NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Sandiwara: Pengantin Pengganti

Cinta Dalam Sandiwara: Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Suami amnesia
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Piscisirius

Dunianya seakan runtuh dalam satu malam. Bagaimana tidak, Nerissa secara tiba-tiba diminta menjadi pengantin pengganti untuk kakak angkatnya. Nerissa terpaksa harus menikah dengan pria yang sehari-harinya tahu bahwa yang dicintainya adalah sang kakak.

Soraya, kakak angkatnya itu mengalami kecelakaan bersama Darius—tunangannya, tepat satu hari sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Soraya dinyatakan tewas ditempat, sementara Darius mengalami luka parah yang membuatnya kehilangan ingatan sementara.

Karena sebetulnya pernikahan itu didasari oleh perjanjian antar keluarga, mau tak mau pernikahan tetap dilakukan. Nerissa harus menanggung semuanya, termasuk menjalani peran sebagai Soraya.

Sebab kenyataan paling menyedihkan dari semua itu adalah Darius yang memandang dan beranggapan bahwa sosok Nerissa adalah Soraya—sebagai sosok perempuan yang akan menjadi istrinya. Di lain sisi, Nerissa sendiri sudah memiliki kekasih.

Lantas, bagaimana jika semua kebenaran itu terungkap?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piscisirius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 22 - Hubungan Rahasia

“Bagaimana perutmu, Mas?”

Darius menoleh sekilas. “Sudah lebih baik.”

“Jangan lupa untuk meminum obatmu, aku juga sudah memesankan makanan untukmu. Aku tidak punya waktu lagi untuk memasak, karena pagi ini aku akan keluar,” kataku memberitahu.

Kakiku hendak melangkah, tanganku siap terulur untuk mengambil tas selempang. Tetapi Darius yang tiba-tiba berdiri dan berkata sesuatu membuatku kembali berdiri tegap.

“Sebaiknya kamu jangan terlalu sering berkeliaran,” katanya dengan nada tidak suka.

Lantas aku pun menoleh. “Aku punya urusan penting. Memangnya kamu—”

“Aku tidak peduli itu penting atau tidak,” serobotnya yang membuatku harus mengatupkan bibir kembali.

Darius berjalan satu langkah mendekat ke arahku. Kedua tangannya ia masukan ke dalam saku, sedang matanya itu memindaiku dengan tatapan tajam.

“Tapi seperti yang kamu tahu, Soraya. Orang tua kita, terang-terang menuntut sebuah keturunan. Dan kamu lihat bagaimana Ibuku bicara kemarin? Kalau dia ataupun keluargamu tahu bahwa kamu berkeliaran, sementara aku harus melakukan pengobatan sendirian, menurutmu bagaimana tanggapan mereka?”

Aku melenguh sebal. Mengusap wajah sambil menyapu pandangan. “Ya sudah, kalau begitu nanti akan kutemani kamu saat pengobatan, Mas. Beritahukan jadwalmu. Lagi pula aku tidak sesering itu untuk pergi ke luar.”

Darius tampak tak protes, tapi tetap ekspresinya itu seolah menjelaskan bahwa jawabanku barusan tak membuatnya merasa puas sepenuhnya.

“Kamu bukan anak kecil, aku yakin kamu tidak akan lupa terkait perjanjian kita dan apa saja yang tak boleh kamu langgar. Jadi silakan bersenang-senang dan tetap perhatikan langkahmu,” ujarnya sambil berbalik badan, pergi begitu saja.

Aku menggedikkan bahu. “Terserah, Mas. Anggap dan pandang aku terserahmu. Yang paling penting, tidak usah khawatirkan soal itu, tidak usah dibilang dan menekan perkataan itu berkali-kali. Aku tidak akan pernah berkencan dengan siapapun, juga tidak mungkin hamil.”

Sejurus kemudian, aku sudah di luar gedung apartemen. Segera mendatangi tempat di mana aku menyimpan laptop, untunglah ternyata untuk membobol paksa pasword tanpa menghilangkan data penting di dalamnya tidak perlu menunggu lama.

Dengan perasaan tak sabar, aku melesat menuju kafe terdekat. Mencari tempat duduk paling nyaman, memesan minuman seadanya dan memantapkan pandangan pada layar laptop.

Layar laptop yang tadinya terkunci akhirnya terbuka sempurna, memperlihatkan beranda desktop yang masih sama seperti dulu. Wallpaper foto kakak angkatku tersenyum lebar, mengenakan gaun putih sederhana saat photoshoot terakhirnya.

“Oke, mari tenangkan diri dan cari tahu semua ini secara perlahan,” bisikku pada diri sendiri.

Sekilas aku menyentuh dada, merasakan degup yang tak karuan di dalam sana—entah karena tahu bahwa aku akan mendapatkan petunjuk baru atau karena perasaan lega sebab tahu investigasi diam-diamku ini perlahan membawaku ke titik lebih terang.

