NovelToon NovelToon
Panduan Tokoh Numpang Lewat

Panduan Tokoh Numpang Lewat

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Sistem / Menjadi NPC / Mengubah Takdir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Aaliyah Thoati

Su Runa hanya ingin hidup tenang, bekerja santai, dan rebahan damai di apartemen kecilnya. Tapi siapa sangka, setelah satu malam penuh deadline dan mie instan, hidupnya malah “di-upload” ke dunia kolosal sebagai… tokoh numpang lewat?!

Kini dengan nama Yun Ruona, ia mendapati dirinya bukan putri bangsawan, bukan tokoh utama, bahkan bukan penjahat kelas kakap—melainkan karakter sampingan yang kalau muncul, biasanya cuma jadi latar pemandangan.

Awalnya, hidupnya berjalan damai. Sistem hanya memberi satu misi: “Bertahan Hidup.” Tidak ada skenario aneh, tidak ada takdir tragis, tidak ada paksaan ikut alur novel. Ia tumbuh sebagai gadis biasa, menjalani kehidupan versinya sendiri—bebas dan santai.

…sampai takdir iseng mempertemukannya dengan seorang pria misterius. Sejak saat itu, hidup Yun Ruona yang tenang berubah jadi drama tak terduga, penuh salah paham kocak dan situasi yang bikin geleng-geleng kepala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Aaliyah Thoati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Setahun Cahaya

Dan di bawah langit Yunshan yang bermandikan musim semi, takdir pun menulis baris pertamanya dengan tinta halus dari tangan seorang anak kecil.

Sorak tawa kecil terdengar di antara para tamu.

“Wah, sepertinya nona muda keluarga Yun akan jadi cendekiawan,” ujar salah satu tetua sambil tertawa.

“Anak ini membawa tanda baik,” tambah yang lain. “Keluarga Yun memang berbakat dalam sastra dan ilmu.”

Su Yulan hanya tersenyum. Ia menatap putrinya dengan tatapan yang bercampur haru dan bangga.

“Jika benar begitu,” gumamnya pelan, “semoga ilmu yang ia miliki kelak bukan hanya tajam, tapi juga penuh kasih.”

Angin musim semi bertiup lembut dari arah taman belakang, membawa aroma bunga plum terakhir yang belum gugur. Lentera warna gading bergoyang pelan di langit-langit aula, seolah ikut merayakan genapnya satu tahun kehidupan Yun Ruona.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam tiba. Para tamu telah pulang, menyisakan sisa cahaya lentera yang bergoyang di teras.

Su Yulan duduk di ruang tengah, memangku Yun Ruona yang tertidur pulas setelah seharian bermain. Gadis kecil itu masih menggenggam kuas kayu mungil—hadiah simbolik dari upacara Man Yue Li yang tampak seperti sambungan benang dari takdir kakaknya dulu.

Ia menatap jendela, tempat cahaya bulan jatuh lembut di lantai batu.

“Zhen’er,” bisiknya lirih, “hari ini adikmu genap setahun. Ia memilih kuas, sama seperti kau dulu. Barangkali kalian memang ditakdirkan menulis kisah besar bersama.”

Yun Haoran datang membawa surat baru dari akademi. Gulungan kertas itu diikat pita biru—warna keluarga Yun.

“Surat dari Zhen’er,” katanya, lalu meletakkannya di meja. "Ada dua surat. Satu untuk Nana kecil kita, satunya ...."

"Bacakan dulu surat untuk Nana. Yang lainnya kita bahas setelah ia tertidur."

Yun Haoran mengangguk — mulai membuka segel dan membaca isi surat dengan nada rendah. Sebuah tulisan tangan yang lebih ringan, jelas ditulis dengan perasaan lembut.

> Untuk Meimei,

Selamat ulang tahun pertamamu.

Gege penasaran dengan benda yang Meimei pilih hari ini. Mungkin baru bisa tahu esok hari ketika Diedie mengirim balasan padaku. Apa Meimei akan memilih benda yang sama seperti yang Gege pilih kala itu? Jika iya, maka kelak Meimei harus menulis lebih indah dari Gege-mu ini. Tapi jangan khawatir, Gege akan mengajari Meimei saat pulang nanti.

