Sahabat Jadi Cinta

Gisel sendiri tertidur di atas kasur bulu tebal yang dia gelar di ruang tengah tempat bang Vano bekerja.

Gisel mengangkut karena terlalu lama menunggu bang Vano pulang dari berbelanja.

Ceklek

Pintu terbuka Vano masuk membawa banyak belanjaan di tangan nya,saat Vano menoleh ke ruang tengah ternyata Gisel sudah tidur.

"Gadis nakal,bukan nya tidur di dalam kamar malah tidur di luar. "ucap Vano masuk secara perlahan dan meletakan semua barang belanjaan di atas meja.

Vano masuk kedalam kamar dan menggambil selimut untuk Gisel, dan perlahan Vano menyelimuti tubuh Gisel.

"Kata nya lapar,tapi malah tidur. "kekeh Vano yang segera membongkar belanjaan nya.

Vano pun menyusun semua itu di dalam kulkas dan memisahkan bahan masakan yang akan dia buatkan untuk Gisel.

Vano memasak ayam rica-rica sesuai pesanan tuan putri yang sedang tidur itu.

"Abang. "rengek Gisel yang mengusap mata nya berdiri di depan pintu dapur.

"Kenapa hmm.?"tanya Vano mengelap tangan nya dan menghampiri Gisel.

"Jajan ku mana.?"tanya Gisel seperti anak kecil yang membuat Vano terkekeh.

"Bangun tidur itu cuci muka dulu, baru nyari yang lain."ucap Vano menuntun Gisel ke dekat wastafel untuk mencuci wajah.

Gisel menurut saja saat bang Vano mencuci wajah nya ,karena jujur saja Gisel sedang mager sekali bergerak.

Vano juga mengeringkan wajah Gisel dengan tisu yang dia ambil di ruang tengah.

"Udah,sekarang tuh periksa kulkas udah ada jajanan kamu,sama itu di atas meja."tunjuk Vano yang segera kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakan nya.

Gisel sendiri mata nya berbinar dan mengambil jajanan yang di belikan bang Vano untuk nya.

"ABANG BOLEH NONTON DI LAPTOP ABANG KAN.?"tanya Gisel berteriak.

Vano pun muncul dan mencarikan film untuk di tonton oleh Gisel, agar gadis itu dapat tenang.

"Jangan banyak-banyak makan ini,ayam rica-rica nya mau masak, makan nasi dulu oke."ucap Vano yang di angguki oleh Gisel.

Vano pun kembali kedapur karena masakan nya sedikit lagi akan selesai,dan dia juga Gisel bisa makan siang bersama.

Tak lama masakan Vano siap dan dia pun mengambilkan makanan untuk diri nya dan Gisel, Vano juga memasang meja untuk tempat mereka makan dan juga meletakan laptop yang di tonton oleh Gisel.

"Emmm enak banget. "ucap Gisel saat melahap ayam yang di potong dadu oleh bang Vano.

"Pasti enak,kan abang yang bikin."ucap Vano dengan wajah sombong nya.

"Iya bapak chef Vano yang terbaik."ucap Gisel dengan mengacungkan jempol kepada bang Vano.

Kedua nya makan dengan lahap dan sesekali tertawa karena film yang mereka tonton.

"uhh kenyang banget. "ucap Gisel yang mengelus perut nya.

"Makan buah dulu. "ucap Vano dari dapur membawa sepiring buah apel dan pear yang sudah dia potong.

"Iya abang,makasih ya."ucap Gisel menerima buah itu dan memakan nya dengan garpu.

"Karena abang aku jadi cepet sembuh nya,makasih ya udah selalu jagain dan rawat aku bang."ucap Gisel yang memang sangat berterima kasih dengan ada nya bang Vano yang selalu menjaga nya.

"Sama-sama,yang penting kamu harus sehat dan juga kalau kerja jangan terlalu fosir tenaga, jaga kesehatan oke."ucap Bang Vano mengelus kepala Gisel.

"Iya abang."jawab Gisel mengangguk patuh kepada bang Vano.