Menggoda Ayah Dari Wanita Yang Merebut Tunanganku
Drap drap drap
Hosh hosh hosh
"Dhe ... Dhea!!!"
Seorang wanita dengan langkah terburu-buru, ditambah nafasnya yang tersengal memanggil temannya. Wanita yang dipanggil dengan nama Dhea itu membalikkan tubuhnya sambil keningnya berkerut.
"Apaan sih, Met? Ini udah malam lho. Brisik tau kedengeran para tetangga. Kita nggak tinggal di komplek perumahan mewah. Kita ini tinggal di kampung yang tetangganya saling deketan. Jadi kalau kamu teriak-teriak begitu, bakalan ganggu warga yang lain," cerocos Dhea. Wanita yang tangannya saat ini tengah sibuk dengan mixer dan adonan kue itu berkata kepada temannya yang bernama Meta dengan mata melotot.
"Maap maap. Sini Dhe. Taruh dulu itu alat perang dan amunisi mu. Ada sesuatu yang penting, dan kamu kudu tau," ucap Meta serius.
"Met, ngomong langsung aja napa sih. Jangan kayak gini, aku jadi deg-deg an ini," sahut Dhea.
Sebenarnya teman sekaligus partner nya dalan usaha toko kue yang dirintisnya itu bukanlah tipe orang yang ribet. Meta akan bicara ceplas-ceplos, apa adanya. Tapi kali ini Meta nampak terlihat sangat hati-hati. Dan itu membuat Dhea tidak tenang.
"Acara pernikahanmu, tinggal sebulan lagi kan? Batalkan!"
Apa?
Saking terkejutnya dengan ucapan Meta, Dhe bahkan langsung bangun bangkit dari posisi duduknya.
Tentu saja Dhea bingung mengapa Meta tiba-tiba berkata demikian. Selama ini, Meta adalah orang yang paling tahu tentang perjalanan cintanya bersama Jayan Harshil, pria yang sudah bertunangan dengannya selama 1 tahun. Jadi bagaimana bisa tiba-tiba Meta berkata bahwa ia harus menggagalkan rencana pernikahan yang sudah diimpikan sejak lama?
"Kamu gila ya, Met. Kamu kerasukan setan mana? Bisa-bisanya ngomong kayak gitu ke aku. Met, kamu tahu kan kalau aku cinta sama Jayan. Kamu juga tahu kalau pernikahan ini udah aku impikan sejak lama. Semua udah siap Met, gedung, undangan, baju, semua udah siap. Jangan ngomong hal yang bikin aku nggak tahu harus bersikap kek gimana ma kamu. Kamu udah ku anggap lebih dari cuman sekedar temen dan rekan. Lebih dari itu, tapi bisa-bisanya kamu ngomong kek gini ke aku."
Marah, kecewa, dan rasa sejenisnya. Itu lah yang saat ini dirasakan oleh Dhea kepada Meta. Tadi Dhea yang berkata untuk bicara dengan pelan agar tidak berisik, tapi saat ini dia malah yang bicara paling keras.
Semua itu karena perkataan Meta yang memintanya untuk membatalkan pernikahan secara tiba-tiba.
Sreeet
"Dhe, dengerin aku dulu. Aku tahu ini kayak yang tiba-tiba banget. Tapi, kalau kamu udah dengerin cerita aku, aku yakin kamu bakal ngikutin apa yang aku katakan tadi. Sini, kita duduk. Sorry, aku ngomong nggak jelas," ucap Meta. Ia merangkul wanita cantik yang tinggi badannya lebih tinggi dari pada dirinya.
Meta yang hanya memiliki tinggi badan 157cm, merasa seperti botol yakult jika dibanding dengan Dhea yang punya tinggi 169cm.
"Nah, dengerin aku ya Dhe. Jadi kenapa aku bilang kayak gitu tadi, itu ... ."
Meta mulai bercerita. Dia menceritakan semuanya tanpa ada yang dilewatkan. Dirinya juga tidak menambah atau mengurangi isi cerita berdasarkan apa yang dia lihat dan juga didengarnya.
"Nggak, aku sama sekali nggak percaya. Nggak mungkin Jayan begitu, Met. Kita udah lama bersama. Bahkan persiapan pernikahan udah hampir rampung. Nggak, aku nggak percaya. Meski kamu temen yang udah aku anggep kayak saudara, tapi aku nggak percaya sama omonganmu,"ucap Dhea. Ia menggelengkan kepalanya dengan sangat kuat.
Meta tentu paham akan reaksi Dhea. Dia sudah menduga bahwa Dhea akan menanggapi semua yang ia ceritakan dengan tanggapan seperti itu.
"Aku tahu kamu nggak akan langsung percaya sama aku. Tapi itu semua nyata. Awalnya aku pun nggak percaya, tapi setelah lihat sendiri, aku jadi percaya,"ucap Meta. Dia tidak berusaha meyakinkan Dhea, karena memang apa yang ia ucapkan adalah sesuatu yang tidak mudah akan diterima oleh Dhea.