Gege tidak tahu kapan bisa pulang, tapi Gege berjanji akan membawa buku gambar bunga-bunga dari taman akademi untuk Meimei.

Jika Meimei sudah bisa berjalan, jangan lari terlalu jauh dari Niangqin. Dunia di luar tembok rumah mungkin indah, tapi juga berangin.

Dari jauh, Gege berdoa agar senyum pertamamu hari ini bisa sampai padaku lewat angin musim semi.

— Yun Zhen.

Su Yulan tersenyum samar. “Anak ini selalu menulis dengan hati.”

"Benar, istriku. Dia sangat mirip denganmu."

Yun Ruona, meski masih tampak seperti bayi di mata mereka, membuka sedikit matanya—seolah mendengar suara dari masa depan dan masa lalu sekaligus. Dalam dirinya yang tak benar-benar bayi, kalimat di surat itu menembus seperti sinar hangat di pagi berkabut. Ia mengerti tiap kata, memahami kasih sayang yang tersimpan di balik tinta itu.

“Kau akan menulis lebih indah dari kakakmu,” kata Yun Zhen di surat. Runa kecil tersenyum samar dalam tidurnya.

"Wah ... Gege-ku ini orang yang romantis juga. Aku sangat ngantuk, tidak bisa merespon surat Gege yang dibacakan Diedie tadi. Untung saja masih bisa mendengarnya dengan jelas. Akan aku ingat isi surat itu," batin Yun Ruona sembari menguap tanda rasa kantuk mulai menyerangnya.

"Nana si Peri Cermin Kecil rupanya sudah mengantuk. Mari istirahat, Nana juga sudah mendengar ucapan dari Gege, bukan?" Ia mencium kening putrinya pelan. “Tidurlah, lentera kecil. Dunia di luar mungkin mulai bergolak, tapi di sini, langit masih terang untukmu.”

"Tidak. Masih ada satu surat dari Gege yang belum dibacakan oleh ayah. Aku masih belum boleh tidur. Mari pura-pura tidur dan dengarkan percakapan mereka."

"Nana sepertinya sudah tidur. Jadi surat lainnya ...?" tanya Su Yulan penasaran, namun dengan nada lembut.

Yun Haoran membuka segel surat satunya dan membaca isi surat yang berkaitan tentang studi, disiplin, dan kabar akademi.

“Ia menulis bahwa suasana di pusat mulai berubah. Beberapa guru besar dipindahkan.”

"Oke, aku sudah tahu isi surat lainnya. Saatnya tidur. Mari pikirkan itu di keesokan hari saja," batin Yun Ruona yang kali ini benar-benar tidur karena sudah tidak dapat menahan rasa kantuk lagi.

Su Yulan menatapnya dengan tenang. “Perubahan selalu datang, Suamiku. Tapi asal hati kita tidak berubah, rumah ini akan tetap damai.” Ia menoleh ke putrinya yang tampak damai dalam pelukan.

Yun Haoran menaruh surat kembali ke dalam wadah kayu. “Zhen’er semakin matang dalam tulisannya. Tapi ada nada lain di antara kalimatnya … seperti kehati-hatian.”

“Ya,” jawab Su Yulan perlahan. “Angin yang berubah di pusat selalu membawa bayangan. Namun selama kita masih menulis dengan niat baik, tinta kebenaran tak akan pudar.”

Di luar, langit Yunshan malam itu jernih. Bintang-bintang menggantung seperti tinta perak di atas kanvas gelap. Seekor burung hitam melintas di udara, sayapnya membelah cahaya bulan.

Di kejauhan, lonceng akademi berdentang — tanda pergantian waktu di dunia yang lebih besar dari yang mereka kenal. Dan di rumah kecil keluarga Yun, lentera di jendela kembali menyala.

Cahaya kecil itu menari lembut di angin, seolah berbisik:

Setahun cahaya … dan perjalanan takdir baru pun akan segera dimulai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam itu, langit seperti helai sutra yang terbentang tanpa batas. Di tengahnya, bulan purnama menggantung dengan tenang, memantulkan cahaya keperakan di antara awan yang bergerak lambat. Dari puncak menara kuno, Yun Zhen berdiri sendirian. Angin musim semi menyentuh jubahnya, membawa aroma lembut bunga plum yang baru mekar setelah musim dingin yang panjang.

