Peri Racun Kesayangan Pangeran

Tanpa Lin Mei ketahui, Xue Shan Shan tidak pernah menyiapkan atau membawa makanan apa pun.

Semua makanan yang keluar dari lengan baju Xue Shan Shan berasal dari gelang giok hijau yang melingkar di pergelangan tangannya.

Xue Shan Shan ingat bahwa gelang itu dia dapatkan dari Liu Jili, sehari sebelum sang guru dibunuh di Paviliun Yongle.

Saat itu, Liu Jili memberikan gelang tersebut kepada Xue Shan Shan dan mengatakan untuk menjaganya baik-baik. Kemudian, sang guru membicarakan keburukan Xue Jingguo yang membuat Xue Shan Shan tidak terima hingga perdebatan kecil pun terjadi.

Karenanya, Xue Shan Shan pergi dari Paviliun Yongle dengan perasaan marah.

Jika mengingat hal itu lagi, Xue Shan Shan merasakan penyesalan yang sangat mendalam.

Beruntung, Tuhan memundurkan takdirnya hingga dia memiliki kesempatan untuk merubah segalanya.

Hanya saja, Xue Shan Shan tidak menduga bahwa gelang giok tersebut masih melekat di pergelangan tangannya. Padahal, dia hidup kembali dua tahun sebelum dirinya bertengkar dengan Liu Jili.

Seharusnya, benda itu tidak ada padanya saat dia hidup kembali, kan?

Entahlah, Xue Shan Shan benar-benar merasa banyak kejanggalan pada gelang tersebut.

Terlebih, saat mengetahui gelang giok itu sangat ajaib sehingga dia bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan hanya dengan menggosok gelang tersebut sembari menyebutkan keinginannya di dalam hati.

Dia baru menyadari keajaiban gelang giok itu saat dirinya mengintip Ye Zhiyun di Kuil Suci bersama Pangeran Li Xian.

Lebih tepatnya, saat berniat membakar kediaman yang dihuni oleh Ye Zhiyun. Saat itu, Xue Shan Shan tanpa sadar mengelus gelang gioknya sembari sembari mencari-cari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk mendatangkan api.

Tanpa diduga, tiba-tiba saja sebuah pemantik ada di tangannya hingga membuat Xue Shan Shan terkejut dan segera melemparkan pemantik itu ke tanah.

Beruntung, keterkejutannya itu tidak mengundang perhatian Pangeran Li Xian yang terlalu fokus mengamati Kediaman Ye Zhiyun.

Pada saat yang sama, Xue Shan Shan juga sangat heran dengan apa yang dia alami. Hanya saja, dia menyembunyikan keheranannya itu karena di dekatnya ada Pangeran Li Xian.

"Nona, bukankah itu kereta kuda Keluarga Xue?" Suara Lin Mei memecah lamunan Xue Shan Shan, dia melihat ke arah kereta kuda Kediaman Xue yang begitu familier dan berhenti jauh di belakang.

"Iya," sahut Xue Shan Shan tak acuh dan mengabaikan orang-orang yang turun dari kereta kuda.

Terlebih, giliran dirinya dan kedua bibi, serta ibunya untuk memasuki istana hampir tiba, hanya menunggu semua tamu dari Kediaman Sekretariat Agung masuk lebih dulu.

Sementara itu, Xue Yuwen dan Selir Faye turun dari kereta kuda, disusul oleh Xue Jingguo.

Saat melihat Xue Shan Shan yang ada di depan sana, mereka semua tertegun.

Xue Shan Shan berdiri membelakangi cahaya matahari, dia menggunakan gaun lavender bertabur emas. Rambut hitam indahnya dibiarkan terurai dan hanya jepit rambut perak sederhana yang menghiasi.

Di telinga Xue Shan Shan terdapat sepasang anting motif butiran air yang terbuat dari giok putih hingga membuat penampilannya semakin berkilau.

Dibandingkan dengan Xue Yuwen yang memakai berbagai jenis permata dan pernak-pernik, Xue Shan Shan memang tampak lebih sederhana. Meskipun begitu, penampilannya tetap mampu menyihir dan membuat segala sesuatu di sekitar menjadi suram.

Terlebih, Xue Shan Shan memiliki fitur wajah yang sempurna. Sepasang matanya berkilauan, alis hitamnya tebal, hidungnya mancung, bibirnya merah ranum dan kulitnya bersih tanpa noda seperti bayi baru lahir.

