NovelToon NovelToon
MISTERI SANG PEWARIS

MISTERI SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas dendam pengganti
Popularitas:530
Nilai: 5
Nama Author: YNFitria

Hana dan Kinan dinyatakan meninggal dalam kebakaran rumah yang dasyat. Daud sebagai suami terpaksa menerima kenyataan tersebut setelah jenazah keduanya ditemukan kosong di dapur rumah mereka. Lalu bagiaman dengan aset yang ditinggalkan Hana yang diwariskan dari almarhum orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YNFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

Domo sudah melaporkan apa yang didapatkan oleh Gareng kepada Firzan dan Hanif.

"tempat yang didatanginya tak ada yang mencurigakan, hanya tempat yang biasa didatangi orang pada umumnya. Antara memang seperti itu atau ada yang sedang dia tutupi" ucap Hanif usai mendengarkan laporan Domo

"Bengkel yang paling sering dia datangi bos kata mas Gareng. Tapi dia memang pakai motor antik" Tambah Domo

"Hmm.. Fir, kamu cari tahu gudang tempatnya bekerja. Dapatkan informasi sebanyak mungkin dari sana" perintah Hanif

"Siap bos" jawab Firzan

"Malam ini saya mau ke tempat mas Gareng lagi bos, latihan. Bos ada perlu lain gak sepulang kantor" Tanya Domo

"Gk ada Mo, kamu boleh pulang dulu, biar Firzan yang bawa mobil" ujar Hanif

"Gak perlu bos, biar nanti pakai motor saja, saya pulang ke ruko dulu sekalian ketemu anak-anak" jawab Domo

"ok, terserah Mo" jawab Hanif

"ya, lagian ngapain bawa mobil kesana, nanti dipake pamer ke cewek" cibir Firzan yang mendapat reaksi sentilan dari Domo, sampai dia menjerit. Firzan hanya tertawa meninggalkan mereka menuju kursinya.

Hubungan kerja sebagai atasan dan bawahan memang profesional, tapi mereka berawal sebagai teman satu pondok. pertemanan itu tetap terjaga dan menghadirkan suasana santai di waktu tertentu seperti saati ini

****

Mela melangkah masuk

melalui selasar samping menuju bagian belakang yang difungsikan sebagai arena latihan.

Matanya menangkap Tita pelatihnya sedang berlatih bersama seseorang. Tak mau menganggu, Mela menuju ruang ganti yang bersebelahan dengan toilet dan menempel ke bangunan rumah utama. Mengganti pakaiannya dengan pakaian untuk berlatih. Bukan pakaian beladiri umumnya, tapi seperti baju sport yang nyaman, lebih seperti pakaian untuk gym. Mela keluar dan menyimpan tas besarnya di kursi kayu, lalu mulai pemanasan.

Mela tahu Tita melatih beberapa orang perempuan secara private, menyesuaikan kesibukannya. Siang hari di waktu tertentu ada anak-anak yang berlatih dengan salah satu murid Babe Gareng yang juga berprofesi sebagai satpam di sebuah pabrik. Meskipun tidak menghasilkan materi yang banyak tapi mereka melakukannya dengan senang dan tulis. Maklum sekalian menyalurkan hobi. Sementara Tita fokus melatih para perempuan untuk olahraga dan kebanyakan untuk perlindungan diri. Itu sebabnya Tita yang menguasai lebih dari satu ilmu bela diri yang diajarkan ayahnya lebih banyak mengajarkan latihan praktis yang dia modifikasi.Hampir tiap malam dia melatih, itupun membatasi karena tak ada waktu untuk melatih banyak orang.

malam ini Mela meminta jadwal latihan karena sudah seminggu absen disibukkan pekerjaan, Tita menyanggupinya dengan syarat Mela mau berlatih bersama salah satu orang lainnya. Dan rupanya yang dimaksud Tita sudah datang lebih dahulu.

