Qing Shuang berjuang untuk menjadikan suaminya Han Feng, dari seorang pangeran terbuang hingga berkahir sebagai putra mahkota.
Berguru pada Guru Negara yang bahkan harus di hormati oleh kaisar, selama tiga tahun.
Mengatur strategi melawan semua pangeran yang memiliki kekuasaan lebih besar.
Tapi.
Bukannya rasa cinta yang didapatkan olehnya. Dirinya diceraikan pada malam pernikahan. Han Feng ternyata hanya memanfaatkannya, untuk mendapatkan kekuasaan. Sedangkan yang dicintai Han Feng adalah adik Qing Shuang, bernama Zhu-Zhu.
Dirinya dituduh berselingkuh, ibu asuhnya dibunuh. Ayah kandungnya bahkan seluruh keluarganya malah mendukung sepupunya.
Qing Shuang dibuang dalam keadaan sekarat ke makam masal. Di luar dugaan, wanita itu berusaha bangkit. Meraih uluran tangan guru negara.
Pria berambut panjang putih yang telah menjadi gurunya selama 3 tahun itu berucap."Ingin membunuhnya sekarang? Atau perlahan..."
"Perlahan..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
One Night
"Teh... entah kenapa aku menyukai teh beraroma." Jawaban dari Ming Yuan menikmati teh di hadapannya.
"Jadi guru menyukai pria atau wanita?" Tanyanya lagi berusaha keras untuk tersenyum.
"Tidak ada gunanya terikat dengan ikatan duniawi." Ming Yuan menghela napas kasar.
"Jangan sok suci." Qing tersenyum dipaksakan, berusaha mengontrol emosinya sendiri.
"Malam ini aku tidur di tempat ini." Gumam sang guru bangkit dari tempatnya duduk. Kemudian berbaring dengan nyaman di atas ranjang.
"Guru bisa menginap di penginapan bukan?" Tanya Qing Shuang.
"Dengan rambut putihku yang indah ini? Maka dalam semalam akan tersebar berita di seluruh kekaisaran bahwa guru negara turun gunung. Aku tidak ingin penginapan menjadi begitu berisik, aku tidak ingin tiba-tiba disajikan hiburan wanita menari berpakaian minim. Musik yang keras dan aroma arak yang menyengat. Setiap detik para pejabat akan silih berganti menemuiku. Aku benar-benar malas..." Ucap guru negara berbaring di ranjang Qing Shuang.
"Tapi aku adalah anak gadis. Dan kamu pria, mengerti batasan?" Tanyanya berusaha tersenyum.
Tapi Guru Negara masih berbaring dengan ekspresi masa bodoh."Ada yang namanya pelatihan ganda."
"Pelatihan ganda hanya untuk pasangan kekasih atau pasangan suami-istri. Memang guru pernah mengikuti pelatihan ganda?" Tanya Qing Shuang penasaran setengah mati.
Karena... karena pelatihan ganda bukan hanya dapat saling menyembuhkan, tapi juga berbagi kemampuan, melalui jalan... berhubungan, adegan 21+, bercinta. Istilah lainnya dirinya penasaran apa manusia berusia 256 tahun ini masih perjaka.
"Tidak, aku jenius alami. Jadi tidak memerlukan pelatihan ganda semacam itu." Jawaban dari sang guru melirik ke arah Qing Shuang."Tidak tidur?" Lanjutnya bertanya, menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya.
Guru negara adalah sosok yang tidak dapat ditolak oleh wanita manapun. Wajahnya yang begitu rupawan, senyuman begitu dingin, sifatnya yang tenang dan...bentuk tubuhnya di balik pakaian begitu indah.
Qing Shuang menghela napas berusaha mengalah. Mengambil selimut dan bantal kemudian tidur di atas lantai. Lagipula dirinya hanya seorang murid. Memberikan tempat tidur pada gurunya yang laknat sudah seharusnya.
Namun, malam semakin gelap, lilin-lilin telah dimatikan. Hanya sinar bulan sebagai satu-satunya penerangan. Perlahan pemuda berambut putih panjang itu mengangkat tubuhnya yang berbaring di lantai yang dingin. Wajahnya tersenyum teduh, meletakkan tubuh muridnya di atas tempat tidur.
"Jangan menikah lagi. Temani aku tinggal di kuil ya?" Pintanya merapikan anak rambut Qing Shuang. Pupil mata yang begitu indah, benar-benar rupawan tanpa celah.
Sang guru yang terdiam sejenak, menyadari ada sesuatu yang aneh.
***
Sementara di luar sana, 10 orang prajurit bayangan milik Xuan Zhan mengawasi. Tujuan mereka hanya mencari informasi.
Tapi.
Ada sekitar 5 orang penyusup, dengan level kemampuan cukup tinggi. Lebih tepatnya pembunuh bayaran yang dikirim oleh Han Feng. Bergerak cepat menuju ruangan tempat Qing Shuang berada.
Prajurit bayangan milik pangeran Xuan Zhan hendak bergerak menyelamatkan Qing Shuang. Tapi baru bergerak hendak mendekat tiga langkah.
Brak!
Salah seorang pembunuh terpental, hingga pintu hancur. Berakhir jatuh di kolam bunga teratai.
