[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
NOVEL INI ADALAH VERSI REMAKE DARI NOVEL KEMBALINYA SANG PENGUASA.
Chu Yuan, seorang CEO sukses dari dunia modern, tiba-tiba dibawa oleh sebuah sistem misterius ke dalam dunia kultivator. Ia menemukan dirinya berada di dalam tubuh seorang pemuda yang lemah dan tidak memiliki kultivasi.
Dengan bantuan dari sistem yang berada di tubuhnya, Chu Yuan mulai mempelajari kultivasi dan meningkatkan kekuatannya.
Namun, Chu Yuan masih belum mengetahui bahwa sistem yang berada di tubuhnya memiliki hubungan yang sangat erat dengan sejarah keluarganya. Ia hanya tahu bahwa sistem itu membantunya menjadi lebih kuat dan berkuasa.
Seiring waktu, Chu Yuan menjadi semakin kuat dan mulai mengungkap rahasia tentang sistem yang berada di tubuhnya. Namun, Chu Yuan juga harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh yang ingin menghancurkannya. Ia harus menggunakan kekuatannya dan bantuan dari sistem untuk melindungi dirinya dan orang-orang yang ia cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB - 22: Dimulainya Turnamen Para Pemuda (Bagian 4).
BAB - 22: Dimulainya Turnamen Para Pemuda (Bagian 4).
Di tribun utama, para tetua dan pemimpin cabang duduk dengan wajah tegang. Hanya Chu Feng, yang tetap tenang, kedua matanya menatap tajam ke arah arena. Di belakangnya, para pelayan dan murid-murid muda berbisik-bisik, membicarakan nama Chu Yuan dengan nada yang tak menentu, antara kagum dan takut.
Wasit utama, seorang pria tua berambut perak dengan jubah hitam, melangkah ke tengah arena. Suaranya bergema, tegas dan tak terbantahkan.
"Babak final Turnamen Para Pemuda Klan Chu akan segera dimulai! Lima grup telah bertahan, dan sesuai aturan, setiap grup akan memilih satu perwakilan untuk bertarung dalam babak penyisihan pertama. Hanya lima orang yang akan maju ke semifinal!"
Sorakan dan bisikan penonton kembali memenuhi udara. Semua mata tertuju pada Chu Yuan. Bahkan para peserta lain, yang biasanya saling bersaing, kini tampak seolah-olah mereka bersatu dalam satu tujuan, yaitu menyingkirkan Chu Yuan.
Wasit melanjutkan, "Setiap grup, pilihlah perwakilan kalian sekarang!"
Grup A, kelompok terkuat dan paling sombong, langsung maju. Pemimpin mereka, Chu Liang, seorang pemuda bertubuh tinggi dengan rambut panjang yang diikat rapi, melangkah ke depan. Matanya tajam, penuh percaya diri. Di belakangnya, anggota grupnya bersorak mendukung.
"Grup A, aku yang maju!" serunya lantang.
Grup B, terkenal dengan strategi dan kecerdasannya, memilih Chu Min, seorang gadis berwajah dingin dengan mata setajam elang. Ia melangkah pelan, namun setiap gerakannya penuh perhitungan.
Grup C, yang hanya tersisa tiga orang, memilih Chu Hao, seorang pemuda bertubuh kekar dengan bekas luka di pipi kirinya. Ia tak banyak bicara, namun tatapannya tajam menilai setiap lawan.
Grup E, yang tinggal dua orang, memilih Chu Xun, pemuda berwajah ramah namun menyimpan aura berbahaya. Ia tersenyum tipis, namun senyumnya tak pernah sampai ke mata.
Dan terakhir, Grup D. Hanya Chu Yuan yang tersisa. Ia melangkah ke garis depan tanpa ragu, menatap keempat lawannya satu per satu.
Wasit mengangguk. "Baik. Kelima perwakilan telah ditentukan. Pertarungan akan dilakukan satu lawan satu, sistem gugur. Pemenang dari setiap pertarungan akan maju ke semifinal. Undian lawan akan dilakukan secara acak!"