Ia menatap langit, seolah mencari sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Dalam keheningan itu, kilasan samar tentang benang merah takdir melintas di pikirannya — benang yang menghubungkan dua jiwa bahkan di dunia yang berbeda. Ditangannya sedang menggenggam seuntai benang merah tergulung rapi — sisa dari upacara keluarganya dahulu.

“Meimei pasti sudah tidur,” gumamnya pelan. “Semoga mimpi malam ini membawamu ke taman penuh cahaya, Peri Cermin Kecil Gege yang sudah beranjak satu tahun.”

Angin musim semi meniup lembut tirai jendela. Lonceng akademi berdentang lagi, tapi kali ini terdengar seperti gema yang memanggil dari masa depan.

Yun Zhen menutup matanya sejenak. Ia tak tahu, di bawah langit yang sama, sang adik juga tersenyum dalam tidurnya — seolah menjawab panggilan tanpa kata itu.

Malam pun berlanjut tanpa suara, meninggalkan jejak cahaya di hati dua jiwa yang terpisah oleh jarak … namun dihubungkan oleh takdir.

Di tempat lain, di dunia lain, lebih tepatnya di dunia mimpi, Yun Ruona menatap bulan yang sama. Tubuhnya bukan gadis yang baru berusia satu tahun, melainkan tubuh aslinya di kehidupan pertama sebagai Su Runa. Air matanya menetes tanpa suara, namun bibirnya menampilkan senyum tipis. Ia merasakan getaran lembut di dada, seperti ada tarikan halus yang membimbing hatinya ke arah yang sama dengan sinar bulan itu.

Langit pun bersemi kembali.

✨ Bersambung ✨

1
Fitri R
semangat
Fitri R
semangat upnya thor
Fitri R
semangat thor upnya
Fitri R
lanjut
Fitri R
semangat thor upnya...
Ravenel Whitly
Ceritanya seru, menarik.

Tentang reinkarnasi jadi bayi, trus tetiba ada sistem. Tapi sistemnya bukan membantu si FL punya kehidupan lebih baik. Lebih ke sistem yang menghubungkan perasaan atau ikatan hubungan gitu. Ini sistem yang baru sih.

Dari judulnya Panduan Tokoh Numpang Lewat. sempet di sebutkan bentar di bab 1 & 4 tentang novel dan ingatan FL. Tapi masih belum di temukan. Ini sangat pas, berarti tokoh numpang lewat itu beneran lewat aja di buku tanpa ada yang kenal dan sadar akan keberadaannya.

Sepertinya dari 24 bab ini masih pembuka cerita. belum masuk ke intinya. Mungkin semakin ke tengah, akan semakin terbuka alur-alur tersembunyi lainnya.

Good job Author. Aku suka gaya pikirmu. Lanjutkan! aku dukung .... /Joyful//Determined//Applaud//Rose//Heart//Good/
Aisyah Suyuti
menarik
Fitri R
lanjut upnya thor...semangat
Fitri R
lanjut upnya thor....semangat
Fitri R
lanjut
DJSH _ Tutul
Ceritanya seru, gak bosen, ringan, tapi misterius.

bikin nagih deh. ditunggu bab berikutnya, ya!

/Good/
Kinara Wening
Sebagai penulis novel ini, cukup menguras otak. kadang sampai begadang buat mikir outline dan istilah lainnya. padahal belum nulis satu bab pun. perjuangan awal nulis cerita ini gak mudah. aku ingin cerita ini tidak hanya menghibur, tapi membekas dihati kalian.

dengan berkat dukungan dan cinta kalian, aku bisa tetap ada di sini dan tetap melanjutkan kisah ini, meski gak mudah.

makasih semuanya! love U All ....
/Rose//Heart//Pray/
Yourali
Karya yang bagus. ada lucunya, ada seriusnya, ada tema keluarganya, ada sistemnya. Belum tahu gimana romansa cerita ini karena masih kecil FL-nya.

Kutunggu dewasamu, Nana!

alurnya mulus bgt. gak kerasa kepaksa alurnya, kayak lagi naik rollercoaster!

pokok sukak bgt!!!!
semangat mamathor!
/Drool//Angry//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!