namanya orang yang membawa perempuan itu dan katanya memang mobil bagus yang membawa mereka. Aneh anak orang kaya mau menjual pacarnya.” Ucap Bu Hasto sambil mengulurkan lagi hand phone milik suaminya.
Pak Hasto pun buru-buru menghubungi bendahara perusahaannya kembali.
“Sudah cocok kan Ma, orang jahat akan berjodoh dengan orang jahat juga.” Saut Ndaru yang mendengar percakapan Mama dan Papanya. Dia tahu juga Angela dulu sudah menggoda Papanya demi uang. Waskita Group telah banyak melakukan kecurangan waktu kerja sama dengan Perusahaan Papanya.
“Iya Ru, maka aku sejak dulu selalu bilang ke kamu jadilah anak yang baik agar berjodoh dengan gadis baik.. aku sangat bersyukur akhirnya kamu berjodoh dengan Fatima, dan sebentar lagi aku akan punya cucu...” ucap Bu Hasto sambil mengusap usap perut Fatima yang masih datar
“Terima kasih, Ma,” gumam Fatima, tersenyum haru sambil menggenggam tangan sang mertua. Ia benar-benar bersyukur memiliki mertua sebaik Bu Hasto, meski dirinya hanya anak seorang petani.
Waktu pun terus berlalu Ndaru dan Fatima sudah kembali ke rumah.. keluarga Fatima pun sudah diberi kabar kalau Fatima hamil dan mereka sudah berkunjung.
Sedangkan Anisa sudah dilakukan perawatan tubuhnya di klinik kecantikan langganan Bu Hasto, Bu Hasto dan Fatima selalu menemani Anisa. Baju pengantin pun sudah dipesankan di desainer langganan Bu Hasto juga. Para pelayan yang tahu heboh, yang memiliki sifat iri hati selalu berkomentar negatif pada Anisa.
Waktu untuk keberangkatan dan siapa saja yang akan mengantar Anisa pun telah ditentukan. Benar benar keluarga Hasto bagai akan menikahkan anak gadisnya sendiri. Meskipun Anisa pelayan, tetapi mereka sudah menganggap sebagai keluarga nya. Apalagi Anisa sebagai penyelamat keluarga
“Nis minum jamu ya supaya kamu sehat tidak sakit, perjalanan jauh menuju ke gunung tempat kerajaan jin itu.” Ucap Ibu kepala pelayanan memberikan satu gelas jamu buatannya pada Anisa.
“Terima kasih Bu, Bu Hasto juga memberikan vitamin buat saya Bu. Saya sangat terharu merasa bagai benar benar punya keluarga.” Ucap Anisa sambil menerima gelas jamu dari Ibu kepala pelayan. Tubuh Anisa kini memang menjadi lebih berisi dan segar. Wajahnya pun terlihat lebih cantik dan bersinar. Namun Pangeran Dewa Anum belum melihat itu karena dilarang oleh Sang Ibunda Ratu. Sang Ibunda Ratu takut jika Pangeran Dewa Anum mengunjungi calon mempelai wanita seperti yang sudah sudah terjadi. Pernikahan akan gagal lagi.
🏡🏡🏡
Sementara itu di lain tempat di kost Pungki. Windy masih saja manyun, cemberut dan melamun karena Sang Ratu tidak mau mengembalikan popok popok miliknya apalagi Sang Ratu ingin dia kembali di kerajaan nya.
“Jangan sedih Wind, ganteng kamu hilang kalau manyun dan cemberut terus.” Ucap Pungki yang melihat Windy duduk di lantai kamarnya sambil menopang rahang dengan kedua tangan mungilnya.
“Kakak Pung Pung bagaimana aku tidak sedih, popok popok ku disita Sang Ratu, dan dia akan menangkap aku. Padahal aku juga harus ikut datang ke kerajaan mengantar Kakak Mbak Anisa.” Suara imut Windy dan dia tidak merubah posisi duduknya, tidak juga menoleh ke arah Pungki.
“Kalau satu popok ku ini direbut lagi, sudah habis popok ku dan aku tidak lagi punya kekuatan. Tidak bisa terbang, tidak bisa menghembuskan angin sesuai keinginan ku... tidak bisa menghilang... huhhh benar benar menjadi jin kecil tidak berguna.” Ucap Windy lagi dengan nada kesal dan sedih.
“Kata kamu kita mau curi, besok saat kita ke kerajaan Sang Ratu, kita curi popok kamu itu.” Ucap Pungki yang kini duduk di dekat Windy tangan Pungki pun mengusap usap rambut kepala Windy.
“Tapi nanti penjaga kerajaan jin, lihat aku Kakak Pung Pung, pasti Sang Ratu sudah memerintahkan para penjaga dan penerima tamu untuk menangkap aku.”
“Dan kata Ibuku kita tidak boleh mencuri, aku benar benar galau loh Kakak Pung Pung...” ucap Windy lagi yang masih tidak berubah posisi duduknya tangan mungilnya masih menopang dagunya.
Pungki tersenyum, menepuk bahunya pelan. “Ayo kita ke mall, aku akan belikan kamu baju pesta. Agar para penjaga kerajaan terkecoh dan tidak mengenal kamu.”
“Terus aku juga ada ide agar popok kamu kembali. Baru kalau dengan ide itu gagal.. kita curi. Kita mencuri popok kamu pilihan terakhir, dan nanti minta maaf pada Ibu mu dan Allah, kita mencuri dalam hal ini bukan merampas milik orang lain tetapi kita mempertahankan milik kita.” Lanjut Pungki sambil mengusap rambut kepala Windy.
Mata Windy langsung berbinar. “Oke! Aku suka banget kalimat itu, Kakak Pung Pung.. Mempertahankan milik kita! Betul, betul, betul!” serunya bersemangat, kini sudah tidak lagi manyun. sudah tidak menopang dagunya lagi.
“Terus apa ide Kakak Pung Pung?” tanya Windy penasaran, dan menatap Kakak Pung Pung nya..
“Ini idenya rahasia buat anak kecil hmmm...” ucap Pungki sambil tersenyum dan mengacak acak rambut puncak kepala Windy.
“Ihhhh Kakek Pung Pung gitu dech pakai rahasia rahasia segala, apa sih Kakak Pung Pung? Bilang ajaaa..” rengek Windy manja.
“Pokoknya masih rahasia. Ayo sekarang kita ke mall sama Kakak Ndien Ndien.. Dia juga mau beli perlengkapan ke pesta pernikahan mbak Anisa.” Ucap Pungki sambil bangkit berdiri karena dia sudah janjian pada Andien akan mengantar ke mall.
“Asyiiikkkkk pergi sama Kakak Ndien Ndien.. Tapi Kakak Pung Pung jangan cuekin aku, ya!” seru Windy sambil berdiri ceria, mengikuti langkah Pungki keluar kamar.
g di sana g di sini sama aja mbingumhi 🤣🤣🤣
tp nnti pennjelasan panheran yg masuk akal dpt meruntuhkan ego samg ibunda dan nnit mlh jd baik se lam jin jd muslim.🤣