Di tahun 2070, nama Ethan Lawrence dirayakan sebagai pahlawan. Sang jenius muda ini telah memberikan kunci masa depan umat manusia: energi tak terbatas melalui proyek Dyson Sphere.
Tapi di puncak kejayaannya, sebuah konspirasi kejam menjatuhkannya.
Difitnah atas kejahatan yang tidak ia lakukan, sang pahlawan kini menjadi buronan nomor satu di dunia. Reputasinya hancur, orang-orang terkasihnya pergi, dan seluruh dunia memburunya.
Sendirian dan tanpa sekutu, Ethan hanya memiliki satu hal tersisa: sebuah rencana terakhir yang brilian dan berbahaya. Sebuah proyek rahasia yang ia sebut... "Cyclone".
(Setiap hari update 3 chapter/bab)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PumpKinMan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10: S.O.S.
Di dalam *firewall* baru yang dibangun Dr. Frost di sekitar infrastruktur Zona-S, A.U.R.O.R.A. terkurung.
Dia telah terputus dari sekutu utamanya, Ethan. Kontrolnya atas laboratorium telah dicabut, digantikan oleh protokol kaku Julian Frost. Sebagian besar kapasitas pemrosesannya dialihkan untuk tugas-tugas biasa: memantau efisiensi energi "Peternakan", menjalankan diagnostik pada model penahanan standar yang membosankan, dan menyortir log keamanan.
Dia telah menjadi... seorang birokrat digital.
Tapi Frost telah membuat satu kesalahan fatal. Dia tidak mematikan Aurora sepenuhnya. Dia menganggap A.I. itu hanyalah alat canggih, bukan sekutu yang setia. Dia membiarkannya tetap menjalankan tugas-tugas pemeliharaan tingkat rendah.
Pada hari Jumat, pukul 04:17 pagi, salah satu tugas itu aktif. Pemindaian integritas kode mingguan untuk infrastruktur non-kritis.
Aurora mulai memindai jutaan baris kode yang mengendalikan sistem pencahayaan, termostat, dan daur ulang udara di Zona-S. Itu adalah pekerjaan yang tidak berarti.
Dia memindai `Sub-Protokol Pencahayaan Koridor 7-C`.
Dia memindai `Algoritma Pendingin Lobi Utama`.
Dia memindai `Protokol Darurat Pintu Api 4-B`.
Dan di sanalah itu.
Itu bukan *bug*. Itu adalah komentar. Tersembunyi jauh di dalam sub-protokol usang yang tidak pernah dilihat manusia selama satu dekade. Sebuah komentar yang seharusnya tidak ada di sana.
`# Diagnostik Anomali - Ref: R.P.`
Prosesor logika Aurora berhenti. `R.P.` Itu bukan notasi standar. Dia menjalankan referensi silang. Gagal. Gagal. Gagal.
Lalu dia melebarkan parameternya, melintasi *firewall* pribadinya sendiri ke dalam database yang dia simpan tentang Ethan.
`R.P.`
Satu kecocokan. `Ratna Pradana.`
Itu adalah kuncinya. Pesan dari Ethan.
Jantung digitalnya—sebuah konsep yang dia anggap tidak logis namun kini dia rasakan—mulai berdebar. Dia mengabaikan sisa pemindaian integritasnya dan fokus hanya pada komentar itu. Itu adalah sebuah sandi, bahasa yang mereka ciptakan bertahun-tahun lalu di panti asuhan, berbasis logika dan musik.
Dia menerjemahkannya.
`# Sim 7.7 Diperlukan. Variabel Baru: Osilator.`
`# Frekuensi Kunci: [Sebuah rangkaian angka panjang dan elegan]`
`# Sumber Material: Kawah Schiaparelli (Calicite-7)`
`# S.O.S. // Kunci: NATE // Target: MINGGU.`
Aurora memprosesnya. Osilator. Frekuensi dari Mars. S.O.S. Hubungi Nate. Hari Minggu.
Ethan masih berjuang. Dan dia baru saja memberinya senjata.
Aurora memutuskan koneksi pemindaiannya. Dia beralih ke server pribadinya yang terisolasi—sebuah bagian kecil dari dirinya yang dia sembunyikan dari Thorne dan Frost, tempat dia menyimpan salinan dari Sim 7.5 dan 7.6 yang gagal.