Mel sudah pemanasannya? Ayo langsung mulai " ujar Tita pada Mela

"Sudah, langsung saja?" tanya Mela ragu karena Tita baru saja selesai.

"Iya, ayok sudah malam kita ga punya banyak waktu. 30 menit berlatih denganku, istirahat sebentar lanjut sparing sama Nani " ujarnya sambil menunjuk perempuan yang terlihat kelelahan. "Edan" pikir Mela

"Memang dia gak cape?" tanya Mela ragu.

"Nan, istirahat 30 plus 15, habis itu sparing sama Mela seperti kataku tadi ya" daripada bertanya ini lebih ke perintah. Nani hanya mengangguk dan mengacungkan jempol. Mau bagimana lagi

"Kita latihan ringan saja, karema kamu nanti cuma dapat 15 menit istirahat" ujar Tita. Lalu dimulailah sesi latihan Mela dan Tita.

Dan ya, perempuan satu lagi yang berlatih dengan Tita tadi adalah Nani. Sudah beberap bulan dia berlatih secara private dengan Tita. Nani mendapatkan informasi dari teman kuliahnya dulu yang kebetulan satu smp dengan Tita. Tentu saja Nani tertarik berlatih dengan Tita secara private pula. Jadi tidak harus bertemu banyak orang dan bukan tempat latihan yang hits. Terlebih Tita mengajarkan martial art yang di ramu sendiri menyesuaikan kebutuhan yang paling sering diperlukan kaum wanita setidaknya untuk perlindungan diri sendiri. Tita menyebutkan beladiri praktis. Tadi pas datang Tita sang pelatih bilang hari ini ada satu orang yang akan bergabung, dan meminta kesediannya untuk sekalian berlatih sparring. Menurutnya ini kesempatan bagus mengukur kemajuannya jadi Nani setuju.

Tak terasa 30 menit berlalu, sesi latihan Tita dan Mela usai. Mela langsung bersender di sebelah Nani setelah mengambil botol minumnya.

"Hai, Mela" ucapnya mengulurkan tangan mengajak kenalan lebih dahulu

"Nani" jawannya singkat

"Sudah lama latihan disini? tanya Nani ingin tahu.

"Lumayan hampir dua tahun" jawab Mela

"Wah lama dong, aku baru mau 6 bulan" jawab Nani

"Yah lama sebentar gak ngaruh, Tita bilang nambah stamina dan kelincahan" kekeh Mela

"Padahal mbak Tita dua jam ngajar full saja masih bugar" kata Nani iri, padahal dia sebelum latihan martial art ini juga rutin olahraga. Seminggu lima kali dia pasti ke ikut gym, karena keanggotannya terlanjur diperpanjang selama setahun. Dahulu Hana yang menyuruhnya dan membayarkan iuran keanggotannya. Jadi daripada mubadzir dia selalu rutin datang dan latihan, apalagi sejak perpanjangan terakhir menggunakan uangnya sendiri yang otomatis didebet. Bedanya sekarang 2 kali semingu dia alihkan ke pilates yang baru buka di studio olahraga tempatnya jadi member. Hanya satu sampai dua kali saja ke ruang gym, dan seminggu sekali berlatih bela diri.

"Tita bagun pagi langsung latihan, malam juga begitu. Padahal kadang dia puasa juga. Tapi sudah terlatih dan terbentuk. Mantan atlet" ucap Mela. Nani mengangguk.

Mereka berdua ngobrol sambil istirahat menunggu sesi sparring. Tak lupa bertukar nomor ponsel. Sampai akhirnya Tita memanggil mereka untuk mulai sesi sparring.