"Huffffft, oke. Katakan, dimana kamu lihat itu. Dan kapan kamu lihatnya? enggak enggak, sejak kapan kamu denger Jayan kayak gitu?" tanya Dhea. Dia berusaha berpikir dengan realistis. Jika memang Jayan mengkhianatinya, maka dia harus tahu dengan mata dan kepalanya sendiri. Meski sebenarnya hatinya terus berkata bahwa semua yang dikatakan Meta adalah bohong. Ya, Dhea berharap bahwa Meta salah.
"Sudah dari sebulan yang lalu, dan aku nyoba nyari tahu karena awalnya kan aku juga denger dari omongan orang. Lalu, aku ngelihat sendiri Jayan lagi ciuman sama cewek. Cewek itu, Juniornya di kampus, Dhe,"sahut Meta.
Jantung Dhea berdegup kencang. Tunangannya itu memang sedang menempuh pendidikan magisternya. Meskipun dia sudah bekerja di sebuah perusahaan, tapi dia masih bertekad menempuh pendidikan. Dan Dhea tentu saja mendukungnya karena Jayan berkata itu untuk masa depan mereka agar menjadi lebih baik.
"Kamu, nglihat dia ciuman dimana, Met?"
"Ehmmm itu, di parkiran apartemennya?"
"Kapan? Hari ini kah? Atau tadi banget pas kamu teriak-teriak manggil aku?"
Meta terdiam, dia tahu bagaimana sifat dari temannya itu. Jika dia menjawab iya bahwa baru saja melihat Jayan dan wanita lain, maka Meta pasti akan langsung menghampirinya. Maka dari itu Meta memilih diam.
Akan tetapi diamnya Meta malah membuat Dhea mendapatkan jawaban.
Sreet
Slap
Tap tap tap
Dhea melepaskan celemek yang dipakai, lalu melemparkannya ke meja dan bergegas pergi meninggalkan rumah.
"Dhe, tunggu Dhe. Ini udah malem. Kamu nggak boleh ke sana dengan emosi begini,"ucap Meta. Dia berusaha menahan temannya itu.
"Nggak, aku harus kesana. Aku harus lihat sendiri perbuatan Jayan. Aku nggak bisa begini,"sahut Dhea. Dia mengabaikan apa yang dikatakan oleh temannya itu.
Klak
Bruuummm
Dengan menggunakan motornya, Dhea pergi ke tempat dimana sang tunangan tinggal. Sebuah apartemen yang mereka beli bersama untuk ditinggali setelah menikah nanti. Dengan dalih ingin fokus mengerjakan tesis S2 nya, Jayan meminta izin kepada Dhea untuk menempatinya lebih dulu.
"Brengsek kamu Jayan kalau sampai apa yang dikatakan sama Meta itu bener. Awas kamu, kamu nggak tahu ya siapa aku,"geram Dhea.
Sepanjang jalan emosi gadis berusia 25 tahun itu meluap-luap. Meskipun begitu, dalam hatinya dia masih berusaha untuk berpikir positif.
Ckiit
Drap drap drap
Dhea memarkirkan motornya. Namun dia tidak melepaskan helm yang dipakainya. Dengan langkah yang sedikit terburu-buru dia menuju apartemen miliknya dan Jayan di lantai 7.
Karena itu adalah apartemen bersama, maka Dhea pun tahu kunci pintu apartemen yang merupakan rangkaian dari 6 angka.
135790
Itu lah nomor pin yang digunakan untuk membuka pintu apartemen.
tut tut tut tut tut tut
Enam kali Dhea memencet nomor yang ada di pintu sesuai dengan nomor pin yang dipakai dan terbuka.
Tap tap tap
Degh degh degh
Dengan perasaan yang campur aduk dan dada yang berdegup kencang, Dhea perlahan berjalan masuk. Dia terus masuk walau tubuhnya bergetar mendengar suara tawa seorang wanita di dalam sana.
Suara tawa yang nampak renyah dan riang yang menandakan bahwa wanita itu nampak bahagia.
Blaaak
"Jadi begini kamu gunain apartemen kita ya,Jayan? Sungguh sangat luar biasa sekali ya?"
"D-Dhea?"
TBC
Hay, karya baru aku ini semoga teman-teman lebih bisa konsisten buat baca ya.
Kalau memang lebih suka untuk banyak bab nya dulu, temen-temen boleh tunggu saat karya udah lebih dari 40 bab.
Kegagalan othor yabg terus menerus cukup membuat othor jadi down mood dan hampir nyerah buat bikin karya baru.
Semoga temen-temen bisa membantu aku ya. Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ayudya
kak sekian banyak karya Kaka aku lebih suka baby sister tu Yaya dan membawa lari benih profesor gila.aky berharap di cerita kali lebih seru dan buat tokoh cewe nya lebih tegas dan ada badasnya
2025-09-05
3
Srie Handayantie
aku selalu nunggu karya mu kak , mau tentang apapun juga pasti aku bacaa . tetap semangat yaa kak
2025-09-04
2
Srie Handayantie
semoga karya yg ini bisaa lebih baik retensi nya dan gak gagal . 💪
2025-09-04
2