NovelToon NovelToon
Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: mitha

Gagal menikah!One night stand dengan pria asing yang tak dikenalnya.
Anggun terancam dijodohkan oleh keluarganya, jika dia gagal membawa calon suami dalam acara keluarga besarnya yang akan segera berlangsung.
Tapi secara tak sengaja berpapasan dengan pria asing yang pernah bermalam dengannya itu pun langsung mengajak si pria menikah secara sipil.Yang bernama lengkap Sandikala Mahendra.Yang rupanya Anggun tidak tahu siapa sosok pria itu sebenarnya.
Bukan itu saja kini dia lega karena bisa menunjukkan pada keluarga besarnya jika dia bisa mendapatkan suami tanpa dijodohkan dengan Darma Sanjaya.
Seorang pemuda playboy yang sangat dia benci.Karena pria itu telah menghamili sahabat baik Anggun tapi tidak mau bertanggung jawab.Pernikahan asal yang dilakukan Anggun pun membuat dunia wanita itu dan sekaligus keluarga besarnya menjadi berubah drastis dalam sekejap.

Akankah pernikahan Anggun berakhir bahagia?Setelah mengetahui siapa sosok pria itu sebenarnya?Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Pagi itu, di ruang kerja yang luas dengan jendela menghadap ke taman belakang, Anggun duduk bersandar di sofa dengan tablet di tangan.

Di seberangnya, Kala berdiri di dekat meja, menyesap kopi sambil menatap layar laptopnya.

“Baiklah, mari kita lihat jadwal kita minggu ini,” kata Anggun, suaranya datar, seolah sudah menduga ada hal yang akan membuatnya kesal.

Kala mengangkat alis. “Aku lebih suka mendengar suaramu saat kau membacakan jadwal itu. Jadi, silakan, Nyonya Kala.”

Anggun mendengus. “Berhenti memanggilku begitu.”

Kala terkekeh dan mengangkat kedua tangan, menyerah. “Baiklah. Lanjutkan.”

Anggun menghela napas sebelum mulai membaca. “Hari ini, kau harus menghadiri rapat dengan investor di kantor pusat. Setelah itu, makan siang dengan klien dari Singapura.”

Kala mengangguk santai. “Seperti biasa.”

Anggun melirik ke layar tablet. “Sorenya, ada fitting jas untuk gala dinner minggu depan.”

Kala mendecak pelan. “Fitting lagi? Aku punya cukup jas, kenapa harus fitting terus?”

Anggun mengangkat bahu. “Bukan aku yang mengatur, sekretarismu yang melakukannya.”

Kala menggeleng kecil, tapi tidak berkomentar lebih lanjut.

Anggun melanjutkan, “Dan besok…” Ia terdiam sejenak, lalu mendongak menatap Kala.

Pria itu menyesap kopinya dengan santai. “Apa?”

Anggun mengerutkan kening. “Besok siang kau harus berangkat ke Malang. Ada sejumlah proyek baru yang sedang dibangun.”

Kala mengangguk. “Ya, aku tahu.”

Anggun mengerang pelan. “Dan kau ingin aku ikut?”

Kala tersenyum tipis. “Tentu. Akan lebih menyenangkan jika kau ada di sana.”

Anggun memutar matanya dan kembali menatap layar tablet. “Sayangnya, aku tidak bisa. Aku harus menghadiri acara sosial komunitas istri pengusaha.”

Kala tertawa kecil. “Kedengarannya menyenangkan.”

Anggun menatapnya tajam. “Bagimu, mungkin. Bagiku? Tidak.”

Kala menahan senyum. “Lalu, setelah itu?”

Anggun menghela napas panjang, seolah sedang membaca daftar hukuman. “Malamnya, aku harus menghadiri pesta ulang tahun istri gubernur.”

Kala mengangguk pelan. “Kedengarannya seperti minggu yang sibuk.”

Anggun menatapnya dengan ekspresi kesal. “Ya, sangat sibuk. Jika aku tahu akan seperti ini, aku lebih memilih jadi pegawai rendahan saja.”

Kala tertawa kecil dan mendekatinya, lalu mengusap kepalanya dengan lembut. “Tapi kalau begitu, kau tidak akan jadi Nyonya Kala.”

Anggun mendengus. “Dan aku juga tidak perlu menghadiri acara-acara membosankan ini.”