Seperti yang diprediksi Tita, kedua muridnya ini memiliki kemampuan yang hampir sama sekalipun lebih dulu Mela yang berlatih. Nani fisknya lebih kuat dan lebih fokus. Tapi keduanya sama-sama tangguh. Yang tak saling diketahui kedua orang tersebut dan juga Tita sebagai pelatih adalah alasan mereka begitu ingin tangguh. Keduanya memiliki latar belakang kehidupan yang membuat mereka harus waspada bahkan dari anggota keluarga mereka sendiri. Mereka memilih untuk menjadi kuat demi diri sendiri dan keluarga. Alasan utama mereka berlatih beladiri memang itu,sehingga determinasi mereka tinggi.

Saat mereka sparring, Domo yang belum lama datang dan menuju ruang latihan menunggu Gareng terpana.

"Bagaiman bisa kedua orang itu ada disana? Apa mereka saling kenal?" batin Domo. "Bisa-bisanya mereka berdua sparring disini. Semesta ngajak bercanda ini" Domo menggeleng, lalu memilih menonton adegan di depannya

"Edan, ternyata cewek -cewek sangar juga. Padahal mukanya lembut semua"

Lagi Domo membatin.

Tak lama Mas Gareng muncul dan menepuk Domo

"Sampai ngeces Mo" komentar Gareng menertawakan Domo yang serius melihat Mela dan Nani

"Bos Hanif kenal keduanya mas, jadi kaget liat mereka disitu?" ujar Domo

Gareng mengingat dulu Hanif pernah menayakan Mela. Tapi ternyata Nani juga kenal Hanif.

"weleh-weleh" batin Gareng.Dunia itu luas tapi sempit. Semua orang memikiki keterikatan dan ketertarikan yang aneh. Gareng bahkan tak sengaja tahu Hadi adalah salah satu teman dan anggota perkumpulan beladiri yang didirikan teman lamanya. Secara pribadi tidak saling kenal, kebetulan sekali ada di lingkaran sama tanpa saling tahu, atau belum

"dunia memang sempit Mo" akhirnya Gareng berkomentar, lalu mereka sama-sama memperhatikan Mela dan Nani dalam diam sampai akhirnya Tita menyuruh mereka berhenti. Keadaan seimbang. Mereka sama-sama kuat

Merka berdua kembali duduk menyender sambil minum. Nafas mereka ngos-ngosan. Nani yang lebih dulu melihat dan menyadari keberadaan Domo. Tentu saja dia mengenalnya sebagai driver Hanif. Tapi ternyata dia juga disini, berarti kenal Gareng dan Tita.

Domo sudah sampai di depan mereka berdua sebelum Nani sempat menegurnya.

"Kalian berlatih disin? Saling kenal?" tanya Domo langsung

Mela mendongak dan melihat driver Hanif, yang namanya entah Domi atau Domo, karena Mela lupa dan jarang berinteraksi.

Sebelum keduanya menjawab, suara Tita terdengar lebih dahulu

"kamu kenal mereka mas Mo? Kenal dimana?" tanya Tita sambil ikut mendeprek duduk

Domo melirik ke arah Tita, dari sudut mata dilihatnya Gareng menuju ke arah luar. Entah mau apa. Padahal niatnya Domo mau latihan disini.

"saya lebih penasaran kok bisa mereka latihan disini" ujar Domo

"mbak Tita kenal mas Domi?" tanya Nani

Tita mengagguk, mas Mo ini sebenarnya bisa dibilang paklek ku, tapi kebiasaan manggil mas" jawab Tita.

Nani berohh ria, sementara Mela kaget.

"Sial, jangkauan Hanif bener-bener" rutuk Mela tak suka. Meski bukan masalah besar, tapi tempat ini adalah salah satu tempat rahasia dan favoritnya.

1
Heru Ardi
mkn pnasaran/Determined/
Heru Ardi
lanjooot
Tsuyuri
Menakjubkan!
Heru Ardi
wow pasti pada mau warisan ..ribut nanti. lanjut thor
Heru Ardi
ceritanya bikin penasaran/Grimace/ lanjutannya dooong
Heru Ardi
mantap, lanjuuut tor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!