NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:25.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua.

Karena kesalahan fatal dimasalalunya, kini Hafsah harus hidup menderita, dan berakhir diusir oleh orangtuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya-Raga, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya-Bastian. Hafsah bertekad untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

5 tahun pencarian yang nihil, akhirnya Hafsah bertemu juga dengan Bastian. Namun, pertemuan itu mengungkap sebuah rahasia besar, yang akhirnya membuat Hafsah semakin benci setengah mati kepada Bastian.

"Bunda ... Yuna ingin sekali digendong Ayah!" Ucapan polos Ayuna mampu menggunjang jiwa Hafsah. Ia dihadapkan pada kebingungan, dan sebuah pilihan sulit.

Mampukah Hafsah mengendalikan rasa benci itu, demi sang putri? Dan, apa yang sebenarnya terjadi?

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Air mata Hafsah luruh kembali. Dadanya bergetar, hingga terasa berat hanya untuk bersura.

"Nggak, Mbok! Ayuna akan selamanya menjadi putriku, dan juga putri mas Raga! Jikapun dia tahu kalau Ayuna putri kandungnya, maka aku tidak akan membiarkan dia membawa pergi putriku! Sakit, Mbok! Sakit sekali! Dia lari dari tanggung jawabnya, dan dengan tenang melanjutkan hidup tanpa beban. Sementara disini ... Aku dan mas Raga yang menjadi korban kebusukan ulahnya! Jangankan berusaha memberi kabar, menghubungi kita saja tidak! Dan setelah sekian lama dia baru kembali, terus mau minta maaf begitu saja. Tidak semudah itu, Mbok!"

Tangisan Hafsah semakin menjadi, hingga dia menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Dadanya terasa sesak, hingga untuk bernafas saja terasa sulit.

Melihat itu, mbok Nah mendekat. Dia mengusap pundak Hafsah yang saat ini tengah bergetar kuat. Tidak dapat dia pungkiri. Jika saja dulu Raga tidak mau menggantikan tanggung jawab Bastian, akan seperti apa nasib Hafsah saat ini. Pasti banyak orang yang menggunjingnya. Kalaupun dia sendiri yang menerimanya tidak apa, tetapi ada darah tak berdosa yang juga harus menanggung akibatnya.

"Sudah, lebih baik tenangkan dirimu dengan Sholat dulu! Sudah adzan magrib, Simbok mau ke masjid dulu!"

Hafsah mengangguk. Dia mengatur kembali nafasnya. Mbok Nah sudah bangkit, dan berjalan kebelakang untuk mengambil mukena dan sajadahnya.

Ayuna~bocah kecil itu rupanya sudah terlelap diatas kasur lantai depan televisi. Dia begitu menikmati dongeng yang dibacakan oleh Dista tadi. Dan sekarang, Hafsah mengangkat tubuh kecilnya, untuk dipindahkan kedalam kamar tidur.

Surai hitam agak bergelombang itu, kini diusap oleh jemari lentik sang Bunda. Wajah Ayuna begitu damai, seakan belum ada satu noda yang menempel dalam jiwanya. Namun, sekarang ... Tidak hanya satu titik noda yang tertinggal. Melainkan siraman kotoran yang mendadak orang lain berikan. Se kecil Ayuna tidak pernah merasakan yang namanya pelukan, gendongan, bahkan usapan hangat dari seorang Ayah. Dia memiliki seorang kakek, namun perannya hanya sebatas kalimat saja. Hafsah membesarkannya seorang diri, kala suami tercintanya sudah pergi.

Namun itulah kehidupan. Si pemberi luka akan semakin berjaya, hidup mudah tanpa beban. Daripada si penikmat luka. Ujiannya akan semakin dalam, bertambah disetiap tarikan nafasnya.

"Sayang, Yuna akan selamanya menjadi putrinya Ayah! Ayah menyayangi Yuna, melebihi dirinya sendiri. Ayah sudah menyiapkan semuanya untuk Yuna, sebelum Yuna lahir! Semoga kelak, kita akan sama-sama dapat berjumpa dengan Ayah!"

Cup!!!

Hafsah mendaratkan satu kecupan hangat pada kening Ayuna, sebelum dia beranjak untuk melaksanakan sholat.

*

*

*

*

Bastian merasa aneh, wanita disampingnya itu sejak tadi hanya diam. Bukan karena dia gugup atau salah tingkah, bukan! Diamnya adalah diam yang begitu tenang. Diam tanpa tuntutan apapun. Seakan, dengan diamnya itu, Ainun dapat menjaga fitrahnya menjadi perempuan.

