NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pernikahan Kilat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:50.6k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Nara Anjani Sukma berada di situasi harus menikah dengan adik angkat pria yang akan melamarnya. Sakti Pradana tidak menduga ia akan bertukar jodoh dengan kakak angkatnya. Dua karakter bertolak belakang, pertemuan tak terduga dan pernikahan mendadak seperti tahu bulat, drama rumah tangga apa yang akan mereka jalani.

===

“Sudah siap ya, sekarang aku suamimu. Bersiaplah aku buat kamu bahagia jiwa dan raga.” Sakti Pradana.

“Aku penasaran, apa milikmu bisa sesakti namamu.” Nara Anjani Sukma

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Hukuman

Bab 34

 

“Kak, mas Sakti sudah datang,” bisik Weni.

Nara mengangguk. Saat ini ia sedang menjadi juri pemilihan brand ambassador produk kosmetik.

“Sudah aku minta tunggu di ruang vip.”

Nara kembali mengangguk dan fokus menatap peserta yang sedang berbicara di depan. mengambil ponsel dari atas meja berniat mengirim pesan untuk suaminya, nyatanya Sakti sudah duluan mengirim pesan.

[Lanjut saja, aku tunggu di sini. Ada yang cantik Ra, kayaknya model. Mereka makan apa, kulitnya aja pada mulus dan licin]

“Cari mati,” ujar Nara.

Sontak Weni yang duduk di belakangnya pun heran, begitu pula juri lain yang ada di samping Nara.

“Kenapa mbak Nara?”

“Oh nggak pa-pa. Setelah ini masih berapa peserta?”

“Tiga lagi. Seleksi akhir enaknya begini, peserta Cuma sedikit.”

Nara tersenyum dan mengangguk. “Setelah ini break dulu ya.”

“Oke.”

Bukan tidak profesional, tapi Nara ingin segera keluar dari ruangan itu. Peserta yang ada di depan sudah bisa dipastikan tidak akan lolos. Meski cantik, tapi public speaking nol besar dan tidak cerdas menjawab pertanyaan. Nara memijat dahinya saat dia menanyakan perbedaan foundation dan cushion dijawab dengan tidak tahu.

Ponsel Nara bergetar, ada beberapa pesan masuk. Salah satunya dari Sakti.

[Busyet Ra, yang ini bajunya kurang bahan]

“Dasar kera Sakti,” pekik Nara langsung berdiri dan meninggalkan kursinya keluar dari ruangan itu.

Weni bergegas mengikuti. Tujuan mereka menuju ruang VIP tempat para juri beristirahat dan menunggu saat break. Nyatanya Sakti tidak ada di sana.

“Kamu bilang di sini?”

“Tadi aku antar ke sini, kak,” sahut Weni.

Feeling Nara kalau Sakti berada di ruang tunggu peserta. Benar saja, pria itu sedang terkekeh. Di depannya ada salah satu peserta memakai mini dress.

“Wen, kalau aku mundur sebagai juri, apa konsekuensinya?”

“Jangan kak. Biar aku selesaikan. Kak Nara balik ke ruangan tadi.”

Pandangan Sakti tertuju pada Nara, wajahnya masih tersenyum ceria lalu melambaikan tangan. Melangkah mendekat ke arah istrinya.

“Hai sayang, sudah selesai?”

“Selesai kepalamu. Ikut aku!” Nara menarik tangan Sakti, dibawanya ke ruang VIP. “Cari mati kamu ya.”

Weni gegas menutup pintu dan berjaga di depan. Akan ada drama rumah tangga, pikirnya.

Alih-alih menjawab Sakti langsung memeluk Nara, bahkan begitu erat.

“Lepas!” Nara berusaha berontak melepaskan pelukan Sakti. Sia-sia karena tenaganya tidak seberapa. Sakti semakin mengeratkan pelukannya. Perlahan Nara pun pasrah, merasa aneh dengan sikap suaminya itu.

“A-da masalah?” Nara bertanya dengan suara lirih.

“Aku ingin peluk. Biarkan begini, sebentar saja.”

Tangan Nara perlahan membalas pelukan Sakti dan mengusap punggungnya pelan. Pesan yang dikirim Sakti memang sengaja agar Nara datang, ia tidak bisa menunggu. Butuh ditenangkan dan hanya Nara yang bisa memberikannya tempat dengan nyaman.

“Ada masalah apa?” tanya Nara lagi saat Sakti sudah mengurai pelukannya.

“Tidak ada.”

Tangan Nara masih mengalung di pinggang suaminya. Sakti sibuk mengusap pipi Nara.

“Jam berapa selesa?"

“Tiga peserta lagi setelah itu break. Rapat sekitar jam dua. Ada fasilitas kamar untuk juri, sebaiknya kamu istirahat dulu.”

“Oke. Aku tunggu di atas ya,” ucap Sakti sambil mengerlingkan matanya. “Pergilah, aku baik-baik saja.”

Nara mengangguk lalu menuju pintu. Tangannya sudah berada di handle, tapi urung dia tekan. Malah menoleh kembali menatap Sakti.

“kamu bilang wanita itu kulitnya mulus dan licin, itu serius?”

“Lebih mulus kamu, sayang. Tapi yang kurang bahan itu serius, belahannya kelihatan banget Ra. Kalau jurinya laki-laki bisa melotot terus.”