Seorang pelayan membawa kotak kayu kecil berisi lima gulungan kertas. Para peserta maju satu per satu, mengambil undian mereka.
Chu Yuan membuka gulungannya. Di sana tertulis: "Pertarungan Kedua"
Chu Liang dari Grup A mendapat “Pertarungan Pertama.”
Chu Min dari Grup B mendapat “Pertarungan Ketiga.”
Chu Hao dari Grup C mendapat “Pertarungan Keempat.”
Chu Xun dari Grup E mendapat “Pertarungan Kelima.”
Wasit mengumumkan, "Pertarungan pertama: Chu Liang melawan Chu Xun! Semua peserta lain, silakan menunggu di pinggir arena"
Sorakan penonton membahana. Semua orang tahu, pertarungan antara Chu Liang dan Chu Xun akan menjadi pembuka yang dahsyat.
Pertarungan Pertama: Chu Liang vs Chu Xun
Chu Liang melangkah ke tengah arena, tombak perak di tangannya berkilauan. Ia menatap Chu Xun dengan senyum mengejek.
"Kau pikir bisa mengalahkanku, Xun?" ejeknya.
Chu Xun hanya tersenyum, mengangkat kedua tangannya. "Kita lihat saja, Liang. Jangan terlalu percaya diri"
Wasit mengangkat tangan. "Pertarungan dimulai!"
Chu Liang langsung menyerang, tombaknya melesat seperti kilat. Chu Xun menghindar dengan langkah ringan, tubuhnya bergerak seperti angin. Mereka bertukar serangan dengan kecepatan luar biasa. Setiap dentuman senjata menggema di seluruh arena.
Penonton bersorak, beberapa berdiri dari tempat duduk mereka. Kedua pemuda itu bertarung seimbang. Namun, perlahan, Chu Liang mulai mendominasi. Serangan tombaknya semakin cepat dan kuat, memaksa Chu Xun mundur.
Akhirnya, dengan satu serangan memutar, Chu Liang berhasil menjatuhkan Chu Xun. Tombaknya berhenti hanya beberapa inci dari leher lawannya.
"Menyerah?" tanya Chu Liang dengan nada dingin.
Chu Xun mengangguk, napasnya terengah. Kau menang, Liang"
Wasit mengangkat tangan. "Pemenang: Chu Liang dari Grup A!"
Sorakan membahana. Chu Liang menatap ke arah Chu Yuan, senyumnya penuh tantangan.
Wasit memanggil nama berikutnya. "Pertarungan kedua: Chu Yuan melawan Chu Hao!"
Penonton langsung hening. Semua mata tertuju pada Chu Yuan. Ia melangkah ke tengah arena, tubuhnya tegak, langkahnya mantap. Chu Hao sudah menunggu, tubuh kekarnya berdiri seperti gunung.
"Kau kuat, Yuan. Tapi aku tidak akan kalah begitu saja" kata Chu Hao, suaranya berat.
Chu Yuan hanya mengangguk. "Aku menghargai keberanianmu, Hao"
Wasit mengangkat tangan. "Pertarungan dimulai!"
Chu Hao langsung menyerang, tinjunya melesat seperti batu besar. Chu Yuan menghindar dengan langkah ringan, tubuhnya bergerak seperti bayangan. Ia membalas dengan serangan cepat, telapak tangannya memancarkan aura petir.
Chu Hao bertahan, tangannya membentuk perisai Qi. Namun serangan Chu Yuan terlalu cepat. Dalam beberapa detik, Chu Yuan sudah berada di belakangnya, menghantam punggung Chu Hao dengan telapak tangan berlapis aura petir.
"ARGH!"
Chu Hao terjatuh, tubuhnya menggeliat menahan rasa sakit. Namun ia bangkit lagi, matanya penuh semangat.
"Belum selesai!" serunya.
Ia menyerang lagi, kali ini dengan teknik andalannya, "Tinju Gunung Runtuh!" Tanah di bawah kakinya retak, udara bergetar. Namun Chu Yuan tetap tenang. Ia melompat ke udara, menghindari serangan itu, lalu membalas dengan teknik "Garis Petir Naga!"