"Apa yang terjadi?" Gumam prajurit bayangan yang dikirim oleh pangeran Xuan Zhan. Memutuskan mundur kembali bersembunyi, memberi aba-aba pada 9 orang lainnya juga untuk kembali bersembunyi.
Level kemampuan para pembunuh itu sudah berada di atas kemampuan pendekar biasa. Dapat dikatakan berada di atas kemampuan mereka.
Seorang pemuda memakai pakaian putih bergerak keluar, terlihat anggun. Rambut putih panjangnya, sudah jelas siapa. Terlebih dari wajahnya yang rupawan.
"Guru Negara?" Mereka yang diam-diam menyaksikan hanya dapat menahan napasnya. Jangankan bergerak, atau bersuara bernapas saja rasanya sungkan.
Melihat dengan mata kepalanya sendiri. Pemuda berambut putih panjang dengan membawa kipas di tangannya itu melayang turun.
Dua orang pembunuh bergerak mengayunkan pedang mereka. Melompat ke arah sang pemuda berambut putih yang masih berdiri di atas bunga teratai kecil tengah kolam.
"Jangan terlalu berisik." Gumamnya, kala mereka mendekat. Menangkis serangan pedang dengan cepat menggunakan sebuah kipas. Entah pemuda ini berada di tingkatan apa. Para pengawal bayangan milik pangeran Xuan Zhan hanya dapat menatap kagum.
Srak!
Srak!
Kipas mengayun, entah sejak kapan. Serangan sama sekali tidak terlihat. Dua orang pembunuh tertebas oleh kipas? Darah terciprat, kedua orang terpental bersamaan. Terjatuh mengambang di kolam bunga teratai.
Guru negara tetap terlihat tenang masih memijak bunga teratai kecil. Tanpa terjatuh sama sekali, tanpa merusak bunga sama sekali. Seakan-akan seringan angin.
Sudah ada 3 mayat saat ini yang mengambang di kolam bunga teratai. Ketiga orang ini bukan pendekar biasa, itu sudah pasti dari kemampuan dan gerak gerik mereka terlihat.
Dua orang lainnya yang bersembunyi di dalam air, melompat menyerang Ming Yuan dari belakang. Pedang mereka menyala mengeluarkan sinar kebiruan.
Srak!
Brak!
Kepala keduanya dipukul menggunakan kipas. Benar-benar aneh apa sebenarnya bahan kipas ini? Kepala kedua orang pembunuh itu pecah.
Total sudah 5 mayat yang mengambang di atas kolam bunga teratai.
Benar-benar pria dingin, kejam, mengerikan. Itulah sosok guru negara di mata para prajurit bayangan. Pria berambut putih panjang itu masih memunggungi mereka. Kipasnya perlahan terbuka, noda darah dihempaskan dari kipasnya.
Kemudian sedikit melirik ke belakang tempat mereka bersembunyi di balik semak-semak.
Aneh! Entah sejak kapan terdapat jarum es mengambang dekat area leher mereka.
"Jika kalian bukan musuh, singkirkan mayatnya dan perbaiki pintunya. Jangan pernah katakan pada siapapun tentang kehadiran guru negara. Karena leher kalian begitu indah saat dikoyak." Hanya itulah yang diucapkan Ming Yuan, kembali melangkah masuk ke dalam kamar muridnya.
puluhan jarum es yang menodong leher mereka bersepuluh menghilang tiba-tiba. Bersamaan dengan kepergian Ming Yuan.
"Ketua...apa kita perlu melaporkan ini pada pangeran ke 7?" Tanya salah seorang prajurit bayangan pada pimpinan mereka.
"Guru negara adalah orang yang tidak bisa disentuh. Titahnya sama dengan titah kaisar. Jangan pernah mengusiknya." Ucapnya dengan wajah pucat pasi.
Tidak akan melaporkan yang terjadi malam ini pada pangeran Xuan Zhan. Semuanya memutuskan untuk bungkam. Orang yang mereka hadapi akan... terlalu berbahaya.
***
Perlahan mata Qing Shuang terbuka, rasanya begitu segar setelah dapat tidur dengan nyenyak. Hari ini dirinya akan kembali ke kediaman perdana menteri. Guna menunggu dekrit dari kaisar selanjutnya.
Tapi... tubuhnya terasa berat seperti ada yang menindih. Kala dirinya melirik ke arah samping, pemandangan indah terlihat. Bagaimana bisa ada makhluk dengan rupa seperti ini?
Rambut putih panjangnya, wajahnya yang rupawan masih terlelap. Tunggu dulu! Kenapa dirinya ada di ranjang gurunya? Kenapa gurunya malah tidur seperti layang-layang. Kaki dan tangan terbentang.
"Guru bangun!" Ucapnya mengguncang tubuh Ming Yuan.
Perlahan mata itu terbuka kemudian berucap."Mana sarapannya, aku lapar."
🤣🤣🤣🤣
Semoga inginmu segera menjadi nyata
sebenarnya othor kyknya punya masalah pribadi nih sama Ming yuan😜
gawat ini
itu calon istri gurunya
bisa pulang ga pada ada nyawanya ntar🤣🤣
semoga semua yang kamu cita cita kan terkabul semua nya 🤲
Dan ini terjadi pada Ming Yuan menunggu pengantinnya utk mencabut kutukan,klo dia lama pergi dri kuil semakin dekat dengan mautnya,
semoga tebakanku bener ya Thor 😁