Hingga mereka berdua berhenti diteras samping. Didepan terdapat kolam renang, yang dihiasi lampu taman indah. Bastian mempersilahkan Ainun untuk duduk, lalu dia mengambil duduk dibangku sebrang.

Ainun memandang air kolam didepannya, yang kini terasa tenang seperti tatapannya. Senyum tipis terukir dari bibirnya, entah apa yang dia tangkap dari pandangannya kini.

Merasa lelah, Bastian terdengar menghela nafas dalam. Hingga dia mulai membuka suara.

"Apa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Bastian menatap Ainun.

Tanpa menoleh Bastian, Ainun hanya menjawab, "Tergantung!"

Bastian semakin dibuat bingung, dengan jawaban singkat wanita didepannya kini. "Maksudmu? Tergantung bagaimana?"

Baru Ainun menoleh. Dia menatap Bastian tanpa adanya tuntutan, "Tergantung apa yang dapat aku menangkan, jika pernikahan kita terlaksana!"

"Aku semakin tidak mengerti dengan kalimatmu?" kata Bastian yang masih mengernyitkan dahinya.

Ainun memutus tatapanya. Senyum tipis kembali terukir dari bibirnya. Dia menunduk sekilas, lalu menatap kedepan kembali. Nafasnya begitu teratur. Perlahan dia mulai menjelaskan.

"Wanita fitranya dikejar, bukan mengejar! Jika dari pernikahan kita nanti aku mendapatkan cinta yang setara, maka aku akan menerima perjodohan itu. Tetapi jika tidak, maka aku tidak dapat memaksakan kehendak! Setiap orang memiliki pandangan tersendiri tentang cinta. Banyak pernikahan yang terlaksana, namun kosong karena tidak ada cinta dan kasih didalamnya. Dan mereka hanya menjalaninya sebagai tuntutan, bukan keikhlasan!" Ainun lalu menoleh kearah Bastian sejenak, melihat bagaimana ekspresi pria disebrangnya itu. Lalu dia kembali menatap lurus.

Bastian terdiam sejenak. Dahinya masih berkerut, mencoba memahami kalimat Ainun. Namun seakan mendapat jawaban, baru dia membalas ucapan wanita itu.

"Namun semua ada tahapnya! Cinta tidak datang semudah orang membalikan telapak tangan! Jika kamu menuntut akan mendapatkan cinta dengan cara singkat, maka luka lah yang akan kamu terima mendatang! Cinta tumbuh seiringnya waktu. Jadi kita tidak dapat menyimpulkan, jika hanya melihat dari seberapa cepat lamanya."

Ainun kembali tersenyum tipis. Dia menatap kembali kearah Bastian. Tatapanya kali ini mengunci. Korneanya menusuk pupil mata Bastian, sambil berkata, "Salah satu cinta adalah tidak mendebat! Yang artinya kamu tahu ... Diantara kita memang tidak tercipta untuk bersama. Jikapun kita memaksakan, maka yang ada hanyalah luka. Seperti yang kamu ucapkan tadi. Sesingkat apapun pertemuannya, jika cinta sudah tertanam, maka tidak akan menimbulkan perdebatan!"

"Setelah ini, mari kita bicarakan terhadap orang tua kita dengan cara baik-baik!"

"Aku setuju denganmu!"

Obrolan singkat itu rupanya mendapat jawaban yang semestinya. Cinta memang tidak pernah datang dengan cara mendebat, atau di pedebat. Mengenal tidak harus saling mencinta. Dan pernikahan, datangnya bukan dengan tuntutan.

Setelah itu, Bastian dan juga Ainun bangkit kembali. Mereka beranjak menuju ruang tengah, yang dimana dua keluarga itu sudah menanti mereka.

"Kenapa cepat banget, Bas!" bisik nyonya Dina, begitu sang putra duduk kembali disebelahnya.

"Nggak cocok, Mah!" bisik Bastian. Namun kedua matanya menatap kearah tempat duduk Ainun.

Betapa elegantnya wanita itu. Apakah dia sudah sering mendapat perjodohan seperti itu? Apa dia juga sering, mendapat penolakan-penolakan dari pihak tersangkut? Ataukan dengan cara itu, dia menjaga cintanya? Caranya menolak penuh dengan jebakan. Jebakan yang terbaluk kalimat indah, sehingga tidak membuat pihak tersangkut tersakiti.