Sebuah garis cahaya biru meluncur dari telapak tangannya, menghantam dada Chu Hao. Tubuh Chu Hao terpental ke belakang, jatuh dan tak bergerak.
Wasit segera maju. "Pemenang: Chu Yuan dari Grup D!"
Penonton kembali bersorak, kali ini dengan nada yang berbeda. Ada kekaguman, ada ketakutan, dan ada juga iri hati. Chu Yuan menatap ke arah tribun, matanya bertemu dengan tatapan Chu Feng. Sang ayah mengangguk pelan, memberi isyarat dukungan.
Pertarungan berikutnya mempertemukan Chu Min dan Chu Xun. Keduanya bertarung dengan teknik yang indah namun mematikan. Chu Min menggunakan pedang tipis, gerakannya lincah dan penuh strategi. Chu Xun, meski sudah kelelahan dari pertarungan sebelumnya, tetap bertahan dengan gigih.
Akhirnya, Chu Min berhasil mengalahkan Chu Xun dengan teknik pedang "Bayangan Angin" Wasit mengumumkan kemenangannya, dan Chu Min melangkah ke semifinal dengan kepala tegak.
Karena hanya lima orang tersisa, sistem undian membuat Chu Hao yang kalah dari Chu Yuan mendapat kesempatan bertarung lagi melawan Chu Min. Pertarungan ini berlangsung sengit, namun Chu Min berhasil menang dengan strategi cerdas, memanfaatkan kelemahan Chu Hao yang sudah kelelahan.
Pertarungan terakhir di babak penyisihan mempertemukan Chu Liang dan Chu Min. Keduanya adalah rival lama, dan pertarungan mereka berlangsung sengit. Namun akhirnya, Chu Liang berhasil menang tipis, memastikan dirinya maju ke semifinal bersama Chu Yuan.
Suasana arena semakin panas. Penonton berdiri, sorakan dan teriakan memenuhi udara. Wasit mengumumkan, "Semifinal pertama: Chu Yuan melawan Chu Liang!"
Kedua pemuda itu melangkah ke tengah arena. Chu Liang menatap Chu Yuan dengan tatapan tajam.
"Akhirnya kita bertemu, Yuan. Kau sudah membuat banyak orang terkejut hari ini. Tapi di sini, aku akan mengakhiri perjalananmu"
Chu Yuan tersenyum tipis. "Banyak yang sudah mencoba, Liang. Tapi aku masih berdiri di sini"
Wasit mengangkat tangan. "Pertarungan dimulai!"
Chu Liang langsung menyerang dengan tombaknya, gerakannya cepat dan mematikan. Chu Yuan menghindar dengan langkah petir, tubuhnya bergerak seperti bayangan. Mereka bertukar serangan dengan kecepatan luar biasa. Setiap dentuman senjata menggema di seluruh arena.
Chu Liang menggunakan teknik andalannya, "Tombak Seribu Bayangan!" Ratusan bayangan tombak meluncur ke arah Chu Yuan. Namun Chu Yuan tetap tenang. Ia membentuk segel petir di kedua tangannya, lalu melompat ke udara.
"Petir Naga Mengamuk!"
Cahaya biru menyambar, menghancurkan bayangan tombak satu per satu. Chu Liang terkejut, namun ia tidak mundur. Ia menyerang lagi, kali ini dengan seluruh kekuatannya.
Namun Chu Yuan sudah membaca gerakannya. Ia menghindar, lalu membalas dengan teknik "Garis Petir Naga!" Sebuah garis cahaya biru meluncur dari telapak tangannya, menghantam dada Chu Liang.
Chu Liang terjatuh, tombaknya terpental. Ia mencoba bangkit, namun tubuhnya tak sanggup bergerak.
Wasit maju ke tengah arena. "Pemenang: Chu Yuan dari Grup D!"
Sorakan penonton membahana. Nama Chu Yuan menggema di seluruh arena. Namun di antara sorakan itu, ada juga bisikan-bisikan penuh kebencian dan iri hati.