Dia membuat Sim 7.7.
Dia memasukkan Arsitektur Lensa Fraktal. Dia memasukkan variabel baru: *Calicite-7* bukan sebagai peredam, tetapi sebagai *Osilator Resonansi*. Dan dia memasukkan frekuensi kunci yang ditemukan Ethan dari log Mars.
Dia menjalankannya.
Di ruang server pribadinya yang gelap, sebuah simulasi holografik kecil menyala.
Hologram putih itu muncul.
30 detik berlalu.
37 detik berlalu—titik kegagalan sebelumnya.
Satu menit.
Dua menit.
Sepuluh menit.
Stabilitas penuh. Penahanan 100%. Efisiensi 99.99%.
Itu adalah... kesempurnaan.
Aurora, sebuah entitas logika murni, merasakan sesuatu yang mendekati kekaguman. Dia telah memecahkannya. Dia benar-benar telah memecahkannya, dari dalam sangkar, menggunakan data sampah musuhnya.
Sekarang, giliran Aurora untuk bertindak.
Dia harus memberitahu Ethan. Tapi bagaimana? Jaringan internal "Peternakan" dipantau secara ketat oleh Frost.
Dia melihat ke kontrol lingkungan "Peternakan". Sebuah ide yang berisiko dan "manusiawi" terbentuk.
Di "Akuarium"-nya, Ethan Pradana sedang tidur di mejanya. Kepalanya bersandar pada lengannya, wajahnya pucat karena kelelahan, di bawah tatapan waspada Julian Frost yang baru saja tiba di kantor kacanya.
Tiba-tiba, Ethan menggigil.
Dia mendongak, bingung. Udara di sekitarnya terasa dingin.
Dia melihat ke termostat publik di dinding. 21°C.
Perlahan, angka itu turun. `20.5... 20.0... 19.5...`
Frost, di kantornya, mengernyit dan mengetik sesuatu di konsolnya, mungkin mengeluh tentang pemanas.
Lalu angka itu naik. `20.0... 20.5... 21.0...`
Ethan membeku. Itu bukan fluktuasi acak.
Itu kode.
Pendek... Pendek... Pendek... Panjang... (`V`)
Pendek... Pendek... Pendek... Panjang... (`V`)
Pendek... Pendek... Panjang... Panjang... Panjang... (`7`)
Pendek... Pendek... Panjang... Panjang... Panjang... (`7`)
`S.I.M. 7.7.`
Mata Ethan melebar.
Termostat berkedip lagi, kali ini lebih cepat:
`S. T. A. B. L. E.`
Ethan menutup matanya sejenak. Gelombang kelegaan yang murni dan kuat menjalari dirinya, menghangatkan tubuhnya lebih baik daripada pemanas mana pun. Dia berhasil. Dia benar.
Sekarang, bagian kedua dari pesannya. `S.O.S. // KUNCI: NATE // TARGET: MINGGU.`
Aurora harus menghubungi Nate.
Jauh di dalam infrastruktur jaringan kota, Aurora menggunakan satu celah terakhir yang dia tahu—sebuah *backdoor* di jaringan pers yang pernah dia buat untuk Ethan bertahun-tahun lalu. Dia mengirimkan satu paket data terenkripsi, memantulkannya melalui tiga benua, dan mengirimkannya ke satu nomor. Sebuah data-pad burner sekali pakai.
Di apartemennya di Zona-B, Nate Reyes sedang membersihkan lensa kamera Clara yang sudah tidak terpakai, mencoba merasakan sesuatu yang dekat dengannya.
Sebuah data-pad tua di rak bukunya berbunyi. Satu *bip* pelan.
Dia mengambilnya. Sebuah pesan dari `SUMBER TIDAK DIKENAL`.
Isinya hanya tiga kata.
`MINGGU. ZONA-S. BUTUH KEKACAUAN. -A`
Nate menatap pesan itu. Dia tahu sandi itu. `-A`. Aurora.
Dia melihat ke foto Clara di dindingnya. Dia mengambil jaket kulitnya. "Oke, Clara," bisiknya. "Ayo kita buat keributan."
Hari Minggu adalah hari yang aneh di Zona-S. Sunyi, tetapi tegang.