Siapakah Ainun sebenarnya?!!!

Karena tidak ingin terlalu basa-basi, Ainun mulai menjabarkan apa yang tadi dia bahas dengan Bastian. Semula-mula dia menarik nafas pelan,

"Maafkan saya, jika tidak dapat melanjutkan perjodohan ini! Saya dan Bastian bukan orang yang memiliki sifat dan pendirian yang sama. Kami sudah sepakat untuk tidak melanjutkan acara perjodohan ini! Saya harap, pihak keluarga dapat menghargai keputusan kita berdua, tanpa adanya perasaan terluka satu sama lain! Terimakasih."

Kedua orang tua masing-masing hanya dapat mengangguk pasrah, sambil tersenyum tipis.

"Gading, Dina ... Jika sudah seperti ini, orang tua hanya dapat mengikuti keputusan putra, putri kita! Semoga tali silaturahmi ini dapat terjalin indah, hingga anak cucu kita nanti!" ucap tuan Dirga menatap tuan rumah secara bergantian.

"Baik, Mas! Kami hargai keputusan mereka," jawab tuan Gading.

Keluarga tuan Dirga memutuskan untuk pamit, karena perjodohan itu tidak menemukan titik baiknya. Setelah tuan Gading dan nyonya Dina kembali mengantarkan tamunya, mereka berdua kini duduk ketempat semula sambil mendesah dalam.

Bastian masih disana. Dia diam, namun pikiranya terdengar berisik. Surat itu? Bastian sontak teringat dengan sepucuk surat yang telah diberikan oleh Nenek sahabatnya~Ragantara.

Tanganya terulur meraba saku celana, memastikan benda beharga itu masih diam ditempatnya.

"Mau kemana, Bas?" tegur nyonya Dina, saat melihat putranya baru bangkit.

"Duduklah dulu, Papah belum selesai berbicara!"

Bastian terpaksa duduk kembali. Dahinya berkerut, jelas sekali dia ingin tahu apa yang diinginkan sang Ayah.

"Ainun wanita yang baik! Dia terjaga, dan begitu penurut. Orang tuanya ingin dia agar segera menikah, tetapi nihil yang mereka dapatkan!" gumam tuan Gading. Setelah itu dia menatap putranya, "Kenapa kamu menolaknya, Bastian? Dia baik, cantik, berpendidikan, sama dengan Aisyah! Lalu, seperti apa yang kamu inginkan-"

"Tapi Ainun bukanlah Aisyah, Pah! Dan selamanya tidak akan pernah menjadi Aisyah!" Sahut Bastian merasa tidak terima. Dia paling tidak bisa, jika Aisyah dibandingkan dengan wanita manapun.

"Kalau kamu mencintainya, kenapa dulu tidak mengutarakan pada kedua orang tuanya, Bas? Aisyah pasti juga membutuhkan kepastian!" sela nyonya Dina sambil menyerongkan duduknya.

Bastian mendesah dalam. Entah mengapa bayangan Hafsah kala menangis, kini terlintas didepannya dengan tragis.

Tanpa menjawab apa-apa, dia langsung bangkit berjalan menuju lantai dua. Sementara orang tuanya, kini mereka berdua saling melempar tatap tidak mengerti.