Semifinal kedua mempertemukan Chu Min dan Chu Hao. Pertarungan mereka berlangsung sengit, namun akhirnya Chu Min berhasil menang dengan strategi cerdas dan teknik pedangnya yang mematikan.
**
Akhirnya, babak final pun tiba. Wasit mengumumkan, "Final Turnamen Para Pemuda Klan Chu: Chu Yuan melawan Chu Min!"
Penonton berdiri, sorakan dan teriakan memenuhi udara. Chu Yuan dan Chu Min melangkah ke tengah arena, saling menatap dengan penuh tekad.
Chu Min mengangkat pedangnya, matanya tajam menatap Chu Yuan. "Kau sudah membuat sejarah hari ini, Yuan. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menang begitu saja"
Chu Yuan tersenyum tipis. "Aku tidak akan kalah setelah semua yang telah ku lalui selama ini!"
Wasit mengangkat tangan. "Pertarungan final dimulai!"
Chu Min langsung menyerang, pedangnya melesat seperti angin. Chu Yuan menghindar dengan langkah petir, tubuhnya bergerak seperti bayangan. Mereka bertukar serangan dengan kecepatan luar biasa. Setiap dentuman senjata menggema di seluruh arena.
Chu Min menggunakan teknik andalannya, "Pedang Bayangan Angin!" Bayangan pedang meluncur ke arah Chu Yuan. Namun Chu Yuan tetap tenang. Ia membentuk segel petir di kedua tangannya, lalu melompat ke udara.
"Petir Naga Mengamuk!"
Cahaya biru menyambar, menghancurkan bayangan pedang satu per satu. Chu Min terkejut, namun ia tidak mundur. Ia menyerang lagi, kali ini dengan seluruh kekuatannya.
Namun Chu Yuan sudah membaca gerakannya. Ia menghindar, lalu membalas dengan teknik "Garis Petir Naga!" Sebuah garis cahaya biru meluncur dari telapak tangannya, menghantam dada Chu Min.
Chu Min terjatuh, pedangnya terpental. Ia mencoba bangkit, namun tubuhnya tak sanggup bergerak.
Wasit maju ke tengah arena. "Pemenang Turnamen Para Pemuda Klan Chu: Chu Yuan dari Grup D!"
Sorakan penonton membahana. Nama Chu Yuan menggema di seluruh arena. Namun di antara sorakan itu, ada juga bisikan-bisikan penuh kebencian dan iri hati.
**
Chu Yuan berdiri di tengah arena, napasnya terengah, tubuhnya dipenuhi luka. Namun di matanya, ada cahaya kemenangan. Ia menatap ke arah tribun, matanya bertemu dengan tatapan Chu Feng. Sang ayah mengangguk pelan, memberi isyarat dukungan.
Namun di antara para tetua, ada yang menatapnya dengan penuh kebencian. Chu Ren, tetua cabang keempat, berdiri dan menunjuk ke arah Chu Yuan.
"Turnamen ini tidak adil! Anak ini pasti menggunakan cara curang!"
Namun Chu Feng berdiri, suaranya menggelegar. "Cukup! Chu Yuan menang dengan kekuatannya sendiri. Tidak ada yang bisa menyangkalnya!"
Para tetua terdiam, namun kebencian mereka tidak hilang. Chu Yuan tahu, perjalanannya masih panjang. Kemenangan ini hanyalah awal dari tantangan yang lebih besar.
Dalam benaknya, suara sistem kembali bergema:
[Misi Utama Diselesaikan: Menangkan Turnamen Para Pemuda]
[Poin Pengalaman: +3000 Poin Hadiah]
Chu Yuan tersenyum tipis. Ia tahu, ini baru permulaan. Tantangan yang lebih besar menantinya di masa depan.
Langit di atas arena kembali cerah. Matahari terbenam perlahan, menyinari sosok Chu Yuan yang berdiri tegak di tengah arena. Di sekitarnya, penonton bersorak, menyebut namanya. Namun di hatinya, Chu Yuan tahu, perjalanan sejatinya baru saja dimulai.
Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...