Tunangannya mengkhianatinya. Bukannya meratapinya, Dheandita atau yang kerap dipanggil Dhea memutuskan untuk membalas rasa sakit hatinya tersebut dengan menjadi ibu dari wanita yang telah merebut sang tunangan.
"Aku akan menggoda ayahmu dan menjadi ibu tiri mu. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu, Virya," ucap Dhea
Drake Adiwitama pria matang nan rupawan adalah ayah dari Virya. Dan Dhea akan membuat Drake menjadi suaminya.
Bagaimana cara Dhea menggoda sang pria matang. Akankah Drake tergoda dengan gadis muda yang usianya jauh dibawahnya itu?
Lalu, bagaimana tanggapan Virya dan Jayan melihat kedekatan Dhea dan Drake?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda 22
Haaah
Hembusan nafas kasar keluar dari mulut Jayan saat menginjakkan kakinya kembali di lantai kediaman Adiwitama. Hari ini adalah hari dimana dia harus bertemu dengan Drake untuk membicarakan soal pernikahan.
Ya sebuah pernikahan yang sebenarnya tidak dia inginkan tapi harus dilakukan.
Terpaksa kah Jayan? Jawabannya adalah iya. Dia sangat terpaksa untuk menikahi Virya.
Pria itu memang berhubungan dengan Virya, mengatakan cinta kepada wanita itu akan tetapi dia sama sekali tidak pernah ingin untuk menikah dengannya.
Bahkan sebenarnya Jayan memiliki keinginan kembali kepada Dhea. Melihat Dhea yang sekarang ini, membuat dirinya sangat menyesal telah gagal menikah dengan gadis itu.
"Bang, akhirnya kamu datang juga. Aku udah nggak sabar nunggu kamu," Virya ada di depan balik pintu untuk menyambut Jayan. Tak bisa dipungkiri bahwa Virya memang cantik. Tubuhnya sempurna, dan itu lah yang membuat Jayan tertarik dengan wanita itu.
"Aku nepati janji aku. Jadi kamu nggak usah khawatir gitu, aku pasti akan dateng kok," Jayang tersenyum lebar. Meski senyum itu tidak tulus dari dalam hati karena apa yang dilakukannya sekarang ini adalah sebuah keterpaksaan.
"Pa, Bang Jayan udah dateng,"ucap Virya dengan riang. Wanita itu sungguh merasa sangat senang bisa menikah dengan Jayan dalam waktu dekat ini. Ya dia yakin berpikir demikian karena Drake memang ingin pernikahan mereka dilakukan dengan cepat.
"Bagus, kamu gentle karena nepatin apa yang udah kamu omongin. Duduk, kita bicara kan pernikahan kalian dengan cepat."
Jayan menganggukkan kepalanya. Meski terdengar bicara dengan santai, tapi Jayan merasa aura penekanan yang begitu kuat dari diri Drake. Seolah seperti seekor predator yang tengah mengamati mangsanya.
Setiap ada di depan Drake, Jayan merasa begitu gugup. Ini lah yang membuatnya mau tidak mau setuju dengan pernikahan yang tidak dia inginkan.
"Jadi kapan kamu memutuskan untuk menikah dengan Virya. Aku ingin pernikahan itu dilaksanakan secepatnya. Aku nggak mau perut Virya udah gede tapi kalian belum nikah."
"Dua minggu lagi, Om. Saya akan menikah dengan Virya dalam dua minggu."
Drake tersenyum tipis. Dia bisa melihat wajah Jayan yang sedikit tertekan. Tapi dia tidak peduli. Entah cinta pria itu sedikit atau banyak kepada Virya, yang pasti mereka tetap harus menikah.
Keduanya sama-sama harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah mereka lakukan.
Ini pelajaran baik untuk Jayan maupun untuk Virya.
"Bagus, aku suka pria yang tegas mengambil keputusan seperti ini. Ada beberapa hal yang harus kamu tahu juga, Jayan. Setelah menikah kamu akan tinggal di sini. Bukan untuk selamanya, tapi sampai Virya melahirkan. Setelah Virya melahirkan kalian harus keluar dari rumah ini. Jadi persiapkanlah tempat tinggal untuk kalian tinggali nanti."
Ya?
Jayan tampak terkejut, tapi seketika dia menundukkan pandangannya. Ia pikir dirinya akan tinggal di rumah itu selamanya mengingat Virya adalah anak tunggal. Tapi Drake berkata bahwa mereka harus pisah rumah setelah Virya melahirkan.
Ini bukan perkara yang mudah. Waktu tak sampai satu tahun, Jayan berarti harus sudah memiliki tempat tinggal. Dalam hati Jayan sungguh merasa sangat berat untuk itu.