Xue Shan Shan merupakan definisi wanita yang sangat cantik dan mempesona hingga tidak akan salah jika julukan wanita tercantik di ibu kota kerajaan diberikan padanya.

Meski tidak memakai riasan, wajahnya mengalahkan gadis-gadis yang memakai riasan.

Xue Yuwen memalingkan wajahnya dan tangannya mengepal tanpa sadar.

Awalnya, bisa dikatakan dia adalah yang terbaik di antara gadis-gadis di ibukota. Akan tetapi, sekarang ketika dia bersanding dengan Xue Shan Shan yang hampir tidak pernah keluar dari Kediaman Xue untuk bergaul, wajahnya yang semula bak dewi berubah menjadi kubis jelek.

Pada saat yang sama, Selir Faye juga melihat penampilan Xue Shan Shan yang membuatnya teringat pada Nyonya Diana.

Seketika, Selir Faye menjadi kesal. Dia menyadari bahwa Nyonya Diana dan Xue Shan Shan tidak hanya mirip, tetapi sama-sama cantik.

Meski menyadarinya, Selir Faye menolak mengakui kecantikan mereka. Baginya, ibu dan anak itu sama-sama terlahir dengan wajah jalaang.

Sementara itu, Xue Shan Shan merasa matanya akan menjadi buta ketika melihat Xue Yuwen.

Adiknya sangat bersinar!

Namun, penampilan Xue Yuwen tidak begitu menarik perhatiannya dibandingkan dengan kehadiran Selir Faye.

Bagaimanapun, seorang selir tidak diizinkan memasuki istana, jika masih ada istri sah di dalam istana. Lalu, kenapa Xue Jingguo membawa Selir Faye?

Apakah dia ingin menentang keputusan Kaisar?

Nyonya Ning dan Nyonya Cheng juga melihat hal itu dan ingin memaki Xue Jinggo.

Apa pria bajingann itu pikir ipar mereka sudah mati sehingga dengan senang hati membawa seorang Selir bersamanya?

Namun, Nyonya Diana yang menyadari gerak-gerik mereka segera memberikan kode dengan gelengan kepala sehingga Nyonya Ning dan Nyonya Cheng hanya bisa menghela nafas kasar sembari menahan kekesalan mereka.

Beruntung, semua tamu dari Kediaman Sekretariat Agung sudah masuk. Dengan begitu, mereka juga bisa segera menyusul masuk dan meninggalkan Xue Jingguo bersama keluarganya.

"Shan Shan, Diana, ayo kita masuk." Nyonya Ning memanggil dan menatap sang keponakan juga iparnya, lalu berjalan bersama Nyonya Cheng di depan.

"Ibu, ayo." Xue Shan Shan meraih lengan ibunya dan hendak menyeret sang ibu masuk ke dalam.

Namun, wanita itu hanya berdiri kaku di tempatnya.

Xue Shan Shan mengerutkan keningnya.

"Kamu masuk saja bersama kedua bibimu, Ibu akan masuk bersama ayah." Dengan lembut, Nyonya Diana melepaskan tangan Xue Shan Shan yang melekat pada lengannya.

Mendengar itu, Xue Shan Shan baru menyadari bahwa ibunya masih berstatus istri dari ayahnya yang bajingann. Jadi, tentu saja tempat duduknya berada di sebelah Xue Jingguo.

Seharusnya, Xue Shan Shan juga berada di tempat duduk yang disediakan khusus untuk Keluarga Xue. Akan tetapi, dia bisa berada di tempat Keluarga Perdana Menteri berkat permintaan Nenek Lee pada Permaisuri Xuan.

"Baiklah." Xue Shan Shan hanya bisa mengangguk pasrah dan hendak berjalan meninggalkan sang ibu, ketika tiba-tiba suara Xue Jingguo terdengar dari arah belakang.

"Shan Shan, ajaklah juga adikmu bersamamu."

Xue Shan Shan berbalik dan menatap Xue Jingguo dengan heran.

"Di sini panas, jadi biarkan dia menunggu di dalam." Xue Jingguo membalas tatapan Xue Shan Shan, lalu beralih menatap Nyonya Diana yang tidak dilihatnya selama berhari-hari dan menyadari istrinya itu terlihat lebih berseri daripada biasanya.

Nyonya Diana memang berpenampilan seperti biasa, hanya saja riasan dan pakaiannya terkesan lebih anggun.

Seketika, wajah Xue Jingguo menjadi murung. 'Mungkinkah dia lebih bahagia berada jauh dariku?'