Kala hanya tersenyum, menikmati ekspresi kesal istrinya yang baginya justru terlihat menggemaskan. “Jangan khawatir. Aku akan segera kembali, dan mungkin kita bisa menghabiskan waktu hanya berdua.”

Anggun menatapnya, berusaha menahan senyum kecil yang hampir muncul di bibirnya. “Janji?”

Kala mengangguk. “Janji.”

Namun, di dalam hati Anggun, ia tahu janji semacam itu selalu sulit ditepati ketika mereka terjebak dalam dunia bisnis dan tuntutan sosial.

dan mengusap kepala Anggun dengan lembut.

"Kau bisa datang menyusul jika sempat," ujar Kala, nada suaranya tenang seperti biasa.

Anggun mendengus dan melipat tangan di dada. "Dan meninggalkan semua agenda ini? Mustahil. Aku sudah dijebak dalam lingkaran sosial ini sejak kita menikah."

Kala tertawa kecil. "Bukankah itu bagian dari menjadi Nyonya Kala?"

Anggun melotot. "Aku tidak pernah mengajukan diri untuk peran ini."

Kala mengangkat bahu dengan senyum tipis. "Tapi kau melakukannya dengan baik."

Anggun memutar matanya dan kembali mengaduk tehnya. Ia tahu berdebat dengan Kala hanya akan berujung pada dirinya sendiri yang semakin kesal. Kala selalu punya cara untuk membalikkan situasi dengan kata-kata santainya.

Siang itu, sebelum berangkat ke Malang, Kala menyempatkan diri untuk makan siang bersama Anggun.

"Kau yakin tidak ingin ikut?" tanya Kala sekali lagi sambil menyuapkan makanan.

Anggun menatapnya sambil mengunyah. "Kalau aku ikut, siapa yang akan menghadiri acara sosial itu? Kau?"

Kala terkekeh. "Aku bisa menyamar jadi kau, mungkin dengan wig dan gaun."

Anggun mencebik. "Lucu sekali."

Kala mengulurkan tangan dan meraih jemari Anggun, menggenggamnya lembut. "Jangan terlalu stres. Ini hanya beberapa hari. Aku akan segera kembali."

Anggun menatap tangan mereka yang saling menggenggam, lalu mendesah pelan. "Aku tahu."

Ia benci mengakuinya, tetapi jauh di dalam hatinya, ia merasa sedikit enggan membiarkan Kala pergi. Sejak mereka tinggal bersama, hari-hari mereka selalu penuh dengan kejutan, entah dari tamu yang datang tanpa diundang atau sekadar percakapan kecil di meja makan seperti ini.

Mungkin, tanpa ia sadari, kehadiran Kala mulai menjadi bagian penting dalam hidupnya.

Kala melepaskan genggaman tangannya perlahan dan bangkit dari kursinya. "Aku harus berangkat sekarang."

Anggun mengangguk pelan, berusaha menutupi rasa enggannya.

Saat Kala berjalan menuju pintu, ia berhenti sejenak dan menoleh ke belakang. "Jangan terlalu menikmati peran sebagai Nyonya Kala sampai lupa padaku."

Anggun mencibir. "Aku lebih mungkin lupa cara tersenyum daripada melupakanmu."

Kala tertawa sebelum akhirnya melangkah keluar rumah.

Anggun berdiri di depan jendela, menatap mobil Kala yang perlahan menjauh.

Ia menghela napas panjang.

Beberapa hari tanpa Kala mungkin akan lebih sepi dari yang ia kira.

1
yuning
anggun
chloe
next
chloe
lanjut
yuning
semua akan kalah dengan yg namanya "nyaman"
chloe
lanjut
yuning
akhir yang tanpa akhir
chloe
lanjut
yuning
aku ikutan meleleh Kala
chloe
lanjut
yuning
manisnya Mr Kala
chloe
lanjut
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kamu juga mas Kala 🥰🥰
yuning
kamu juga suamiku , jangan lupa mimpikan aku
chloe
lanjut
yuning
Karena kamu sangat romantis Mr Kala
yuning
anggun yang jadi nyonya Kala tapi kenapa aku yang merasakan manisnya
chloe
lanjut kak
chloe
lanjut
yuning
tenanglah anggun, Kala lelaki yang berprinsip
yuning
- + mulai saling tarik menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!