Kemarin saja untuk membeli sebuah apartemen yang biasa saja dia patungan dengan Dhea. Dan malah Dhea yang lebih banyak mengeluarkan uang.
"Kenapa, kamu nggak bisa?"
"B-bisa Om, saya bisa,"jawab Jayan dengan terbata.
"Bagus, semua sudah ditentukan. Setelah ini kamu urus semuanya. Aku kembali ke kamar ku dulu. Ini pernikahan kalian berdua, jadi urus lah. Virya, mulai dari sekarang kamu harus mandiri juga. Meski udah nikah dan juga hamil, kamu tetap harus menyelesaikan kuliahmu. Papa akan sangat kecewa jika kamu nggak melakukannya."
Drake melenggang masuk ke kamar, meninggalkan Virya dan Jayan di sana. Dia bukannya lepas tangan, tapi hanya ingin keduanya bersikap mandiri dan bertanggung jawab.
"Kamu mau pernikahan yang kayak gimana, Vir? Tapi sebelumnya aku mau ngasih ini dulu ke kamu." Jayan mengeluarkan kotak cincin yang memang sudah dia siapkan. Ia lalu memasangkannya di jari manis Virya.
Virya terlihat sangat senang, wajahnya juga nampak puas dengan apa yang Jayan berikan. Meski itu bukan cincin berlian, namun Virya sangat senang karena dengan cincin yang melingkar pada jarinya, merupakan sebuah tanda bahwa dia dimiliki.
"Bagus, makasih ya Bang. Untuk acara pernikahan, kita buat di rumah ini aja. Kita buat intimate wedding. Aku bakalan ngundang temen-temen deket ku aja. Kamu juga, undang temen deket dan juga keluargamu."
Jayan menghembuskan nafas kelegaan. Dia lega karena Virya tidak meminta untuk mengadakan acara pernikahan yang mewah.
"Baiklah, aku setuju. Mari kita mulai nyiapin semuanya, Vir."
"Ya benar. Dan Bang, apa kamu nggak mau ngelus perut aku. Aku ... aku mau kamu mengelusnya,"pinta Virya dengan tatapan manja.
Pria itu tersenyum, dia mengulurkan tangannya ke perut Virya yang masih rata. Dan seketika dia ingat, bahwa mereka juga harus segera memeriksakan kandungan ke dokter.
"Kapan kamu akan periksa, Vir?" tanya Jayan. Dia harus bersikap baik mengingat ayah Virya yang begitu menyeramkan di matanya.
"Ehmm, kalau aku maunya sih besok sepulang kelas terakhir di kampus. Tapi kamu bisa nggak?"
"Aku usahain ya. Soalnya aku besok juga harus ke tempat kerja."
Virya mengangguk, dia cukup puas karena Jayan peka. Ia juga merasa bahwa Jayan sangat sempurna. Tanpa Virya ketahui, Jayan melakukan semyanya itu karena takut dengan Drake.
Mungkin jika ayah Virya bukan lah Drake, Jayan tidak akan semudah itu menikahi Virya. Pria itu pasti akan berusaha mengelak dengan berbagai cara.
Tapi sialnya Jayan, Virya memiliki ayah seperti Drake yang akhirnya membuat Jayan sama sekali tidak berkutik selain menurut.
"Bang, aku beneran cinta sama kamu. Aku beneran bahagia bisa nikah sama kamu,"ucap Virya. Wanita itu merasa dirinya sudah memenangkan Jayan. Tatapan mata yang sangat puas karena mendapatkan apa yang diinginkannya begitu kentara.
"Iya aku juga cinta sama kamu, sayang. Nggak nyangka ya kita bakalan nikah secepet ini,"sahut Jayan.
Virya tersenyum lalu mencium bibir Jayan. Tanpa dia pahami bahwa ucapan Jayan mengandung sarkasme.
Meski begitu, Jayan tetap menikmati belitan lidah keduanya. Mungkin jika sekarang mereka tidak ada di kediaman Adiwitama, Jayan pasti sudah berbuat jauh dari itu. Sekarang pria itu sangat berusaha menahan hasratnya yang begitu menggebu.
"Aku beneran cinta kamu, Bang. Aku nggak sabar nunggu hari pernikahan kita."
"Sama aku pun, aku juga nggak sabar buat nikah sama kamu."
TBC
Harusnya kamu malu lho Vir, ternyata selama ini kamu tinggal sama Drake yang bukan siapa2 kamu.
Makanya gak usah sombong gitu
untk jayan bingunglan kamu berharap tidak keluar dari rumah itu,,
dan sekarang kamu harus tau jika virya bukan anak kandung drake