“Kamu melotot juga?”

“Nggak dilihat, mubazir Ra.”

“Awas kamu!” ancam Nara lalu keluar dari ruangan itu. “Kunci kamar kasihkan dan pastikan dia ke atas bukan menunggu di sini apalagi berbaur dengan perempuan-perempuan itu.”

“Siap, kak.”

***

Memasuki kamar menggunakan kartu akses lainnya. Tidak mendapati sakti di ranjang pun di toilet. Pintu balkon tidak tertutup rapat membuat gorden agak berkibar karena semilir angin.

Melempar hand bag ke atas ranjang dan melepas heels. Mendapati kaos yang tadi Sakti pakai tergeletak di atas sofa. Nara membuka pintu balkon. Sakti bertelanj4ng dad4 merokok dengan pandangan yang entah. Sepertinya melamun karena tidak menyadari kedatangan Nara.

Mendekat lalu memeluk dari belakang dan membenamkan wajahnya di punggung kekar sang suami.

“Hei, sudah selesai?” tanya Sakti mengusap pelang lengan Nara lalu menggerus rokoknya.

“Hm. Kamu kenapa?” tanya Nara masih mendekap tubuh Sakti.

“Kangen kamu. Gimana nggak kangen, kamu bikin candu. Masuk yuk!”

Merangkul istrinya ke dalam kamar.  Nara pikir Sakti akan meminta haknya lagi, ternyata berakhir di sofa. Pria itu merebah dan menjadikan pangkuan Nara sebagai bantal lalu memejamkan mata.

“Nyamannya Ra,” gumam Sakti.

Tangan Nara perlahan mengusap kepala pria itu.

“Ra, kamu pernah rindu orangtua?”

“Maksudnya Ayah dan Bunda? Tentu saja rindu. Kadang kalau Serli dan ibunya bersikap menyebalkan aku menyesalkan kenapa Bunda pergi begitu cepat dan menyalahkan Ayah sudah membawa wanita itu pulang.”

“Aku pun rindu, tapi entah kepada siapa. Setidaknya kamu tahu siapa yang dirindukan.”

“Kenapa tidak cari tahu siapa orangtua kandung kamu?”

Sakti menghela pelan. “Aku takut Ra. Takut dengan kenyataan.” Merubah posisinya berbaring miring menghadap ke arah Nara, bahkan wajahnya menempel di perut wanita itu.

“Ra, seandainya terkuak siapa orang tuaku dan alasan mereka membuang aku. Kamu masih mau denganku?”

“Hm, gimana ya? Kalau ada yang lebih ganteng apalagi mirip-mirip sama Ji Chang Wook, aku siap tukar tambah sama kamu.”

“Astaga.” Sakti langsung beranjak menatap istrinya. “Siapa itu dipan wuk?”

“Ji Chang Wook, ganteng tiada tanding. Nggak percaya, tanya aja ke Wani,” sahut Nara.

“Berani kamu memuji pria lain di depanku. Harus dihukum.”

“Eh, mau ngapain? Sakti, aku nggak mau ya.” Nara menghindar dari Sakti, nyatanya malah berakhir dihempas ke atas ranjang.

“Sakti ….”

“Terima hukumanmu.”

 

 

1
hiro_yoshi74
wk wk baru juga dapat teguran dari papi buana ehhhhhh dasar sakti ndablek
Felycia R. Fernandez
bener2... hati hati kejebak aja,
apalagi sampe jilat lepehan sendiri
Kas Mi
jangan mkn kuaci mulu..tar bibir jontor lg🤭
Ahmad Ibrahim
dari awal baca Sakti-Nara udah terkera kera aq kak
Iccha Risa
busyet ulet bulu mulai aksinya gakan tergoda, ada Nara yg halal yg setiap waktu buat Sakti tergoda..
Muhamad Carllo
💪💪💪💪 thor, ahir2 ini up nya sering telat2....
dtyas (ig : dtyas_dtyas): iya kak 😄,
total 1 replies
Quinza Azalea
next
Iccha Risa
nih Serli emang bisa jdi duri dlm daging sama kek Naryo dihh udh haus duit tuh mereka ga akan pandang sodara..
sakti harus keluarin kemampuan buat ngelawan orang2 penuh racunnn
hasatsk
PD sekali kamu serli mau merebut sakti dari nara.memangnya sakti mau samu kamu🤣🤣
Felycia R. Fernandez
liat laki-laki nya juga Ser,gak semua laki laki suka mendua... kalau laki laki sama kek pikiran kamu,dunia penuh dengan poligami
Siti Dede
Kenapa panik bos Naryo?
Shee
nah bangkrutin aja pih perusahaan nya biar jadi gembel sekalian 😒
Shee
harus, ngelawan orang kaya kamu mah harus sombong🤣
Shee
terlalu percaya diri sekali anda
Shee
bersyukur makanya serli, orang dah di tampung ko g sadar diri🙄
hiro_yoshi74
hayoooooo mau berkilah model apo lo nar
hiro_yoshi74
buat kembar 4 kan lain dari pada yg lain thor
mmh nengmuti
langsung 3 sak biar sm dg guntur
Quinza Azalea
next
Iccha Risa
sabar ya sampe gegana gitu Nara, udh Sakti tipe bucin ga kan nemplok ke yg laen kek cicak... kalo udh rezeki pasti punya sachetannya kalian
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!