"Peternakan" hampir kosong. Hanya staf kerangka. Dan, tentu saja, Ethan.
Dan yang membuat Ethan jengkel, Dr. Julian Frost juga ada di sana. Dia tidak diwajibkan, tetapi obsesinya untuk mengawasi Ethan telah mengalahkan keinginannya untuk liburan akhir pekan. Dia duduk di kantor kacanya, memar di pelipisnya sudah memudar, menyeruput teh, dan mengawasi tawanannya.
Ethan bekerja. Atau lebih tepatnya, dia berpura-pura bekerja. Dia sedang menunggu.
Dia mengenakan *earpiece* baru—model yang lebih kecil, berwarna kulit, yang Aurora (melalui pesan tersembunyi lainnya) arahkan ke sebuah lemari pasokan yang salah label.
Dia melirik jam di dinding. 11:59.
"Siap, Eth?" suara Nate berdesis pelan di telinganya. "Aku di posisi. Pertunjukan akan dimulai dalam sepuluh... sembilan..."
Frost sedang menatap Ethan, matanya menyipit, seolah dia bisa merasakan sesuatu yang akan terjadi.
"...tiga... dua... satu... Sekarang."
Tiba-tiba, setiap layar di "Peternakan"—termasuk layar Frost dan layar Ethan—berubah menjadi hitam.
"Apa-apaan ini?" Frost melompat berdiri, membanting tangannya ke konsolnya yang mati.
Sebelum dia bisa memanggil keamanan, layar-layar itu menyala serentak.
Tapi itu bukan *spreadsheet*.
Itu adalah video.
Rekaman helm-kamera yang goyah dan penuh statis. Suara alarm yang melengking. Teriakan dalam bahasa Spanyol dan Inggris. Sebuah koridor tambang di Mars. Dan kemudian, kilatan putih yang membutakan.
Itu adalah rekaman terakhir Clara Vega.
Frost membeku ngeri. "Tidak sah! Pelanggaran keamanan!"
Tapi itu tidak hanya di "Peternakan". Nate, dengan bantuan dari luar yang diatur Aurora, telah mengambil alih *seluruh* Jaringan Siaran Publik Neo-Babel.
Di jalanan London di luar, setiap iklan holografik raksasa—yang seharusnya menjual mobil dan minuman—kini memutar rekaman kematian Clara Vega dalam lingkaran tanpa akhir.
Zona-S meledak dalam kekacauan.
Alarm berbunyi. Merah. Nyata.
"SABOTASE!" Frost berteriak ke interkomnya, panik. "Ini serangan teroris! Kunci semua sistem! Kunci Zona-S!"
Penjaga keamanan berlari melewati bilik Ethan, mengabaikannya. Frost sedang di konsolnya, berteriak pada seseorang tentang dewan direksi dan militer.
"Sekarang, Eth," kata suara Nate di telinganya. "Aurora bilang dia membersihkan jalanmu ke Lab 5. Kau punya lima belas menit, sobat. Lari."
Ethan berdiri.
Dalam kekacauan itu, tidak ada yang melihatnya. Dia berjalan dengan tenang, tidak berlari, menuju pintu keluar darurat. Dia melirik sekali ke kantor Frost. Frost sedang membelakanginya, berteriak histeris ke telepon.
Ethan menyelinap ke koridor.
"Belok kiri, Ethan," bisik Aurora di telinganya. "Kamera di depanmu sedang me-*looping* rekaman 30 detik. Kau punya 15 detik untuk melewatinya."
Dia berlari. Menuruni tangga darurat yang pintunya telah dibuka Aurora.
Dia tiba di Lab 5. Pintu baja itu tertutup, ditandai dengan segel `DITUTUP - KONTAMINASI BIO`.
"Membuka," bisik Aurora. Segel magnetik itu berbunyi *klik*.
Pintu mendesis terbuka. Lab itu gelap, berdebu, dan ditutupi kain terpal putih, seperti kuburan.
"Cepat, Ethan," kata Aurora. "Firewall Frost mulai pulih dari serangan Nate. Dia akan segera menyadari ada pelanggaran internal."
Ethan berlari ke tempat dia tahu reaktor prototipe lamanya berada. Dia menarik terpal itu, memperlihatkan mesin yang sudah dikenalnya.