Aku mulai membuka folder demi folder, menelusuri file-file yang tampaknya tak banyak berubah sejak terakhir kali ia menggunakannya. Ada dokumen kerja, draft email, beberapa surat cinta yang tidak pernah terkirim—yang kutemukan terselip dalam folder berlabel ‘Pribadi.’

Namun ada satu folder yang membuat napasku tercekat: Hidden Life.

“Apa ini? Kelihatannya ... mencurigakan.”

Tanganku gemetar saat membukanya.

Di dalamnya, berderet tangkapan layar percakapan, foto-foto yang tak pernah dipublikasikan, serta catatan harian digital. Banyak dari itu berkaitan dengan sosok pria—seorang yang ia sebut hanya dengan inisial “D & A”

Itu artinya ada dua pria di sini, kan?

Mataku sesekali menyipit, mencoba teliti. Foto-foto yang terpampang di sana mengingatkanku pada seseorang. Dari postur tubuh, struktur wajahnya, pria yang mendominasi foto-foto di sana ... mirip sekali dengan pria yang bertemu denganku saat di pemakaman kemarin.

Sepuluh menit pertama, aku dibuat lebih kaget lagi. Benar-benar kaget sampai lupa untuk berkedip. Bagaimana tidak, beberapa hari kemarin aku sempat berpikir untuk membuat akun palsu demi bisa satu list pertemanan dengan pria misterius di akun mendiang Soraya.

Tapi saat ini, melalui laptop itu, Aku justru mendapat akses untuk masuk ke akun Soraya, dan tentunya aku bisa melihat akun dari pria misterius tersebut. Ini sebuah kemajuan besar!

“Huh, aku masih tidak percaya ini terjadi.” Aku mengusap-usap tangan yang terasa basah dan dingin sebelum menjelajahi lebih jauh isi dari akun tersebut.

Aku membuka profil itu.

Pada baris foto awal-awal, lebih banyak gambar pemandangan atau kutipan-kutipan pribadi. Dan ketika menggulir sedikit ke bawah, melalui beberapa foto yang terlampir di sana—aku tak mungkin salah. Ini pria yang kulihat di pemakaman. Potongan wajahnya dalam beberapa foto cukup jelas. Dan kini semuanya terasa semakin nyata.

Kupelajari akun itu dengan saksama. Postingan, komentar lama yang ia tinggalkan di unggahan pria tersebut.

Foto-foto romantis mereka terpampang jelas di akun milik pria bernama Dipta tersebut. Terlalu jelas untuk tidak mengatakan bahwa mereka tidak memiliki hubungan apapun.

Aku menahan napas.

Kutap foto itu, memperbesarnya.

Aku terus menggulir, menemukan foto lain.

Foto mereka berdua di dalam mobil, saling melempar pandang dengan mata penuh kehangatan.

Ada juga foto di mana tangan mereka bertaut erat di bawah meja restoran, hanya bagian jari-jari mereka yang tertangkap kamera. Foto-foto itu tak pernah dipublikasikan secara gamblang, hanya sekadar potongan kecil di dunia maya, tersembunyi dari siapa pun yang tak diberi akses.

Di bagian keterangan foto, pria itu menulis dengan singkat: “A place only we know.”

“Asumsi pertama, Kak Soraya berselingkuh dengan pria ini—eh, atau justru Kak Soraya yang berselingkuh dengan Darius?” gumamku sedikit bingung, sesekali mengetik kumpulan terkaan dan petunjuk baru ke sebuah catatan digital.

Beralih pada kolom pesan, kutemui fakta lain. Yang jika semakin kubaca, semakin banyak pertanyaan muncul. Ada janji-janji yang belum ditepati. Ada rencana masa depan yang kandas.

Ada kata-kata perpisahan samar ... seolah sesuatu yang lebih besar telah terjadi.

“Sepertinya hubungan mereka tidak berjalan baik. Apa mungkin karena tahu bahwa Kak Soraya akan menikah dengan Darius?” Aku mengusap-usap dagu sambil berpikir.

Mereka memang memiliki hubungan. Hubungan yang nyata, penuh kasih sayang dan yang lebih parah lagi, hubungan itu terjadi saat kakakku secara resmi bertunangan dengan Darius.

Sekarang begitu masuk akal mengapa antara Soraya dan Darius sepakat untuk tidak jatuh cinta—meskipun keduanya terlihat amat serasi di publik.

Huh, ini cukup rumit!

Perlahan aku bersandar di kursi, membiarkan semua informasi ini menyesakkan pikiranku.

Aku memejamkan mata, berusaha menahan rasa sesak yang menghantam dadaku.

Selama ini semua orang melihat kakakku sebagai sosok yang sempurna. Tak ada yang pernah mencurigai bahwa di balik kariernya yang gemilang dan kisah cintanya yang tampak ideal ... ada rahasia sebesar ini.

Tapi satu hal yang pasti, Dipta—pria misterius tersebut, bukan sekadar bagian dari masa lalu.

Ia menyimpan banyak informasi, yang jika kugali lebih dalam pasti akan menjumpai petunjuk lebih besar.

Aku harus menghubunginya, memintanya bertemu dan membahas masalah ini.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!