1
Sunaryati
Kamu saja sampai tidur di rumah Hafsah kenapa marah Jessica bersama pria lain sebenarnya hatimu untuk siapa Bastian
Sunaryati
Semoga terlaksana pernikahan kalian, jika terjadi maka tidak akan ada sebutan pelakor untuk Hafsah karena sudah menikah. Dan aku juga lebih suka jika Hafsah menikah dengan Amar, biarkan yoh dulu pernah berjanji akan meikahi Jessica, jika mau mengikuti keyakinan Bastian.
yumi chan
hduh jesika siap prng ke 2 sm baztian....thor bt hafsah bhgia thor kasihn sama yuna thor dia ingin punya ayh..dn mersakn ks syg seorng ayah thor
Septi.sari: kak yumi❤❤🤗🤗🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
total 2 replies
yumi chan
bt aja bastian mnysl thor...hafsah jgn mau kmbli sm bnstian..dn km hafsah lbh krs lg sm bastian ..ingt hafsah kluarga bastian gk sk sm kmu..jd km sama yuna krus mnjauh i bastian agar kluarga mnysl nanti..
Sunaryati
Kamu benar Hafsah, teguhlah hatimu. Jessica lepaskan Bastian ada ustadz yang terpesona padamu, dan sudah beberapa kali bertemu padamu mungkin itu jodoh sejatimu.
Septi.sari: Jesica juga berhak bahagia kok.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Kamu juga keterlaluan Bastian dari pada kau sisa batin Jessica kemar tak usah menikahinya. Walau itukeegoisan Jessica, kasihan juga namun Karena Jessica memaksakan Bastian nikmati saja Jes
Septi.sari: membingungkan ya bu🤣🤧🤧
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: kak udah kak❤❤❤ kak retno mana ya
total 1 replies
yumi chan
thor jgn smpai hafsah di sebt plokor thor karna ke rgoisan bastian...jngn smpk hafsah terluka ke dua klinya karna sift egois bastian..septutnya slsaikn mslh km dlu bas sm jesica.
Septi.sari: kak otw bahagia ya mereka❤❤
Ambo Nai: cepat ceraikan Jesica,biar bersatu dengan Hafsah dan ayuna.
total 2 replies
Sunaryati
Terimakasih upnya thoor
Septi.sari: sami-sami bu🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
Sunaryati
Jessica sudah sakit hati Sah,karena semalam tidur di teras rumahmu. Bastian akan mempersulit Hafsah bahkan bisa dapat sebutan pelakor, padahal dia sudah menolak Bastian. Sikap Bastian sudah menyakiti Hafsah dan Jessica , walau itu resiko yang harus ditanggung Jessica.
Septi.sari: mau kasihan sama Jesica, tapi lebih sakit jadi Hafsah. kesanya Hafsah kek jadi wanita gak bener. 🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Sebenarnya aku kasihan sama Jessica MP kok malah ditinggal namun sejak awal Bastian sudah menolaknya, Jessica sendiri yang memaksa karena saking cintanya. Sedangkan Hafsah yang dikejar-kejar Bastian tidak punya perasaan apapun Kalau aku sih suka jika Hafsah berjodoh dengan Amar
Septi.sari: kisah cintanya lebih sulit dari tugas ujian ya bu, terlalu rumit🤣🤣
total 1 replies
yumi chan
jgn mau hafsah...karna bastia sndrilh yg gk ada penderian wktu itu..biarlh dia mndrita dgn apa yg dia putuskn mau menuruti orngtuonya..thor bt lah yuna bhgia tmpa bstian ..
Septi.sari: kak maksih tetap stay❤❤🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: 🤗❤❤❤❤❤
total 1 replies
Ambo Nai
selesaikan dulu hubunganmu dengan wanita tak tau malu itu,bawa Hafsah dan ayuna menjauh dari kota itu dan mulai hidup baru .demi kebahagian putri mu yang kamu sia siakan selama ini.kamu harus tegas
Septi.sari: benar kak, kalau itu aku setuju. 🤧
total 1 replies
Sunaryati
Terlambat Bastian, seharusnya kamu berkata seperti itu sebelum menikahi Jessica. Benar banyak wanita yang terluka karena sikapmu yang tidak tegas. Dan lebih berat nama dan harta dari pada putrimu pada tindakanmu. Ingat Jessica sudah berkorban keyakinan dan memupuk sikap egoisnya hanya demi meiksh denganmu Bastian.
Septi.sari: benar bu, tidak hanya satu yang sakit. wanita seantero merasa tertipu😭
total 1 replies
Sunaryati
Penderitaan kamu baru dimulai Jessica itulah jika memaksakan kehendakmu, ingat ya kamu sebelumnya sudah mantan
Septi.sari: jesica juga kasian bu, dia tidak tahu. ahhh ini pekara Bastian jdi runyam🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Benar kamu Hafsah biarkan saja orang tahu siapa bapak biologis Ayuns toh orang yang menjebakmu sudah mengakui. Jika keluarga Tuan Gading tetep malu mengakuinya biarkan karma yang menghampirinya.
Septi.sari: ❤❤❤🤗betul bu
total 1 replies
Sunaryati
Selamat berumah tangga yang mungkin akan penuh derita, Jessica nikmati buah egoismu. Hafsah seger buka hatimu untuk menjalin hubungan yang halal dan raih kebahagiaan kamu bersama putrimu Ayuna. Bastian hidupmu akan terbelenggu dalam penyesalan
Septi.sari: mereka sama2 terbelenggu, bu🤧❤
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak retno udah otw 3 episode langsung. spesial ya, biar bacanya puas😭❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!