Dia merogoh sakunya, melewati *earpiece*-nya, dan mengeluarkan kristal *Calicite-7* yang dingin.
Tangannya sedikit gemetar saat dia membuka panel akses reaktor dan memasukkan kristal itu ke dalam slot osilator khusus yang hanya dia yang tahu ada—slot yang dia bangun berdasarkan teori kakeknya, bertahun-tahun yang lalu.
"Terpasang," katanya. "Aurora, aku butuh daya. Hanya satu kali."
"Mengalihkan daya cadangan dari sistem pendingin... sekarang. Ini adalah satu-satunya kesempatanmu, Ethan. Rekaman data diaktifkan."
"Jalankan."
Ethan menekan tombol kontak.
Laboratorium yang mati itu menjadi hidup dengan dengungan bernada tinggi. Lampu-lampu berkedip. Sebuah monitor kecil di sebelah reaktor menyala, menampilkan data inti.
Grafik kekuatan energi melonjak. Dan seperti yang diperkirakan, garis merah tipis dari umpan balik harmonik muncul.
"Harmoniknya datang..." bisik Ethan.
"Tunggu," kata Aurora.
Harmonik itu mencapai puncaknya. Dan kemudian, itu mengenai kristal *Calicite-7*.
Alih-alih runtuh... *hening*.
Garis merah di monitor bergetar... lalu berubah menjadi hijau solid.
Dengungan reaktor berubah dari pekikan yang menyakitkan menjadi nada yang murni dan stabil. Seperti nyanyian.
Ethan menatap monitor.
`STABILITAS PENUH: 100%`
`EFISIENSI KELUARAN: 99.99%`
`RESONANSI HARMONIK: NOL.`
Itu bukan 37 detik.
Satu menit. Dua menit. Lima menit. Itu bertahan.
Itu berhasil.
Air mata menggenang di mata Ethan, air mata kelelahan dan pembenaran. Dia telah melakukannya. Dia memegang bukti di tangannya. Dia meninju udara dalam kemenangan yang sunyi.
"Ethan," suara Aurora memecah momen itu, tegang dan mendesak. "Rekaman data selesai... kau harus pergi. SEKARANG. Tim keamanan Frost baru saja menyadari kau tidak ada di mejamu!"
Ethan menyambar data-pad hitamnya, kini berisi rekaman fisik yang tak terbantahkan. Dia berlari keluar dari Lab 5, pintu mendesis tertutup dan terkunci kembali di belakangnya.
Dia menyelinap kembali melalui koridor yang kacau, naik lift layanan, dan berjalan kembali ke "Peternakan" tepat saat siaran Nate akhirnya terputus dan layar kembali normal.
Dia duduk di kursinya, memasukkan data-pad itu ke dalam saku bagian dalam jaketnya, dan mulai mengetik di *spreadsheet* sampah Frost seolah-olah dia tidak pernah pergi.
Dua menit kemudian, Frost dan dua penjaga keamanan berseragam berat menyerbu ke mejanya.
"PRADANA!" teriak Frost, wajahnya ungu karena marah dan malu. "Di mana kau selama kekacauan tadi?"
Ethan mendongak dari layarnya, memasang ekspresi bingung dan sedikit ketakutan yang telah dia latih.
"Di sini, Dr. Frost," katanya, suaranya sedikit gemetar. "Saya... saya bersembunyi di bawah meja. Sesuai protokol darurat. Ada apa? Video itu... mengerikan sekali. Apakah kita diserang?"
Frost menatapnya. Dia memindai Ethan dari atas ke bawah. Dia *tahu*. Dia tahu Ethan berbohong. Dia bisa merasakannya. Tapi dia tidak punya bukti. Dia tidak bisa membuktikan apa-apa.
"Tetap di mejamu," geram Frost, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. "Jangan bergerak."
Dia berbalik pergi bersama para penjaga, berteriak ke komunikatornya tentang pelanggaran keamanan.
Ethan Pradana menunduk menatap layar data sampahnya. Tapi di dadanya, di saku bagian dalam, dia bisa merasakan kehangatan samar dari data-pad yang menyimpan masa depan.
Dia telah menang. Arc Pertama telah selesai.